Pembuatan Carbon Black Berbasis Nanoserbuk Tempurung Biji Karet Menggunakan High Energy Milling

D Ramayana(1), I Royani(2), F S Arsyad(3),


(1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia
(2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia
(3) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia

Abstract

Tempurung biji karet merupakan limbah yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi tempurung biji karet adalah diproses menjadi carbon black. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari karbon dan mengolah tempurung biji karet menjadi carbon black berbasis nanoserbuk menggunakan High Energy Milling (HEM). Carbon black dibuat melalui proses karbonisasi dan aktivasi dengan larutan H3PO4, kemudian karbon dilakukan penghalusan menggunakan HEM. Untuk mengetahui kualitas karbon, karakteristik karbon aktif diuji kadar air, kadar abu, kadar zat menguap dan kadar karbon terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik arang aktif memenuhi standar SNI 06-3730-1995 yaitu kadar air (2,5%), kadar abu (3,5%), kadar zat menguap (23,5%) dan kadar karbon terikat (73%).

Rubber seed shell is a waste that has not been widely utilized. One effort to increase the economic value of rubber seed shell is processed into carbon black. This study aims to determine the characteristics of carbon and treat rubber seed shell into carbon black based nano powder  using High Energy Milling (HEM). Carbon black is made through carbonization and activation process with H3PO4 solution, then carbon is smoothing using HEM. To determine the carbon quality, the characteristics of activated carbon are tested for moisture content, ash content, volatile substance and bound carbon content. The results showed that the characteristics of activated charcoal fulfilled SNI 06-3730-1995 standard were moisture content (2.5%), ash content (3.5%), vapor content (23.5%) and bound carbon content (73% ).

Keywords

carbon black; HEM; shell of rubber seed

Full Text:

PDF

References

Buana ALLL. 2015. Pemanfaatan Bungkil dan Kulit Biji Karet Sebagai Bahan Bakar Alternatif Biobriket Dengan Perekat Tetes Tebu. Jurnal Teknik Mesin. 3(3):

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Luas Areal dan Produksi Karet. Jakarta:Direktorat Jenderal Perkebunan.

Fessenden RJ & Fessenden JS. 1982. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh Pudjaatmakan, A.H. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hussain R, Qadeer R, Ahmad M, Saleem M. 2000. X-Ray Diffraction Study of Heat-Treated Graphitized and Ungraphitized Carbon. Turk J Chem 24 (2000): 177-183.

Purnomo SE. 2010. Pembuatan Arang Aktif Dari Kulit Biji Kopi dan Aplikasinya Sebagai Adsorben Zat Warna Methylene Blue (Kation dan Naphthol Yellow (Anion)). Skripsi. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.

Purwanta HJ. 2008. Teknologi Budidaya Karet. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian

Rochman NT. 2009. Alat Pembuat Nanopartikel Made In Indonesia. Nano Indonesia.

Standar Nasional Indonesia. 1995. Arang Aktif Teknis (SNI 06-370-1995). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Indonesia

Suhendra D & Gunawan ER. 2010. Pembuatan Arang Aktif Dari Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Pengunaannya Pada Penyerapan Ion Tembaga (II). Mataram: Universitas Mataram.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.