ADSORPSI KROM(VI) OLEH ARANG AKTIF SERABUT KELAPA SERTA IMOBILISASINYA PADA BATAKO

N. Zuhroh(1), A. T. Prasetya(2), S. Haryani(3),


(1) Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengimobilisasi limbah arang aktif serabut kelapa yang telah menyerap ion logam Krom(VI) sebagai bahan campuran batako. Pada penelitian ini, arang dan arang aktif serabut kelapa dibandingkan kualitasnya dengan parameter uji kadar air, uji kadar abu dan uji daya adsorp iod. Krom(VI) diadsorpsi oleh arang aktif serabut kelapa untuk mengetahui pH optimum (1, 3 ,5, 7, dan 9) dan waktu kontak optimumnya (10, 30, 60, 120, dan 150 menit). Limbah arang aktif hasil adsorpsi selanjutnya dicampurkan pada batako. Batako direndam ke dalam larutan pendesorpsi pafa pH 1, 5, 7, 9, dan 13 selama satu minggu. Hasil penelitian menunjukkan arang aktif serabut kelapa memiliki kualitas yang lebih baik daripada arang serabut kelapa. Arang aktif serabut kelapa memiliki kadar air sebesar 4,57%, kadar abu sebesar 3,71% dan daya adsorp terhadap iod sebesar 414,9119 mg/g. Sedangkan pada arang serabut kelapa memiliki kadar air sebesar 9,10%, kadar abu sebesar 4,28% dan daya adsorp terhadap iod sebesar 302,9929 mg/g. pH dan waktu kontak optimum yang diperlukan arang aktif serabut kelapa untuk menurunkan kadar Krom(VI) adalah pada pH 3 dan pada waktu 2,5 jam. Konsentrasi Krom(VI) yang dilepaskan pada  pH 1, 5, 7, 9, dan 13 tidak terdeteksi sedangkan ketentuan baku mutu TCLP zat pencemar limbah untuk logam berat krom maksimal 5 ppm.

This research aims to immobilize active charcoal of coconut fibers wich have adsorbed Chromium(VI) ion as a mixture of brick. In this research, active charcoal and charcoal of coconut fibers will be compared to determine its quality using parameter test of water content, ash content and iod adsorption. Chromium(VI) was adsorbed by activated charcoal of coconut fibers to determine the optimum pH (1, 3 ,5, 7 and 9) and optimum contact time (10, 30, 60, 120 and 150 minute). Then, the activated charcoal will be used to make the brick. The brick is soaked in the solution at pH 1, 5, 7, 9and 13 for one week. The result shows that activated charcoal of coconut fibers have better quality than charcoal of coconut fibers. The water content of activated charcoal of coconut fibers is 4.57%, the ash content is 3.71% and the absorption of iodine is 414.9119 mg/g. While the water content of charcoal of coconut fibers is 9.10%, the ash content is 4.28% and the absorption of iod is 302.9929 mg/g. The optimum pH and equilibrium time that are required by activated charcoal of coconut fibers to reduce levels of Chromium(VI) is  on pH 3 and time 2.5 hours. The concentration of Chromium(VI) at pH 1, 5, 7, 9 and 13 is not detected while the standard quality of provisions contaminants TCLP heavy metal chromium waste for a maximum of 5 ppm. 

Keywords

adsorption; chromium(VI); active charcoal; brick; immobilization

Full Text:

PDF

References

Darmayanti N, Rahman & Supriadi. 2012. Adsorpsi Timbal (Pb) dan Zink (Zn) dari larutannya menggunakan arang hayati (biocharcoal) kulit pisang kepok berdasarkan variasi pH. J. Akad Kim 1(4): 159-165.

Hasrianti. 2012. Desorpsi Ion Cd2+ Dan Cr6+ pada Limbah Cair Menggunakan Kulit Singkong. Tesis. Makassar: Universitas Hasanudin.

Khusna H, Sunarto W & Alauhdin M. 2013. Analisis kandungan kimia dan pemanfaatan sludge industri kertas sebagai bahan pembuatan batako. Indo J Chem Sci 2(2): 131-135.

Munawar. 2010. Kesetimbangan sorpsi ion seng(II) pada partikel gambut. Jurnal Teknik Kimia Indonesia 9(3): 91-98.

Nur R. 2012. Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Serabut Kelapa. Skripsi. Papua: Universitas Negeri Papua.

Riapanitra A & Andreas R. 2010. Pemanfaatan arang batok kelapa dan tanah humus baturraden untuk menurunkan kadar logam krom (Cr). Jurnal Kimia 5(2): 66–74.

Siagian H & Dermawan A. 2011. Pengujian sifat mekanik batako yang dicampur abu terbang (Fly Ash). Jurnal Sains Indonesia 35(1): 23 – 28.

Sudiarta IW & Yulihastuti DA. 2010. Biosorpsi Kromium(VI) pada serat serabut kelapa hijau (Cocos nucifera). Jurnal Kimia 4(2): 158-166.

Sudiarta IW, Diantariani NP & Yulihastuti DA. 2011. Biosorpsi Cr(III) pada biosorben serat serabut kelapa teraktivasi amonium hidroksida (NH4OH). The Excellence Research: UNIVERSITAS UDAYANA.

Utomo MP. 2008. Efek Logam Berat terhadap Sifat Semen pada Proses Solidifikasi/Stabilisasi Limbah Berbahaya. Yogyakarta: Seminar Nasional Kimia.

Wankasi, Horsfall & Spiff AI. 2005. Desorption of Pb2+ and Cu2+ from nipa palm (Nypa fruticans Wurmb) biomass. Afr J Biotechnol 4(9): 923-927.

Widihati IAG. 2008. Adsorpsi Anion Cr(VI) oleh batu pasir teraktivasi asam dan tersalut Fe2O3. Jurnal Kimia 2(1): 25-30.

Widihati IAG, Suastuti DA & Nirmalasari MAY. 2012. Studi kinetika adsorpsi larutan ion logam kromium (Cr) menggunakan arang batang pisang (Musa paradisiaca). Jurnal Kimia 6(1): 8-16.

Yusuf MA & Tjahjani S. 2013. Adsorpsi ion Cr(VI) oleh arang aktif sekam

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.