Pornografi dalam Dunia Seni Tari (Pornography in Dance’s World)

Bambang Pratjichno(1),


(1) 

Abstract

Pornografi dapat dipahami sebagai ekspresi perilaku secara erotis, disadari
atau tidak mampu untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks (libido).
Inheren dengan fenomena pornografi tersebut, dunia tari sering disinyalir
sebagai bidang yang relatif dekat (implikatif) dengan pornografi. Sinyalemen
atau kesan seperti itu barangkali ada benarnya karena aktivitas tari sendiri
memang lekat dengan pengolahan tubuh, sehingga layak diduga mudah
memunculkan libido orang yang menikmatinya. Kelenturan gerak dan sikap
yang dilakukan oleh seorang penari tidak jarang mengundang daya pesona
tertentu. Namun demikian, tari tidak selayaknya dipandang sebagai suatu
produk sebuah mesin atau unsur-unsur kebendaan, melainkan harus dipandang
sebagai bagian yang integral dari eksistensi manusia itu sendiri terutama
menyangkut salah satu kebutuhan dasar manusia, yakni simbol. Sebab, sangat
mungkin bahwa tujuan awal orang menari bukanlah untuk menari itu sendiri,
tetapi untuk memenuhi kebutuhan simbolisasi (pernyataan diri). Sebaliknya,
bila kita ingin menempatkan tari sebagai objek kajian, maka harus didasarkan
perspektif yang mampu menggali latar belakang dan potensi pada tari yang
bersangkutan.
Kata kunci: Pornografi, Etika dan Estetika.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.