Akuntansi Nir-Tuhan: Salahkah Aku? (Budaya Barat Menggugat)

Theresia Woro Damayanti(1),


(1) Staff Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Indonesia

Abstract

Penelitian ini akan menguji apakah ketiadaan Allah dalam praktik akuntansi budaya barat merupakan sebuah kesalahan, yang mana budaya barat menggunakan agama Kristen Katolik Roma dan praktek akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PSAK 46 tentang pajak tangguhan. Beberapa peneliti akuntansi menyatakan bahwa akuntansi yang ada mengakomodasi kapitalisme. Selain itu, beberapa peneliti juga mempertanyakan tidak adanya agama dalam akuntansi. Sedangkan agama harus dianggap sebagai perilaku manusia yang mendasari kekuasaan, sehingga budaya yang dapat dilihat sebagai pengaruh penting pada pengembangan kebijakan dan praktik akuntansi. Tidak adanya Allah dalam akuntansi selalu menyalahkan budaya barat sebagai penyebabnya. Artikel ini menunjukkan bahwa budaya barat sangat mendorong warganya untuk membayar pajak. Sementara aturan akuntansi yang diatur dalam PSAK 46 bahkan mengakomodasi perencanaan pajak yang bertujuan untuk meminimalkan pajak yang dibayarkan kepada Negara. Artikel ini memberi kita refleksi: apakah kita masih akan menyalahkan budaya barat sebagai penyebab tidak adanya Allah dalam Praktek Akuntansi?

 

This study will examine whether is nonexistence of God in the accounting practice is western culture’s mistake, which western culture that will be used are the Roman Catholic religion and the accounting practices used in this study is PSAK 46 about deferred tax. Some accounting researchers stated that the existing accounting accommodate capitalism. Moreover, some researchers also questioned the absence of religion in accounting. Whereas religion should be considered as a power underlying human behavior, so that culture can be seen as an important influence on the development of accounting policies and practices. Nonexistence of God in accounting always blaming western culture as the cause. This article shows that the western culture strongly encourages its citizens to pay taxes. While the accounting rules contained in PSAK 46 even accommodate tax planning that aims to minimize taxes paid to the state. This article gives us a reflection: are we still going to blame the western culture as the cause of nonexistence of God in Accounting?

Keywords

Nonexistence of God, PSAK 46, Catholic Religion, Western Culture

Full Text:

PDF

References

Agoes, S., & Trisnawati, E. (2007). Akuntansi perpajakan edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Askary, S., & Jackling, B. (2004). A Theoretical Framework of Analisis of Accounting Propensity in Different Religions Paper presented at the Fourth Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference 4 to 6 July 2004

Barzun, J. (2000). From Dawn to Decadence: 500 Years of Western Cultural Life 1500 to the Present HarperCollins

Bromiley, G. W. (1991). The International Standard Encyclopedia. Vol. 4. : Grand Rapids, MI: William B. Eerdmans Publishing Company.

Carolina, Meythi, & Martau, R. (2012). Tax Culture: Dasar Pelaksanaan Reformasi Perpajakan Menuju Kepatuhan Sukarela.Unpublished manuscript.

Choi, F. D., & Muller, G. G. (1998). Akuntansi Internasional. Edisi Indonesia: Penerbit Salemba Empat Jakarta, Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd. dan Prentice-Hall Inc.

Diaconu, P. S. (2007). Impact of Globalization on International Accounting Harmonization.

Estes, R. (2005). Tyranny of The Bottom Line: Mengapa Banyak Perusahaan Membuat Orang Baik Bertindak Buruk. Terjemahan Indonesia. Jakarta.: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. .

Friedman. (1970). The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits. New York Times Magazine.

Gray, R., & Bebbington, J. (1998). Accounting and The Soul Of Sustainability: Hyperreality, Transnational Corporations and the United Nations. The Centre for Social and Environmental Accounting Research

Gunadi. (1997). Akuntansi Pajak: Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Baru. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Harahap. (1997). Teori Akuntansi Jakarta PT. RajaGrafindo Persada.

Ismail, A. (2005). Selamat Mewaris: 33 Renungan tentang Pusaka Hidup. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Karayan, J. (2002). Strategic Corporate Tax Planning, ,Introduction: John Wiley and Son.

Kompas. (2011). 5.89 Juta Wajib Pajak Tak Patuh. Kompas.

Lehman, G. (2004). Accounting, Accountability and Religion: Charles Taylor's Catholic Modernity and The Malaise Of Disenchanted World Paper presented at the Fourth Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference 4 to 6 July 2004.

Merino, B. D., G, M. A., & Tolleson, T. G. (2005). Neo Liberalism & Corporate Hegemony: A Framework of Analysis for Financial Reporting in the United States. Critical Management Studies Conference.

Mulawarman, A. D. (2010). In Holistic Wisdom Core Datum Accounting: Shifting From Accounting Income To Value Added Accounting Paper presented at the Proceeding at the Third International Accounting Conference. , Accounting Department FE-UI.

Muljono, D. (2009). Tax planning: menyiasati pajak dengan bijak. Yogyakarta: Andi Offset.

Napel, H. t. (2002). Kamus Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Sternberg. (1994.). Just Business: Business Ethics in Action. London: Warner Books.

Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Supramono, & Damayanti, T. W. (2009). Perpajakan Indonesia: Mekanisme Dan Perhitungan (Vol. edisi revisi,). Yogyakarta: Andi Offset.

Triyuwono. (2009). Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah. Edisi 1. . Jakarta: Rajawali Pers.

White, L. S. (2000). The Influence of Religion on the Globalization of Accounting Standards.

Wijaya. (2010). Kesalehan Pasar: Kajian Teologis Terhadap Isu-isu Ekonomi dan Bisnis di Indonesia. Jakarta Grafika Kreasindo.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
Jurnal Dinamika Akuntansi is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License