Potensi Ekowisata di Kawasan Mangrove, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal

Haikal Hilman Fahrian(1), Sapto P. Putro(2), Fuad Muhammad(3),


(1) Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
(2) Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
(3) Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia

Abstract

Desa Mororejo memiliki kawasan mangrove yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalisasi adalah dengan menjadikan kawasan ekowisata. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus-November 2014 yang dilakukan melalui survei yang dilanjutkan dengan kegiatan pengamatan kondisi fisik kimia dan biologi kawasan, inventarisasi keanekaragaman fauna, analisis vegetasi, serta pengambilan data persepsi masyarakat lokal. Analisis data menggunakan analisis kesesuaian wisata mangrove dan analisis SWOT (Strengths–Weakness–Opportunity–Treats). Berdasarkan hasil penelitian, kawasan mangrove Desa Mororejo didominasi oleh tiga jenis mangrove yaitu Rhizophora mucronata,  Rhizophora stylosa, dan Avicennia marina. Fauna yang ditemukan antara lain burung, ikan, dan crustacea. Indeks kesesuaian untuk kegiatan wisata mangrove termasuk kategori sesuai bersyarat (63.24%). Strategi alternatif pengelolaan ekowisata mangrove yang diprioritaskan meliputi: melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata (skor 2,834); meningkatkan peran serta Dinas terkait (skor 2.517); dan adanya zonasi wilayah supaya tidak terjadi gesekan dengan berbagai pihak (skor 2.25). 

Mangrove areas at Mororejo village have not been optimally utilized. One effort to accelerate the optimalization of the area is by empowering its ecotourism. The study was conducted in August-November 2014 using a survey method, inventory of assorted fauna, vegetation analysis, and data collection of local community perception. Data analysis was conducted by feasibility analysis and SWOT (Strengths–Weakness–Opportunity–Treats) analysis to determine the alternatives strategy in exploring the potency of eco-tourism. Based on the result of this study, mangrove areas in Mororejo were dominated by three types of mangrove, i.e. Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, and Avicennia marina. Fauna found in the areas were birds, fish, and crustacean. Feasibility index for mangrove tourism at mangrove areas at Mororejo village fell to category of conditionally feasible (63.24%). The alternative strategy in managing mangrove ecotourism at Mororejo village should involve the local community in handling ecotourism activities such as fishing activitity, birdwatching, and mangrove conservation (score 2.83); and also empower the related department (score 2.52), and zonation based areas should be implemented, therefore horizontal conflict could be avoided (score 2.25).

Keywords

ecotourism; mangrove; feasibility index; Mororejo

Full Text:

PDF

References

Ayat, A. (2011). Burung-Burung Agroforest di Sumatera. World Agroforestry Centre, Bogor.

Bengen, D.G. (2002). Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Jakarta.

Departemen Kehutanan. (2005). Pedoman Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Kritis Mangrove. Jakarta: Dephut.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah (2013) Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 (http://dinhut.jatengprov.go.id/ dikutip pada 3 Mei 2014 jam 22.00 WIB)

Fahriansyah dan Dessy, Y. (2012). Pembangunan Ekowisata Di Kecamatan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara: Faktor Ekologis Hutan Mangrove. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 4, No. 2.

Fandelli, C. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Hadinoto, Aras, M, dan Yusni, I. S. (2012). Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan (6): 1.

Hakim, L. (2004). Dasar-Dasar Ekowisata. Bayumedia Publishing, Malang.

Holmes, D, Stephen, N. 1999. Burung-Burung Di Jawa Dan Bali. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor.

Islam, S, Howlader, A, and Monirul, I. (2011). Community Based Ecotourism in The Sundarbans of Bangladesh. Rajagiri Journal of Social Development. Vol III no. 1 and 2.

Khoiri, F, B, Utomo, dan I, Lesmana. (2014). Analisis Kelayakan Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Aquacoastmarine Vol 2, No. 1.

.Saanin, H.(1995). Taksonomi dan Kunci Identifikai Ikan. Bina Cipta, Bogor.

Saparinto, C. (2007). Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Dahara Prize, Semarang.

Sawitri, R. M. Bismark, dan E. Karlina. (2013). Ekosistem Mangrove Sebagai Obyek Wisata Alam di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Kota Tarakan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 10, No. 3.

Sonjaya, J. A. (2007). Kebijakan Untuk Mangrove: Mengkaji Kasus dan Merumuskan Kebijakan. IUCN Publications Services Unit, United Kingdom.

Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. IPB, Bogor.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.