The Character Adaptation of Masked Puppet Figures in Ruwatan Ritual

Robby Hidajat(1),


(1) Department Dance and Music Education, Universitas Negeri Malang, Indonesia Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

Abstract

One myth that is believed by people living in Duwet village is distress that threatens human beings from when they are born till the day they die. As one way to overcome the distress, people, especially those who are living in Duwet village, hold ritual called as tolak bala. One step in the ritual is self-cleaning oneself from distress or sukerta. In addition to the ritual is a masked puppet as a means of the ritual execution. Thus, this study aims at finding out the functions of the Ruwatan masked puppet. Functional-structural perspective was adopted in the study by implementing observation, interview, and documentation study techniques. Results show that masked puppet has a special function which is to serve as a means of Ruwatan that is specifically to obtain society participation in order to give spiritual support to the process of ritual as a whole tolak bala or distress expulsion process.

Keywords

performing arts; masked puppet; ritual; character adaptation

Full Text:

PDF

References

Holt, C. (2000). Melacak Jejak-Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. (Translated by Sudarsono). Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Indrawati, L. (2009). Pertunjukan Wayang Topeng Malang Sebagai Medium dalam Ritual Ruwatan. Media, Seni, dan Desain. Malang: Jurusan Seni dan Desain.

Koentjaraningrat. (1981). Antrolopogi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Kusmayati, H. (2013). Bahasa Ungkap Pemangku Kepentingan. Dialektika Seni dalam Budaya Masyarakat. Yogyakarta: Badan Penerbitan ISI Yogyakarta.

Lestari, W. (2011). Ruwatan (Merti Desa) Masyarakat Gunungkidul Pasca Gempa Bumi Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta (Ruwatan of Gunungkidul Society After Tectonic Earthquake In Special Province of Yogyakarta). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 7(3). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v7i3.726

Lestari, W. (2014). The Philoshopy of Puppet Characters Bathara in Murwakala Play for The Value of Leadership Ethics. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 14(1), 8-15. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v14i1.2785

Mariasa, I. (2015). Taksu and Pangus As An Aesthetic Concept Entity of Bali Dance (A Case Study of Topeng Tua Dance). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 15(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v15i2.4557

Muljana, S. (1979). Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.

Murgiyanto, S., & Munardi, A. M. (1978). Topeng Malang. Jakarta: Proyek Sasana Budaya. Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Poerbatjaraka. (1968). Tjerita Pandji dalam Perbandingan. Jakarta: Gunung Agung.

Poespoprodjo. (2004). Hermeneutika. Bandung: Pustaka Setia.

Poloma, M. M. (2010). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Probonegoro, N. K. (2008). Ritus Ruwat: Esensialisme Baru dalam Politik Kebdayaan Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 10(1), 1-26.

Rahanto, S. (2013). Pengaruh Ruwatan terhadap Kesehatan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15(3), 282-288.

Ritzer, G. (2009). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rusdy, S. T. (2010). Ruwatan Sukerta & Ki Timbul Hadiprayitno. Jakarta: Yayasan Kertanegara.

Soedarsono. (1985). Peranan Seni Budaya dalam Sejarah Kehidupan Manusia Kontinuitas dan Perubahannya, Naskah Pidato (tidak diterbitkan) Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Soerjo, D. (1985). Gaya Hidup Masyarakat Jwa di Pedesaan Pola Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Budaya. Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayan Nusantara. Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan. Gajah Mada Yogyakarta.

Suanda, T. A. (2009). Tari Topeng Cirebon, Jurusan Tari STSI Bandung: Bandung

Sunarto. (2009). Wayang Kulit Purwa: Dalam Pendangan Sosio-Budaya. Yogyakarta: Arindo Nusa Media.

Suyanto. (2002). Wayang Malangan. SurakartaL Citra Etnika.

Tjintariani. (2013). Ruwatan Masal melalui Pergelaran Wayang Kulit. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 12(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v12i1.2214

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.