KEANEKARAGAM MANGROVE DI WILAYAH TAPAK, TUGUREJO, SEMARANG

NKT Martuti(1),


(1) Gedung D6 Lt 1 Kampus Sekaran Semarang 50229

Abstract

Abstrak

__________________________________________________________________________________________

Konversi kawasan mangrove menjadi lahan tambak ikan/udang merupakan penyebab utama rusaknya ekosistem mangrove di Indonesia. Eksploitasi kawasan mangrove yang terus menerus dilakukan berpotensi mereduksi keanekaragaman spesies tumbuhan yang memiliki peran dan fungsi utama secara ekologis. Dusun Tapak merupakan salah satu wilayah di Kota Semarang yang ekosistem mangrovenya masih terjaga. Pengumpulan data primer pada penelitian ini meliputi pengukuran sebaran vegetasi mangrove. Data vegetasi mangrove dianalisis untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman. Pada tingkat pertumbuhan pohon, Avicennia marina merupakan spesies yang memiliki nilai penting tertinggi pada S II (300 %), S III (287,14 %), dan S IV (186,08 %), sedangkan spesies Rhizophora mucronata memiliki nilai penting tertinggi pada S I (232,06). Berdasarkan hasil analisis vegetasi mangrove di Wilayah Tapak, terdapat 5 spesies mangrove yang berhasil dijumpai, yaitu Rhizophora mucronata, Avicennia marina, Excoecaria aghalloca, Brugueira cylindrical, dan Xylocarpus mocullensis. Hasil penelitian dapat disimpulkan  bahwa Nilai Keanekaragaman mangrove wilayah Tapak rendah (0-0,469).  Hal ini dikarenakan ekosistem mangrove Wilayah Tapak merupakan ekosistem buatan, dengan jenis dan jumlah mangrove yang dominan terdiri dari Rhizophora mucronata dan Avicennia marina.

 

Abstract

__________________________________________________________________________________________

The conversion of the mangrove conservation area into fish/shrimp ponds has been the major cause of the destruction of mangrove ecosystem in Indonesia. The ongoing exploitation of mangrove area potentially reduces the plant species diversity of the area. The mangrove area in Tapak Sub-Village of Semarang City is relatively conserved. The primary data collected in this research consisted of the mangrove vegetation distribution. The mangrove vegetation data were then analyzed to obtain the Importance Value Index (IVI) and the Diversity Index. In the level of plant growth, Avicennia marina has the highest importance values at Station II (300 %), Station III (287,14 %), and Station IV (186,08 %), whereas Rhizophora mucronata has the highest importance value at Station I (232,06). The analysis of mangrove vegetation showed that in Tapak there were five species of mangrove, i.e. Rhizophora mucronata, Avicennia marina, Excoecaria aghalloca, Brugueira cylindrical, and Xylocarpus mocullensis. It can be concluded that the Diversity Value of mangrove in Tapak area is considered low (0-0.469).  The mangrove ecosystem in Tapak is actually artificial, in which Rhizophora mucronata and Avicennia marina dominated the area.

Keywords

Avicennia marin; mangrove; Rhizophora mucronata

Full Text:

PDF

References

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2010a. Pemetaan Potensi, Kerusakan dan Model Rehabilitasi Kawasan Pesisir Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2010b. Perikanan Dalam Angka. Pemerintah Kota Semarang.

Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara

Gunarto. 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung sumberhayati perikanan pantai. J Litbang Pertanian 23(1):15-21.

Indriani DP, Marisa H, & Zakaria. 2009. Keanekaragaman spesies tumbuhan pada kawasan mangrove Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) di kecamatan Pulau Rimau Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. J Penel Sains 12(3):1-4.

Jayatissa LP, Dahdouh-Guebas F, & Koedam N. 2002. A review of the floral composition and distribution of mangroves in Sri Lanka. Bot J Linn Soc 138: 29-43.

McIntosh RP. 1962. Raunkiaer’s “law of frequency”. Ecology. 43(3):533-535.

MacIntosh DJ & Ashton EC. 2002. A Review of Mangrove Biodiversity Conservation and Management. Centre for Tropical Ecosystems Research (cenTER Aarhus).

Maiti SK & Chowdhury A. 2013. Effects of Anthropogenic Pollution on Mangrove Biodiversity: A Review. J Environmental Protection 4 : 1428-1434

Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi 3. Penerjemah T. Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sengupta R. 2010. Mangrove Soldiers of Our Coasts. Mangrove For The Future India, 20, Anand Lok, August Kranti Marg. India.

Setyawan AD, Indrowuryatno, Wiryanto, Winarno K, & Susilowati A. 2005. Tumbuhan mangrove di pesisir Jawa Tengah: 1. Keanekaragaman jenis. J Biodiversitas 6 (2):90-94.

Setyawan AD & Winarno K. 2006. Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di Jawa Tengah dan penggunaan lahan di sekitarnya; Kerusakan dan upaya restorasinya. J Biodiversitas 7 (3): 282-291.

Susanto AH, Soedarti T, & Purnobasuki H. 2013. Struktur komunitas mangrove di sekitar jembatan Suramadu sisi Surabaya. J Bioscientiae 10(1):1-10.

Sulistiyowati H. 2009. Biodiversitas mangrove di Cagar Alam Pulau Sempu. J Sainstek 8(1): 59-61

Turner RE & Lewis RR. 1997. Hydrologic restoration of coastal wetlands. Wetlands Ecol Manag. 4 (2): 65-72.

Wilhem JT & Dorris. 1986. Fundamental of Ecology. New York: Drenker Inc.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.