Pengenalan Kegiatan Seni Rupa untuk Anak Tunanetra dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Sensitivitas

Nur Fajrie(1),


(1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Seni, Pascasarjana Unnes, Semarang

Abstract

Anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental, bukan berarti harus disingkirkan tetapi hendaknya mereka tetap terpenuhi pendidikannya melalui pelayanan pendidikan secara khusus yang diharapkan dapat memperbaiki kelayakan dalam taraf hidupnya. Anak tunanetra sejak lahir memiliki kekurangan dalam pengetahuan kongkrit tentang lingkungannya dan konsep dasar yang penting seperti jarak, arah, dan perubahan lingkungan. Kegiatan pembelajaran seni rupa yang sesuai bagi siswa tunanetra untuk mengekspresikan diri yaitu melalui kegiatan berkarya seni rupa karya tiga dimensi dengan teknik membentuk. Dalam proses teknik membentuk terdapat kegiatan mengekspresikan seni rupa dengan cara menjamah, menyentuh, memisah-misahkan, mengurangi dan menempel. Melalui teknik membentuk, anak tunanetra diantar untuk mengerti atau merasakan kegiatan apresiasi dan kreasi dalam pendidikan seni rupa. Dengan kata lain unsur-unsur rupa yang berupa garis, tekstur, bidang dan ruang dalam karya seni rupa dapat dinikmati oleh siswa tunanetra. Kepekaan dari kemampuan meraba dan membentuk anak tunanetra dimungkinkan dapat mengenalkan benda-benda di sekitarnya untuk memotivasi rasa keingintahuan serta percaya diri dalam kehidupannya.

Keywords

Senirupa;Tunanetra;Sensitivitas;

Full Text:

PDF

References

Adisasmito, N.D. 2008. Education of Art as a Process of Innovative and Creative Cultural Heritage. EDUCARE:International Journal for Educational Studies.1/1:81-90.

Gie, The Liang. 1976. Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Penerbit Karya.

Jefferson, Blanche. (1969). Teaching Art to Children. Boston : Alllyn and Bacon.

Munro, Thomas. 1969. The Arts and Their Interrelations. The Press of Case Western Reserve University Cleveland and London.

Sahman, Humar. 1992. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang.

Scholl, G.T. ed. 1986. Foundations of Education for Blind and Visually Handicapped Children and Youth, Theory and Practice. New York: American Foundation for the Blind.

Syafii. 2009: Konsep Dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang: Unnes.

Triyanto. 2009. Melukis Sebagai Sarana Bermain dan Terapi Bagi Anak-Anak Autis (Studi Kasus di SLB Panti Biji Sesawi Semarang ). Jurnal seni Imajinasi. 5/1:153 – 63.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.