RAMUAN HERBAL PADA AYAM RAS PETELUR KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Laily Agustina(1), Syahriani Syahrir(2), Sri Purwanti(3), Julius Jillbert(4), Anie Asriani(5), Jamilah Jamilah(6),


(1) Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
(2) 
(3) 
(4) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
(5) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
(6) 

Abstract

Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan kabupaten konsentrasi peternakan ayam ras di Sulawesi Selatan dan sangat rawan terjangkit penyakit flu burung. Ramuan herbal sudah banyak digunakan sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit pada unggas termasuk kasus flu burung. Unggas yang diberi ramuan herbal selaiin lebih sehat juga merupakan produk organik yang memiliki keunggulan dari produk yang menggunakan obat-obatan sintetik. Metode yang digunakan adalah PRA (Participatory Rural Appraisal)/RRA (Rapid Rural Appraisal). Metode pendekatan menyelesaikan masalah, meliputi penyuluhan, latihan dan kunjungan (Laku), pendidikan sekolah lapang (SL), demplot, pembimbingan dan pendampingan, learning by doing. Kegiatan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Teknologi yang diterapkan meliputi penggunaan ramuan herbal dan pengolahan feses ayam menjadi pupuk organik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peternak yang digunakan sebagai tempat demplot merupakan ketua kelompok maju yang menerima penerapan teknologi tepat guna dan memiliki kelompok binaan. Ramuan herbal mampu meningkatkan kualitas interior telur (warna kuning telur dan ketebalan kerabang telur).

Keywords

Ramuan herbal, Ayam petelur, Kualitas interior

Full Text:

PDF

References

Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal sebagai Feed Additive untuk Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. , Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Agustina, L., M. Hatta dan S. Purwanti. 2009. Penggunaan ramuan herbal untuk meningkatkan produktiftas dan kualitas broiler. 1. Analisis zat bioaktif dan uji aktiftas antibakteri ramuan herbal dalam menghambat bakteri gram positifh dan gram negatif. Pengembangan Sistem Produksi dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal untuk Kemandirian Pangan Asal Ternak. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Jatinangor, 21- 22 September 2009. Hal. 60-75

Agustina, L., M. Hatta dan S. Purwanti.2010. Penggunaan ramuan herbal untuk meningkatkan produktiftas dan kualitas broiler. 2. Uji Aktiftas antibakteri ramuan herbal terhadap masa kedaluarsa. Seminar Nasional Perspektif Agribisnis Peternakan di Indonesia. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto, 10 April 2010. Hal. 143.

Agustina, L., M. Hatta dan S. Purwanti, dan Wahyuni. 2010. Penggunaan ramuan herbal untuk meningkatkan produktiftas dan kualitas broiler :Penggunaan ramuan herbal untuk meningkatkan performa dan gambaran histopatologi organ dalam broiler. Buku Panduan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 3-4 Agustus 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal:25.

Amo, M. ,J. L. P. Saerang, M. Najoan dan J. Keintjem. 2013. Pengaruh penambahan tepung kunyit (curcuma domestica val) dalam ransum terhadap kualitas telur puyuh(coturnix-coturnix japonica). Jurnal Zootek, 33(1) : 48–57.

Argo. L. B, Tristiarti dan I. Mangisah, 2013. Kualitas Teluar Ayam Arab Petelur Fase I Dengan Berbagai Level Azolla microphylla. Anim. Agricultur J. 2 (1): 445 -457.

Badan Pusat Statistik. 2015. Sulawesi Selatan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Sulawesi Selatan, Makassar.

Freudenberger, K. S. 2007. Rapid Rural Appraisal (RRA) and Participatory Rural Appraisal (PRA). Baltimore, Maryland: A Manual for CSR Field Workers and Partners.

Jazil, N., A. Hintono., dan S. Mulyani. 2012. Penurunan Kualitas Telur Ayam Ras dengan Intensitas Warna Cokelat Kerabang Berbeda Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian. Fakultas Peternakan dan Pertanian. , Semarang: Universitas Diponegoro.

Joseph, N. S., N. A. Robinson, R. A. Renema, dan F. E. Robinson. 1999. Shell Quality and Color Variation in Broiler Eggs. J. Appl. Poult. Res. 8:70-74.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: UNS Press

Matriman. 2013. http://matriman13.blogspot. com/2013/02/pedoman-sistem-kerja-latihandan.html. Diakses Pada Tanggal 6 April 2016

Miftahuddin. 2011. http://miftahuddin86.blogspot. com/2011/02/model-pembelaja ran-learning-bydoing.html. Diakses Pada Tanggal 5 April 2016.

Pratiwi, W. D. 2007. Participatory Rural Appraisal.(PRA). SP 6102 Maret 2007. PRA Indonesia. Rondonuwu, C., J. L. P. saerang, F. J. Nangoy, S. Laatung. 20014. Penambahan rimpang kunyit (curcuma domestica val.), temulawak (curcuma zanthorrhiza roxb.) dan temu putih (curcuma zedoaria rocs.) dalam ransum komersial terhadap kualitas telur burung puyuh (coturnixcoturnix japanica). Jurnal Zootek, 34(1): 106 – 113.

Roland, D. A. M. 1986. Egg shell quality IV. Oyster shell versus limestone and the importance og particle size or Ca source. World’s Poult. Sci. 42 : 166 -177.

Sahara, E. 2011. Penggunaan Kepala Udang Sebagai Sumber Pigmen dan Katin dalam 7 Pakan Ternak. Agrinak. 1 (1) : 31-35.

Saragih, B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada Indonesia Dan PT Surveyor Indonesia Bekerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan IPB dan Unit For Social and Economic Studies and Evaluation Foundation. Bogor: IPB.

Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syahrir, D. H. 2016. 22 Ribu Itik Mati karena Flu Burung di Sidrap Sulsel. https://m. tempo.co/read/news/2016/04/01/058758992/22- ribu-itik-mati-karena-flu-burung-di-sidrapsulsel. Diakses 7 April 2016.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta: Kanisius

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License