Obama Ciput (Community Based Management of Krucil’s Puppets Entrepreneur) Strategi Melestarikan Kesenian Wayang Krucil melalui Program One Village One Product di Kabupaten Blora

Fitri Andriani Setyowati(1), Amanah Amanah(2), Warmih Warmih(3), Nina Oktarina(4),


(1) 
(2) 
(3) 
(4) 

Abstract

Indonesia memiliki potensi kesenian yang luar biasa salah satunya kesenian wayang krucil. wayang krucil merupakan jenis wayang yang terbuat dari kombinasi antara kayu dan kulit sapi yang berasal dari Kabupaten Blora, memiliki ukuran lebih kecil dari wayang golek dan wayang kulit. Namun sampai saat ini wayang krucil tidak terkenal sebagaimana wayang golek dan wayang kulit Cirebon serta keberadaan wayang krucil berada didalam 75 jenis wayang yang hampir punah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena jumlah pembeli wayang krucil semakin menurun sehingga banyak pengusaha wayang krucil tidak aktif lagi menjalankan usahanya. Selain itu disebabkan karena generasi muda telah mengenal kesenian dan budaya dari luar dan mulai meninggalkan kesenian tradisional, hal ini membuktikan bahwa perlu adanya tindakan serius dari pemuda khususnya dari pemerintah melakukan upaya untuk tetap melestarikan kesenian yang membuat Kabupaten Blora  tetap terkenal sebagai kabupaten yang memiliki wayang uniknya. Oleh karena itu penulis mengajukan gagasan “OBAMA CIPUT†(Community Based Management of Krucil’s Puppets Entrepreneur): Strategi Melestarikan Kesenian Wayang Krucil Melalui Program One Village One Product di Kabupaten Blora. Community Based Management of Krucil’s Puppets Entrepreneur merupakan pengelolaan berbasis masyarakat yang dilakukan oleh para pengusaha wayang krucil dimana masyarakat lokal terlibat secara aktif dalam proses pelestarian dan pengelolaan kesenian wyang krucil yang bertempat di Desa Klopodhuwur. Dengan adanya Community Based Management of Krucil’s Puppets Entrepreneur diharapkan kesenian wayang krucil akan tetap terjaga karena setiap minggunya masyarakat Desa Klopodhuwur akan dilatih untuk membuat wayang krucil dengan bentuk dan corak yang beranekaragam, dalam hal ini nilai guna wayang krucil tidak hanya sebagai media hiburan tetapi juga dapat digunakan sebagai inverior rumah tangga serta media pembelajaran yang menarik. Desa Klopodhuwur merupakan sebuah desa yang memiliki kelompok Suku Samin, keberadaan Suku Samin membuat daya tarik wisatawan untuk datang dan melihat kehidupan Suku Samin. Adanya wisatawan yang berkunjung di Desa Klopodhuwur sebagai salah satu strategi pemasaran wayang krucil karena para wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh wayang krucil dapat langsung membeli di pusat penjualan wayang krucil di Desa Klopodhuwur. Hal ini akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung lebih lama di Kabupaten Blora. Dengan strategi tersebut, akan berdampak kepada tempat-tempat wisata lain yang ada di Blora untuk dikunjungi para wisatawan sehingga akan meningkatkan perekonomian Kabupaten Blora dan akhirnya akan terwujud Indonesia berdaulat

Keywords

community based management, wayang krucil, Kabupaten Blora

Full Text:

PDF

References

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2016. “Data Blora dalam Angkaâ€. http://bappeda.blorakab.go.id/ (diakses tanggal 29 Oktober 2017).

Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika Kabupaten Blora. 2015. “Banyaknya Grup Kesenian/Teater Tradisional di Kabupaten Bloraâ€. www.blorakab.go.id. (diakses tanggal 01 Oktober 2017).

Kompas News. 2013. “75 Jenis Wayang Indonesia Punahâ€. http://75jeniswayangindonesiapunah.com (diakses tanggal 10 Oktober 2017).

Nurrohman, Heru. 2013. Kenekaragaman Budaya. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Pusdatin Kemenpar. 2014. “Proyeksi Penerimaaan Devisa dari Sektor-Sektor Utama dalam Perekonomian Indonesiaâ€. http://devisaindo.go.id/. (diakses tanggal 29 September 2017).

Siswanto. 2007. Pariwisata dan Pelestarian Warisan Budaya. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta. (diakses tanggal 01 Oktober 2017).

Sulistiani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 175.

Sutadi. 2017. “Interview of Condition Wayang Krucil Entrepreneurâ€. Blora.

Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Zakaria, Faris, dan Rima Dewi Suprihardjo. 2014. Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bendungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamungkasan. Surabaya: Jurnal Teknik POMITS.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License