ANALISIS POLA PERJALANAN TRANSPORTASI PENDUDUK DAERAH PINGGIRAN

Bambang Sugiyarto(1),


(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Abstract

To get residence in the center of the city is very difficult at this time especially because of the high-rising prices. For this reason, middle class and lower class residents solve the problem by looking for residence in the outskirts of town, but as a consequence they are far from their workplace and from schools. The flow of these middle class and lower class people to the outskirts of town has brought about a special impact. The sampling method employed in this research was proportional random sampling, a method in which samples are chosen randomly from the districts under investigation by paying special attention to group I (the poor), group II (the middle class) and group III (the have) . Trip distribution for the residents of Mijen and Gunungpati districts is mostly spread only around the respective districts [i.e. Mijen and Gunungpati], while for the residents of Ngaliyan district, the targets of most of their trips are the various districts of Semarang city. From the point of view of moda used, most outskirts residents use the motorbike to do their daily trips. Residents of Ngaliyan and Mijen districts mostly cover the distance between their residence and the places of their daily activities (around 1 - 5 km) within 20 - 30 minutes. While those of Gunungpati district mostly cover the distance (5 - 10 km) within 10 - 20 minutes.

Untuk mendapatkan tempat tinggal di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama karena faktor harga yang relatif mahal. Maka bagi penduduk golongan menengah kebawah solusinya adalah mencari tempat tinggal di daerah pinggiran kota dengan konsekuensi jauh dari tempat kerja atau tempat pendidikan. Mengalirnya golongan ini dari daerah dekat pusat kota ke daerah pinggiran ternyata mempunyai dampak tersendiri. Metode pengambilan sampel adalah sampling random proporsional yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dari lokasi kecamatan yang diamati dengan memperhatikan golongan I (ekonomi lemah), golongan II (menengah) dan golongan III (ekonomi kuat). Sebaran tujuan perjalanan untuk penduduk kecamatan Mijen dan Gunungpati sebagian besar hanya di sekitar wilyah kecamatannya masing – masing, sedangkan untuk penduduk kecamatan Ngaliyan, sebagian besar tujuan perjalanan mereka adalah berbagai kecamatan di Kota Semarang. Dari sisi moda yang digunakan, sebagian besar penduduk daerah pinggiran menggunakan sepeda motor untuk melakukan perjalanan sehari - hari.  Penduduk kecamatan Ngaliyan dan Mijen sebagian besar menempuh jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh antara 1 – 5 km dengan lama perjalanan rata-rata antara 20 – 30 menit. Sedangkan penduduk kecamatan Gunungpati sebagian besar menempuh jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh 5 10 km dengan lama perjalanan antara 10 – 20 menit.

Keywords

transportation moving pattern; fringe area; Pola perjalanan transportasi; Daerah pinggiran

Full Text:

PDF

References

Alvinsyah & Soehodho, S., 1997, Dasar – Dasar Sistem Transportasi, Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta.

Morlok, E.K., 1988, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Pusat.

Richardson, A.J., 1982, Transport Survey Methods, Departmen of Civil Engineering Monash University

Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Tamin, O.Z., 1997, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung.

Yunus, H.S., 2004, Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta

Refbacks

  • There are currently no refbacks.