KAJIAN SPASIAL DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG BERDASARKAN RPJMD TAHUN 2010 – 2015

Teguh Prihanto(1),


(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Abstract

Semarang has a geostrategic position because they are on the path of economic traffic island of Java , and is a development corridor in Central Java . In the implementation of the management and development of the city , Semarang City Government has strategic plans set out in the Medium Term Development Plan (RPJMD ) Year 2010-2015 . RPJMD is one document that contains the Municipal Government policy during a period of 5 years , adjusted to the tenure of the Mayor of Semarang . But there are times when each policy was accompanied by deviations or adjustments in the field , both technically , economically and politically . Physical elements that are often experienced deviation function is the spatial pattern of change ( land ) , especially Suburbs Semarang , among which are the sub Ngaliyan and Tembalang . The second area is experiencing dynamic growth and change in the use of spatial functions , modes of movement , trade and economic development . In the District Ngaliyan spatial changes that form concentric spatial pattern changes because of the main access , which is a class 1 road connecting or cutting suburban communities ( urban fringe ) . While the District Tembalang spatial changes that shape the spatial dispersion pattern changes due to the uneven spatial distribution of a group of urban fringe communities , as dibangunya impact of feeder roads ( the environment ) .

 

Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan kota, Pemerintah Kota Semarang memiliki rencana-rencana strategis  yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015. RPJMD adalah salah satu dokumen yang berisi kebijakan Pemerintah Kota selama kurun waktu 5 tahun yang disesuaikan dengan masa jabatan Walikota Semarang. Namun ada kalanya setiap kebijakan juga dibarengi dengan penyimpangan atau penyesuaian di lapangan, baik secara teknis, ekonomis maupun politis. Unsur fisik yang sering kali mengalami penyimpangan fungsi adalah pola perubahan spasial (lahan), terutama Kawasan Pinggiran Kota Semarang, di antaranya adalah wilayah Kecamatan Ngaliyan dan Tembalang. Kedua wilayah ini mengalami perkembangan dinamis dalam pemanfaatan dan perubahan fungsi spasial, pergerakan moda, perkembangan perdagangan serta perekonomian. Di wilayah Kecamatan Ngaliyan mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan konsentris spasial karena adanya akses utama, yakni berupa jalan kelas 1 yang menghubungkan atau memotong komunitas daerah pinggiran kota (urban fringe). Sedangkan wilayah Kecamatan Tembalang mengalami perubahan spasial yang membentuk pola perubahan dispersi spasial karena adanya pembagian spasial secara merata dari suatu kelompok komunitas urban fringe, sebagai dampak  dibangunya jalan-jalan penghubung (jalan lingkungan).

 

Keywords

spatial; suburban areas; RPJMD; spasial; kawasan pinggiran kota; RPJMD

Full Text:

PDF

References

Bintarto, 1984. ”Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya”. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rahadini, Ari. 2008. ” Dampak Keberadaan Kampus Universitas Negeri Semarang Terhadap Perkembangan Pemanfaatan Spasial Kawasan Sekaran”. Penelitian Dosen Muda. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015 Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang

Semarangkota.go.id: “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010 - 2015”. Semarang: Pemerintah Kota Semarang

Subroto, YW. 1997. “ Proses Transformasi Spasial dan Sosio-Kultural Desa-Desa Di Pinggiran Kota (Urban-Fringe) Di Indonesia”. Laporan Penelitian Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar TA 1996/1997. Yogyakarta: Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.