MASJID MENARA KUDUS: REFLEKSI NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA KEBUDAYAAN MASYARAKAT PESISIRAN

Triyanto Triyanto(1), Mujiyono Mujiyono(2), Eko Sugiarto(3), Ratih Ayu Pratiwinindya(4),


(1) Seni Rupa FBS Unnes
(2) Jurusan Seni Rupa FBS UNNES
(3) Jurusan Seni Rupa FBS UNNES
(4) Jurusan Seni Rupa FBS UNNES

Abstract

Kebudayaan pesisiran adalah suatu wilayah kebudayaan yang proses sosialisasi masyarakatnya berada dan tinggal di sepanjang daerah pantai utara pulau Jawa. Beberapa ciri budaya pesisiran ditandai oleh masyarakatnya yang bersifat terbuka, toleran, akomodatif-akulturatif, lugas, dan egaliter.  Karakteristik budaya ini, menjadi pedoman besikap dan bertingkahlaku dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dalam memenuhi kebutuhan seni rupanya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji masalah perwujudan bentuk Masjid Menara Kudus sebagai eskpresi budaya masyarakat pesisiran dan nilai pendidikan multikultural yang terefleksikan di dalamnya. Penelitan ini dilaksanakan dengan pendekatan metode kualitatif.  Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif initerpretatif melalui proses reduksi, penjajian, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, secara keseluruhan perwujudan bentuk Menara Masjid Kudus merupakan akulturasi budaya Hindu, Arab, dan Jawa. Kedua, bentuk akulturasi budaya tersebut merefleksikan adanya nilai pendidikan multikultural.

Keywords

akulturasi budaya, budaya pesisiran, Masjid Menara Kudus, nilai pendidikan multikultural, seni bangunan

Full Text:

PDF

References

Castles, L. (1982). Tingkah Laku Agama, Politik, dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus. Jakarta: Sinar Harapan.

DeGraaf dan Pigeaud, T. G. T. (1989). Kerajaan-kerajan Islam di Jawa. Jakarta: Grafitipers.

Geertz, C. (1982). Islam yang Saya Amati di Maroko dan Indonesia. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.

Ismudiyanto dan Atmadi, P. (1987). Demak, Kudus, Jepara Mosques. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Mahfud, C. (2009). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miles, H. dan Huberman, A. M. (1992). Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

MTT, A.M (2007). Pura dan Masjid; Konflik dan Integrasi Pada Suku Tengger Kec. Sumber Kab. Probolinggo. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Departemen Agama RI.

Muhtadi, B. (2018). Menguatnya Intoleransi dan Politik Identitas. Retrieved from https://mediaindonesia.com/read/detail/205379-menguatnya-intoleransi-dan politik-identitas.

Fitriani, N. (2018). Intoleransi Jelang Pilpres 2019. Retrieved from https:// www. qureta. com/ post/intoleransi-jelang-pilpres-2019)

Pemda Kudus. (1989). Potensi Wisata Alam Kudus. Kudus: Pemda Tk II Kudus.

Rustam, I. (2013). Pendidkan Multikulural : Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. ADDIN, Media Dialektika Islam, Vol 7(1). Retrieved from http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/573

Salam, S. (1976). Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam. Kudus: Penerbit Menara.

Salam, S. (1986). Ja’far Sodiq: Sunan Kudus. Kudus: Penerbit Menara.

Suharso. (1992). Masyarakat Kudus Kulon dalam Pembangunan Ekonomi. FPS-IKIP Jakarta.

Suryo, D. (1990). Hari Jadi Kota Kudus. Yogyakarta.

Triyanto. (2018). Belajar dari Kearifan Lokal Seni Pesisiran. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Wong, K.Y . et al. (2016). General music teachers’ attitudes and practices regarding multicultural music education in Malaysia. Journal of Music Education Research.

Yoseph. D. et al. (2018). Creating Multicultural Music Opportunities in Teacher Education: Sharing Diversity through Songs. Australian Journal of Teacher Education, Volume 43(5).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.