Community-Based Art Education as a Cultural Transfer Strategy in the Jaran Kepang Art Performance of Semarang Regency

Eny Kusumastuti(1), Tjetjep Rohendi Rohidi(2), Hartono Hartono(3), Agus Cahyono(4),


(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang
(3) Universitas Negeri Semarang
(4) Universitas Negeri Semarang

Abstract

Jaran Kepang Semarangan is a community based art product. It is a product that has existed in between generations. This research reviews community-based art education as a means to transfer the culture of Jaran Kepang performance. This research is qualitative research with an interdisciplinary approach of sociology to discuss community-based art education and anthropology to dig deeper into the system of knowledge, values, and beliefs within the performance of Jaran Kepang. The research includes a field study in Semarang Regency. The researchers collected the data through observation, interviews, and documentation. The researchers validated the data through triangulation of technique, sources, theory, and times. The data were analysed based on the theories of Janet Adshead along with Miles and Huberman. The research finds that 1) there is a change of community-based art education, including the system of knowledge, values, and beliefs; 2) the transfer of Jaran Kepang is similar to the theory of Cavalli-Sforza and Feldman under the scheme of AGIL (Adaptation, Goal-attainment, Integration, Latent-pattern-maintenance). There is a shift of inheritance system which is from vertical transmission (intergeneration of family) to horizontal transmission or planned regeneration via social media, training, and performance; 3) the development of Jaran Kepang Semarangan is categorized into five types, which are ritualistic ceremony; entertainment of people who hold events, such as marriage, circumcision, gratitude events; rayonan; and entertainment in tourist attraction, cultural festival, or dance competition.

Keywords

Community-based art education, Cultural transfer, AGIL, Vertical Transmission, Horizontal Transmission

Full Text:

PDF

References

Adshead, J. (1994). Dance Analysis in Performance. The Journal of the Society for Dance Research., 12, 15–202.

Ambarwangi, S. (2014). Reog as Means Of Students’ Appreciation and Creation in Arts and Culture Based on The Local Wisdom. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 14(1), 37-45

Badhowi, A. (2020). Regenerasi Komunitas Musik Pa ’ Beng Di Desa Bantal. Apron Jurnal, 1(15).

Buchori, M. (2000). Peran Pendidikan dalam Pembentukan Budaya Politik di Indonesiaâ€. Dalam Sindhunata (ed). Menggagas Paradigma baru Pendidikan: demokrasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi. Kanisius.

Chamim, A. I. (2003). Purifikasi dan Reproduksi Budaya di Pantai Utara Jawa.

D’Amico, L. (2002). Seni Pertunjukan Tradisional dan Globalisasi: Pilihan Etnik, Etik dan Estetik. Dalam Menimbang Praktek Pertukaran Budaya: Kolaborasi, Misi, Sumber dan Kesempatan. Dialo Art Summit Indonesia III. Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia, XI, 30–31.

Dottcom, A. B. (2015). Nama-nama Group Kuda Lumping, Reog, dan Sejenisnya.

Dtwdb. (2019). Tari Prajuritan Kabupaten Semarang. Indonesiana, Platform Kebudayaan.

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Culture: Selected Essays. Basic Books.

Hasmiati, H. (2020). Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan, 7(1), 65–71.

Hersapandi. (2012). Sistem Pewarisan Penari Rol Dalam Wayang Orang Panggung. Jurnal Joged Tari Dan Politik Tubuh Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, 3(Mei).

Irene D. C. R. (2016). Kuasa Roh dalam Mitos-mitos Sangihe: Suatu Telaah Struktural Antropologis LÉVI-STRAUSS. Kajian Linguistik, 3(3).

Irianto, A. M. (2015). Mengemas Kesenian Tradisional Dalam Bentuk Industri Kreatif: Studi Kasus Kesenian Jathilan. Humanika, 22(2).

Irianto, A. M. (2016). The Development of Jathilan Performance as an Adaptive Strategy Used by Javanese Farmers. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 16(1), 38-48.

Irianto, A. M. (2017). Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 12(1), 90-100.

Jazuli, M. (2015). Aesthetics of Prajuritan Dance in Semarang Regency. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 15(1), 16-24.

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru.

Koentjaraningrat. (1993). Ritus Peralihan di Indonesia. Balai Pustaka.

Koentowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. PT. Tiara Wacana.

Kusumastuti, E. (2004). Pendidikan Seni Tari Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-kanak Tadika Puri Cabang Erlangga Semarang Sebagai Proses Alih Budaya. Harmonia - Journal of Arts Research and Education, 5(1), 1–16.

Kusumastuti, E. (2020a). Konsep “Rayonan†Dalam Pertunjukan Jaran Kepang Semarangan: Sebuah Upaya Enkulturasi Kesenian Tradisional Di Era Disrupsi.

Kusumastuti, E. (2020b). Pola Berkesenian Jaran Kepang Paguyuban Setyo Langen Budi Utomo. Varia Humanika, 1(2), 44-51.

Kusumastuti, E. K., & Widjajantie, K. (2020). Pola Interaksi Simbolik Dan Pewarisan Kesenian Jaran Kepang Semarangan Berbasis Agil Di Era Disrupsi. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(3), 337-343.

Kuswarsantyo. (2013). Seni Jathilan : Bentuk , Fungsi Dan Fakultas Bahasa Dan Seni Seni Jathilan : Bentuk , Fungsi Dan.

