Determinan Perceraian di Jakarta Timur Tahun 2014 (Studi Data Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri)

Nugrahayu Suryaningrum(1),


(1) Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Abstract

The amount of divorces in Jakarta contributes to high divorce in Indonesia. East Jakarta is a city with an increasing amount of divorces from 2010-2014 and has the highest amount in Jakarta in 2014. Research on divorce was analyzed by considering the duration until divorce occurred, so Survival Analysis was used to determine demographic and socio-economic variables that influenced divorce.Data sourced from the 2014 archive of the Religious Courts and East Jakarta District Courts. The results of the analysis using Weibull Regression with 5% significance, variables that are at high risk in East Jakarta are couples who do not have children at their marriage, the gap of age at least 5 years, wife and husbands who worked, and the reasons for domestic violence, irresponsibility, family disharmony and economic problems also positively affected the risk of divorce in East Jakarta in 2014.

Keywords

Survival Analysis; Weibull Regressio; Hazard Function; Demography; Social Economic

Full Text:

PDF

References

Adegoke, T. G. (2010). Socio-cultural Factors as Determinants of Divorce Rates among Women of Reproductive Age in Ibadan Metropolis, Nigeria. Study Tribes Tribals, 8(2), pp. 107-114.

Ahmad, S. (2002). Analysis of Muslim Marriages Using Survival Data – A Case Study [Thesis]. Selangor: University Putra Malaysia.

Apriawan, D. (2013). Pengaruh Variabel-variabel Demografi dan Sosial Ekonomi terhadap Keputusan Pasangan Suami Istri untuk Bercerai (Studi Data Pengadilan Agama Kota Jakarta Timur tahun 2012. [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2010). Sensus Penduduk 2010. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2014). Perkembangan Upah Minimum Regional/Propinsi di Seluruh Indonesia 1997-2014, Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Cakung dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Cipayung dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Ciracas dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Duren Sawit dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Jakarta dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Kecamatan Jatinegara dalam Angka 2015.

Badan Pusat Statistik. (2015). Makasar dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Pasar Rebo dalam Angka 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Daerah Kecamatan Kramat Jati 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Daerah Kecamatan Matraman 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Daerah Kecamatan Pulogadung 2015. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (2015). Survei Penduduk Antar Sensus 2015.Jakarta:BPS.

Bumpass, M. & Sweet. (1991). The Impact of Family Background and early Marital Factors on Marital Disruption. Journal of Family Issues, 12(1).

Cahyaningtyas, Anisah. (2015). Variabel-Variabel yang Memengaruhi Perceraian di Pengadilan Agama Wonosari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014. [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Dariyo. (2004). Memahami Psikologi Perceraian dalam Keluarga. Jurnal Psikologi, 2(2).

Departemen Kesehatan. (2009). Pengkategoran Umur.

Fachrina dan Anggraini. (2007). Penyesuaian Kembali (Readjustment) Peran dan Hubungan Sosial Pasangan Yang Bercerai. Padang: Universitas Andalas.

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (5th ed). Jakarta: Erlangga.

Ihromi, T. (1999). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta: BPS.

Kleinbaum, David G. & Mitchel Klein. (2005). Survival Analysis: A Self-Learning Text (2nd ed). New York: Springer.

Lee, E. T. dan Wang, J. W.(2003). Statistical Methods for Survival Data Analysis (3th ed.). United State: Willey Interscience.

Lembaga Demografi FEUI. (2007). Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Ekonomi Universitas Indonesia.

Mahkamah Agung. Rekap Data Diterima dan Diputus: Badilag. Diakses melalui http://badilag.net/rekap-perkara-diterima-dan-diputus.

McKinnish, Terra G. (2005). Sexually-Integrated Workplaces and Divorce: Another Form of On the Job Search. Colorado: University of Colorado.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Putri, Z. H. S. (2012). Pengaruh Faktor Demografi dan Sosial Ekonomi Terhadap Risiko Perceraian Pasangan Suami Istri (Studi di Pengadilan Agama Kota Bogor Tahun 2011). [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Sanizah, R. & Hasfarizah. (2014). Determinant of marital Dissolution: A Cox Regression Model. Malaysia: Universiti Teknologi MARA.

Tresia, Diana. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perceraian di Sumatera Barat. [Skripsi]. Sumatera Barat: Universitas Andalas.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Forum Ilmu Sosial

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View FIS Stats