MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM UPAYA PELESTARIAN UKIR DI JEPARA: SEBUAH WACANA

Syafii Syafii(1),


(1) Dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

Abstract

Ukir telah menjadi ikon Jepara, namun sampai saat ini Jepara belum memiliki museum ukir, sebagaimana Kudus yang telah memiliki museum kretek, dan Pekalongan dengan museum batik. Sesungguhnya ukir sebagai fenomena budaya, tampaknya perlu dilestarikan, digenerasikan secara sadar dan terencana. Pendidikanlah tampaknya yang paling tepat untuk merealisasikannya. Jepara telah menetapkan mata pelajaran Kerajinan Ukir sebagai muatan lokal, dalam lingkungan pendidikan formal. Hal tersebut sudah barang tentu perlu berbagai penguatan salah satunya adalah pendirian museum.ukir. Museum ukir tidak hanya digunakan untuk menyimpan benda-benda kuno yang bersifat dokumentatif akan tetapi juga baru yang edukatif dan juga rekreatif. Dalam konteks pendidikan, kontribusi utama museum adalah sebagai sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pemikiran-pemikiran pendidikan kontekstual maupun pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang digulirkan saat ini.

Keywords

museum;pendidikan;sumber belajar;

Full Text:

PDF

References

Abercrombie, N., dkk. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bachtiar, H.W. 1980. “Bhinneka Tunggal Ika dalam Kebudayaan dan Masalah Kesatuan Bangsa”. Dalam Analisis Kebudayaan, 1: I.

Baker, J.W.M. 1990. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Budhisantosa, S. 1981/1982. “Kesenian dan Nilai-nilai Budaya”. Dalam Analisis Kebudayaan, 1: II.

Ember, C.R. dan Ember, M. 1986. “Konsep Kebudayaan”. Dalam T.O. Ihromi (Ed.). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.

Gustami, SP. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik melalui Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisius.

Hermawan, I. 2003. Memanfaatkan Museum sebagai Sumber Pembelajaran. (http://re-searchingines.com/ihermawan.html.)

Koentjaraningrat, 1985. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

-------. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Schouten, FFJ. 1991/1992. Pengantar Didaktik Museum. Dalam Sutaarga, M.A. (Terj.). Jakarta: Direktorat Permuseuman.

Yogaswara.W. tt. Bagaimana Mendirikan sebuah Museum. (www. Budpar.go.id).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.