Lindsay, J. (2006). Telisik Tradisi. Pusparagam Pengelolaan Seni. Kelola.

Minarto, S. W. (2009). Jaran kepang dalam tinjauan interaksi sosial pada upacara ritual bersih desa. Bahasa Dan Seni, 35(1).

Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.

Nugraheni, M. C. (2014). Analisis Sosiologi Budaya Dalam Kesenian Tradisional Jathilan Tri Tunggal Muda Budaya Dusun Gejiwan Desa Krinjing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. ADITYA-Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, 4(5), 71-75.

Nuryani, W. (2008). Nilai Edukatif dan Kultural Kesenian Jathilan di Desa Tutup Ngisor, Magelang Jawa Tengah. Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.

Palevi, R., Prasetyo, K. B., & Rochana, T. (2016). Eksistensi Kesenian Jaran Kepang Dalam Arus Industri Pariwisata di Dusun Suruhan Desa Keji Kabupaten Semarang. Solidarity : Journal of Education, Society and Culture, 5(1), 77-83.

Paranti, L. (2011). Pembelajaran Seni Berbasis Masyarakat di Obyek Wisata Yoss Tradisional Center Dusun Suruhan Desa Keji Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Paranti, L. (2014). Perkembangan Kesenian Kuda Lumping Di Desa Wisata Keji Kabupaten Semarang. Universitas Gadjah Mada.

Pigeaud, T. (1938). Javaanse Volksvertoningen: Bijdrage tot de Beschrijving van Land en Volk. Uitgave Volkslectuur.

Retno, R., Hayuningtyas, T., & Handayaningrum, W. (2019). Regenerasi Kesenian Reyog Ponorogo Melalui Pembelajaran Reyog Mini Di Sanggar Tari Solah Wetan, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Jurnal Pendidikan Sendratasik, 6(1), 1–19.

Rohidi., T. R. (1994). Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam Pendidikan. IKIP Press.

Rohidi., T. R. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin: Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan. Penerbit Nuansa.

Rohidi., T. R. (2011). Metodologi Penelitian. Cipta Prima Nusantara.

Sagala, S. (2004). Manajemen Berbasis sekolah dan Masyarakat. Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. PT. Rakasta Samasta.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan seni pertunjukan. Sinar Harapan.

Septiani, A., & Afsari, A. S. (2018). Regenerasi Pemerolehan Seni Lais di Padepokan Lais Pancawarna Kampung Sayang Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Kagangga: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora, 1(1), 37–47.

Setiningsih, A. (2005). Nilai-Nilai Sakral Dalam Kuda Lumping Sebagai Sumber Ide Penciptaan.

Sihombing, U. (2001). Konsep dan Pengembangan Pendidikan Ber- basis Masyarakat†dalam Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (Eds.), Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah (Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (ed.)). Adicita Karya Nusa.

Soedarsono, R. M. (1998). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugihariyanto, S., Suman, A., & Muljaningsih, S. (2019). The effort of increasing people’s income through community participation-based Tourism village in Gunungsari in the sub-district of Bumiaji in the city of Batu. International Journal of Scientific and Technology Research.

Suharto, T. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat. Cakrawala Pendidikan, 3, 323–346.

Suharto, T. (2017). Pendidikan Berbasis Masyarakat, Relasi Negara dan Masyarakat dalam Pendidikan. LKIS Pelangi Aksara.

Supariadi, & Warto. (2015). Regenerasi Seniman Reog Ponorogo untuk Mendukung Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional dan Menunjang Pembangunan Industri Kreatif. Cakra Wisata, 16(1).

Suparlan, P. (1983). Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungannya: Perspektif Antropologi. Manusia dalam Keserasian Lingkungan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI Jakarta.

Surakhmad, W. (2000). Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah dalam Rangka Pengembangan Pendidikan Berbasis Masyarakat. Raker Kepala Sekolah SLTP-SLTA Negeri dan Swasta Se-Propinsi Jawa Tengah, Kanwil Depdiknas Agustus-September.

Sutiyono, S., & Suharjana, B. (2017). Community identity politics of Brijo Lor society, Klaten in Ki Ageng Glego myth through Reog performance. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 17(2), 144-152.

Syamsuddin, M. (2017). Totemisme Dan Pergeserannya: Studi Terhadap Tradisi Lokal Di Sendang Mandong, Klaten, Jawa Tengah. Religi: Jurnal Studi Agama-Agama, 13(1), 96-116.

Triyanto. (2014). Pendidikan seni berbasis budaya. Imajinasi: Jurnal Seni, 8(1), 33–42.

Triyanto. (2017). Art Education Based on Local Wisdom. In Proceeding of International Conference on Art, Language, and Culture (pp. 33-39).

Yuniardi, S. (2017). Psikologi Lintas Budaya. (Triwanto Joko (ed.)). Universitas Muhammadiyah Malang.

Irawan, Y. R. (2016). Lagu Slompret-slompret Sebagai Pemicu Trance Pada Penari Jaran Kepang Turonggo Seto. Jurnal Seni Musik, 5(2), 23–29.

Zaenuri, A., & Lestari, W. (2009). Seni Pembebasa: Estetika Sebagai Media Penyadaran. Harmonia : Journal of Arts Research and Education, 9(1).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.