Kearifan Lokal Dalam Tradisi Gebyag Cah Angon

Novia Wahyu Wardhani(1), Maulana Ihsan(2),


(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang

Abstract

Setiap tradisi memiliki nilai-nilai kearifan local begitu juga dalam tradisi Gebyag Cah Angon. Tradisi ini ada sebagai ungkapan rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki. Ungkapan ini tentu berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Seperti tradisi ngalap berkah, larung laut, gugur gunung, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kearifan local dalam tradisi Gebyak Cah Angon. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Cara memperoleh data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan di Desa Entak Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen pada bulan November 2019. Wawancara dengan informan tetua desa, pemerintah desa, dan masyarakat. Dokumentasi diperoleh dari dokumen desa. Uji keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan dan triangulasi sumber.  Teknik analisis data menggunakan model interaktif meliputi proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan tradisi Gebyag Cah Angon memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang harus dilestarikan yaitu nilai religius, peduli, dan gotong royong.

Keywords

Local wisdom; tradition; kebumen

Full Text:

PDF

References

Adriana, I. (2012). Neloni, Mitoni Atau Tingkeban: Perpaduan antara Tradisi Jawa dan Ritualitas Masyarakat Muslim. KARSA: Journal of Social and Islamic Culture, 19(2), 238–247.

Ambarsari, F., & Widodo, P. (2012). Implementasi unsur tradisi dan kebudayaan Batak dengan pendekatan modern dalam perancangan interior Museum Ulos Sumatera Utara. Interior Design, 1(1), 1–6.

Brata, I. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti Saraswati, 5(1), 9–16.

Creswell, J. (2010). Research design; pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Pustaka Pelajar.

Creswell, JW. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar.

Endraswara, S. (2006). Mistisisme dalam Seni Spiritual Bersih Desa. Kejawen: Jurnal Kebudayaan Jawa, 1(2), 38–50.

Fajarini, U. (2014). Peranan kearifan lokal dalam pendidikan karakter. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 1(2), 123– 130.

Jones, P. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial. Yayasan Obor Indonesia.

Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Bantam Books.

Margahana, H., & Triyanto, E. (2019). Membangun Tradisi Enterpreneurship Pada Masyarakat. Jurnal Ilmiah Edunomika, 3(2), 300–309.

Nopianti, R. (2016). Leuit Si Jimat: Wujud Solidaritas Sosial Masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi. Patanjala, 8(2), 219–234.

Purwaningsih, E. (2006). Permainan tradisional anak: salah satu khasanah budaya yang perlu dilestarikan. Jentra: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 1(1), 40–46.

Rachman, M. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Moral. UNNES Press.

Radcliffe-Brown, A. (1972). Structure and function in primitive society: Essay and addresses. Routledge & Kegan Paul.

Rohani, R. (2016). Urgensi Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Melalui Community Civics. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 2(2), 221–234.

Scott, J. (2011). Sosiologi The Key Concepts. Rajawali Press.

Spradeley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana.

Sumarmi, S., & Amiruddin, A. (2014). Pengelolaan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal. Aditya Medai Publishing.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).

Utari, U., & Degeng, I. (2017). Pembelajaran tematik berbasis kearifan lokal di sekolah dasar dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 1(1), 39–44.

Wardhani, N. (2013). Pembelajaran Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Informal. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 56–66.

Wardhani, N., & Noorrochmat, I. (2016). Revolusi Mental Dalam Cerita Babad Alas Wanamarta. Jurnal Civics, 13(2), 187.

Winataputra, U. (2006). Multikulturalisme- Bhineka Tunggal Ika dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Acta Civicus, 2(1), 1009– 1027.

Yunus, R. (2013). Transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 67–79.

Yusof, A. (2016). Relasi Islam dan budaya lokal: Studi tentang tradisi Nyadran di desa Sumogawe kecamatan Getasan kabupaten Semarang. IAIN Tulungagung Research Collections, 4(1), 51–74.

Zuriah, N. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan Multikultural Sebagai Wahana Pendidikan Hukum dan Kesadaran Berkonstitusi. Jurnal Wawasan Yuridika, 23(2), 207–222.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View Integralistik Stats