Pengembangan Edible Coating Ekstrak Daun Randu dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Mentimun

Nawangwulan Widyastuti(1), Aminudin -(2),


(1) Jl. Aria Suryalaga d/h Cibadalagun No. 1, Kel. Pasirjaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor 16001.
(2) Jl. Aria Suryalaga d/h Cibadalagun No. 1, Kel. Pasirjaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor 16001.

Abstract

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan edible coating (EC) alami dari ekstrak daun randu; serta  mengetahui pengaruhnya terhadap mutu dan umur simpan mentimun. Rancangan penelitian menggunakan RAL dua faktor yaitu konsentrasi EC, (0%, 50%, 100%), dan suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu rendah). Parameter yang diukur adalah perubahan berat, total padatan terlarut (TPT), pH, warna, kekerasan dan kebusukan mentimun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat mentimun yang disimpan pada suhu ruang paling rendah terjadi pada perlakuan kontrol (tanpa EC), sedangkan penurunan berat paling rendah  pada penyimpanan suhu rendah adalah perlakuan EC konsentrasi 100%. Perlakuan terbaik untuk mempertahankan mutu (pH, TPT, warna, kekerasan dan kebusukan) terdapat pada kombinasi perlakuan EC ekstrak daun randu konsentrasi 100% dalam penyimpanan suhu rendah. Kombinasi perlakuan tersebut menghasilkan umur simpan mentimun yang paling lama sampai 9 hari.

 

Abstract
The purpose of this study was (1) to develop edible coating material (EC) is a natural, easy to make and widely available, the ceiba pentandra leaf extract, and (2) to determine the effect of the EC material on the quality and shelf life of cucumber. Coating application with cucumber dipping way into the EC material. The design of the experiment made in RAL factorial, with material EC factors, concentrations of EC (0%, 50%, 100%), and storage temperature (room temperature and low temperature). Parameters measured were weight change, soluble solid content (SSC), pH, color, hardness and decay (senescence) of cucumber. The results of the study for the ceiba pentandra leaf extract showed the lowest weight loss of cucumber is in control (no EC or control) were stored at room temperature (about 8%), while at low temperatures is treated EC 100% concentration (about 8.7%). The best treatment to maintain quality (pH, SSC, color, hardness and decay) contained in the EC treatment combination of ceiba pentandra leaf extract 100% concentration with low temperature storage. The combination treatment its resulted in a shelf life of most long cucumber to 9 days.

Keywords

Cucumber; natural edible coating; Ceiba pentandra extract

Full Text:

PDF

References

Aminudin. 2010. Transportasi Brokoli (Brassica oleracea L Var. Italic) dengan Top Icing. Jurnal Teknologi 1: 40-48,

Ansorenaa MR, EM Norma & IR Sara. 2011. Impact of edible coatings and mild head shocks on quality of minimally processed broccoli (Brassica oleracea L) during refrigerated storage. Postharvest Biol.and Technol. 59: 53-63

Anonim. 2012. Buku SOP Mentimun. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, Jakarta: Kementerian Pertanian.

Broto W & S Prabawati. 2009. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen.

Darsana L, Wartoyo & T Wahyuni. 2003. Pengaruh Saat Panen dan Suhu Penyimpanan Terhadap Umur Simpan dan Kualitas Mentimun Jepang (Cucumis sativus L.). Jurnal Agrosains 5(1): 5-10

Harris H. 2001. Kemungkinan penggunaan edible film dari pati tapioka untuk pengemas lempuk. J. Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 3(2): 99-106

Kader AA & Lisa K. 2003. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Ed IV). Postharvest Technology Research and Information Center, University of California, Davis, USA. [Terjemahan I Made S Utama]. Fakultas Teknologi Pertanian. Denpasar: Universitas Udayana.

Kismaryanti A. 2007. Aplikasi Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.) sebagai Edible Coating pada Pengawetan Tomat (Lycopersicon ssculentum Mill.). [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Krochta JM, EA Baldwin & M Nisperos-Carriedo. 2002. Edible coatings and films to improve food quality. CRC press.LLC.pp. 379

Miskiyah, Widaningrum & C Winarti. 2011. Aplikasi Edible Film Berbasis Pati Sagu dengan Penambahan Vitamin C pada Paprika: Preferensi Konsumen dan Mutu Mikrobiologi. Jurnal Hortikultura 1(21): 68-76.

Muchtadi D. 1992. Fisiologi Pascapanen Sayuran dan Buah-buahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pantastico, ERB. 1993. Fisiologi Pascapanen: Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Terjemahan (Kamariyani). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pardede E. 2009. Edible Coating for Fruit and Vegetables. [Makalah Seminar]. Medan: Fakultas Pertanian Univiersitas Nomensen.

Saltveit ME. 2006. Edible Films, Coatings and Processing Aids. Mann Laboratory, Department of Plan Sciences, University of California, USA.

Tano K, RK Nervy, M Koussemoun & MK Oule. 2008. The effect of different storage temperatures on the quality of fresh bell pepper (Capsicum annum L). Agric.J. 3(2):157-162

Winarno FG. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. Bogor: M-Brio Press.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.