PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK MELALUI KONSERVASI MORAL SEJAK DINI

Sugiyo -

Abstract

Education of children under six years is considered a very  important role than in subsequent periods, due to the success of one's life in the future have been established since the early ages. At this time a variety of children's ability to grow and develop very rapidly. Provision of appropriate stimulation and facilities at this time, will be very influential on  subsequent child development process and conversely, if the environment around the child such as parents, educators, and society does not provide the proper stimulation for the ability of the child, the child may not like what's developing  expected. Therefore, the need for cultural conservation efforts in the education sector and the planting of early moral values in order to develop the character of early childhood. The hope the child will grow into a young generation of Indonesia more
character, tough, honest and have integrity that is a reflection of national culture and act suave manners and daily life in the association.

 

Pendidikan anak di bawah usia enam tahun dipandang sangat penting peranannya dibandingkan pada masa-masa berikutnya, karena keberhasilan kehidupan seseorang di masa depan telah dibentuk sejak mulai usia dini. Pada masa ini berbagai kemampuan anak tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pemberian stimulasi dan fasilitas yang tepat pada masa ini, akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak selanjumya dan sebaliknya, apabila lingkungan sekitar anak seperti orang tua, pendidik, dan masyarakat tidak memberikan stimulasi yang tepat bagi kemampuan anak, maka anak dapat berkembang tidak seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya konservasi budaya dalam sektor pendidikan dan penanaman nilai moral sejak dini dalam rangka  pengembangan karakter anak usia dini. Harapannya anak akan tumbuh menjadi generasi muda Indonesia yang lebih berkarakter, tangguh, jujur, dan memiliki integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa dan bertindak sopan santun dan ramah tamah dalam pergaulan keseharian.

Keywords

character; moral conservation; education

Full Text:

PDF

References

Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman

Brotoseno, I. (2008). Stop Bullying. Dari blog.imanbrotoseno.com/?p=318 diunduh 27 Februari 2010.

Clouse, B. 2001. “Character education:Borrowing from the past to advance the futureâ€. Contemporary Eduction, 72 (1), 23-28).

Craig, W.M., Pepler, D., & Atlas, R. 2000. “Observations of bullying in the playground and in the classroomâ€. School Psychology International, 21 (1), 22-36.

Dharmamulya, S, dkk. 1992. Transformasi Nilai Budaya Melalui Permainan Anak DIY. Yogyakarta: Proyek P2NB.

Dharmamulya, S. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta : Kepel Press.

Gobyah, I.K. Berpijak pada Kearifan Lokal. Dari http://www.balipos.co.id diunduh tanggal 4 Maret 2010.

Hetherington & Parke. 1999. Child Psychology 5th. New York : McGraw-Hill.

Hidayat, K. 2009. Politik Pendidikan “Political Bull y i n gâ€. Dari http://www.seputa r - indonesia.com diunduh 27 Februari 2010.

Hurlock, E.B. 2002. Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Isitiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hurlock. 2003. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Penerbir Erlangga.

Juwita, R. (tanpa tahun). Awas Preman Cilik Berkeliaran

di Sekolah!. Dari www.femina.co.id diunduh 30 Juli 2009.

Lexmond, J. & Reeves, R. 2009. Building Character. London : Lecturis, Eindhoven.

Lickona, T. 1987. Moral stages and moralization : The Cognitive Development Approach. New York : HOH, Reehart & Winston.

Lickona, T. 1998. Do parents make a difference in children’s character development : What the Research Show. Dari www.google.com diunduh 27 Februari 2010.

Mendidik Moral Anak melalui PAUD Infomal. ( t a n p a t a h u n ) . D a r i www.kor anpend i d ika n . com / . . . /membentuk-moral-anak-melalui-paudinformal.html. diunduh 1 Juli 2009.

Milson, A.J. & Mehlig, L.M. 2002. “Elementary school teachers’s sense of efficacy for character educationâ€. Journal of Eductional Research, 96(1), 47-54

Monks., Knoer., Haditono. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Papalia., Olds., & Feldmen. 2003. Human Development 9th. New York : McGraw-Hill.

Purwaningsih, E. 2006. “Permainan Tradisional Anak : Salah Satu Khasanah Budaya yang perlu dilestarikanâ€. Jantra, 1 (1), 40-46.

Sirtha, N. Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali. Dari http://www.balipos.co.id diunduh tanggal 3 Maret 2010.

Snyder. (tanpa tahun). Si Kecil Galak di Sekolah. ( t a n p a t a h u n ) . D a r i www.parentsguide.co.id/dsp_content.php? kat=5 diunduh 27 Februari 2010.

Stop Bullying di sekolah. (2007) Dari http:// w w w . k r . c o . i d / w e b / d e t a i l . p h p ?sid=169238&ctmenu=39 diunduh tanggal 6 Maret 2010.

Tedjasaputra, M. 2007. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : PT Grasindo.

Tim Penyusun Kamus PPPB. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi II. Jakarta : Balai Pustaka.

Tsahadi, (peny). 1993. Transformasi Nilai Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Depdikbud. Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.

Young, C.A.D., dan Wynn, R. 1979. American Education. New York: McGraw-Hill Book Company.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.