Tahu Nikah (Nigari Kacang Merah) Sebagai Bentuk Diversifikasi Makanan Sehat Ramah Lingkungan

Inayatun Ilahiyyah(1), Sri Mulyati(2), Indri Septi Ningsih(3), Lokika Nityama Nindhita(4), Resta Rahma Sari(5),


(1) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(4) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(5) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Tahu Aci merupakan salah satu makanan khas daerah Tegal. Proses produksi tahu pada umumnya menggunakan koagulan (senyawa penggumpal) berupa Kalsium sulfat (CaSO4) yang dikenal sebagai batu tahu atau sioko, asam cuka, dan biang tahu atau cairan bekas perasan tahu yang diinapkan (Koswara, 2009:7). Koagulan tersebut dapat menghasilkan limbah cair yang mencemari lingkungan. Bahan baku pembuatan tahu adalah kedelai yang ternyata 70% masih impor (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Outlook Komoditas Kedelai, 2015). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan  inovasi, dengan tujuan untuk mendiversifikasi tahu, mendiversifikasi Tahu NIKAH, serta mengetahui prospek penjualan Tahu NIKAH di lingkungan masyarakat daerah Tegal dan masyarakat umum. Tahu NIKAH (nigari kacang merah) merupakan bentuk diversifikasi tahu dengan bahan dasar kacang merah dan koagulan nigari. Diversifikasi Tahu NIKAH berupa Dimsum Nigari Kacang Merah (DINIKAHI) yang berbahan dasar Tahu NIKAH, kulit pangsit basah, dan dengan irisan wortel. Brownies Kacang Merah (BROKARAH) dengan bahan utama kulit ari kacang merah. Puding Nigari Kacang Merah (PURIKARAH) dengan komposisi air rebusan sari kacang merah dan tepung agar-agar. Produksi Tahu NIKAH sudah berjalan 13 kali produksi dengan keseluruhan omzet sebesar Rp3.681.000,00. Pengembangan dan keberlanjutan program ini dengan mendirikan cafe Tahu NIKAH melalui serangkaian tahapan. PKM-K ini menghasilkan bentuk diversifikasi makanan yang sehat dan ramah lingkungan dengan tingkat penjualan yang tinggi.

Keywords

tahu, nigari, kacang merah

Full Text:

PDF

References

Indriyanti, D. R., Fauzi, B. A., & Maretta, Y. A. 2017. The pathogenicity of entomopathogenic nematodes against Spodoptera exigua. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 12(24), 7161-7164

Indriyanti, D. R., Widiyaningrum, P., Slamet, M., & Maretta, Y. A. 2017. Effectiveness of Metarhizium anisopliae and Entomopathogenic Nematodes to Control Oryctes rhinoceros Larvae in the Rainy Season. Pakistan journal of biological sciences: PJBS, 20(7), 320-327.

Kementerian Republik Indonesia. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Kedelai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2015.

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). www.EbookPangan.com. Diakses tanggal 7 September 2016.

Parmin, Sajidan, Ashadi, Sutikno, & Maretta, Y. A. 2016. Preparing Prospective Teachers in Integrating Science and Local Wisdom through Practicing Open Inquiry. Journal of Turkish Science Education, 13(2), 3-14

Widaningrum, Ida. 2015. Teknologi Pembuatan Tahu yang Ramah Lingkungan (Bebas Limbah). Jurnal Dedikasi, ISSN 1693-3214. Volume 12: 15-16.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Inayatun Ilahiyyah, Sri Mulyati, Indri Septi Ningsih, Lokika Nityama Nindhita, Resta Rahma Sari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
The journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License