PERILAKU PENYEBERANG PEJALAN KAKI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA LALU LINTAS

Ridho Wicaksono(1), Untoro Nugroho(2), Alfa Narendra(3),


(1) JurusanTeknikSipil FakultasTeknikUniversitasNegeri Semarang Gedung E3-E4 KampusSekaran, Gunungpati, Semarang 50229
(2) JurusanTeknikSipil FakultasTeknikUniversitasNegeri Semarang Gedung E3-E4 KampusSekaran, Gunungpati, Semarang 50229
(3) JurusanTeknikSipil FakultasTeknikUniversitasNegeri Semarang Gedung E3-E4 KampusSekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Abstract

There are not many pedestrians crosser using pedestrian overhead bridges nowadays. They are more likely at-Grade Pedestrian Crosserseven though there were pedestrian overhead bridges.Like what we observed at BrigjendKatamso street. This paper described pedestrians crossing behavior around SMPN 2 Semarang’s pedestrian overhead bridges. Furthermore,their side friction impact on traffic flows are measured and noted. Preliminary survey was conductedon 40 hours traffic counting based on video-recordedtraffic data. This survey shows there are two peak hours, morning period at 05:45-08:45 and noon period at 14:30-17:30. On each peak hours, we observe at-grade pedestrian crosser for their impact on car travel-timeand spot-speed. In morning peak-time most of pedestrian crosser use overhead pedestrian bridge, otherwise in noon peak-time at-grade crossing preferred. During day-peak-time, single pedestrian crosser could delayedtwo passenger cars for 1.37 sec, meanwhile in the noon-peak-time they delayed one passenger car for 1 sec. In the morning peak hour, Spot-speed before disturbance is 22.43 km/hour, during crossing occur is 18.35 km/hour, and after the crossing is 19.1 km/hour. Meanwhile, during 3 hours of noon peak hour, spot speed before crossing is 17.45 km/hour, during disturbance is 13.48 km/hour, after crossing is 24.07 km/hour. Thie research proofed that there are side frictions regarding at-grade pedestrian crossing around overhead pedestrian bridge in front of SMPN 2 Semarang.

Banyak penyeberang pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyeberangan dan lebih memilih untuk menyeberang ke ruas jalan pada jalan Brigjend Katamso, meskipun pada jalan tersebut telah ada fasilitas jembatan penyeberangan. Tulisan ini menyajikan perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus penyeberang jalan apakah mempunyai pengaruh terhadap arus lalu lintas atau tidak. Bila terjadi pengaruh, seberapa besar pengaruh tersebut. Observasi/Survei awal dengan melakukan penghitungan arus lalu lintas harian selama 40 jam menggunakan metode pencacahan manual, serta metode visual dengan kamera video. Selanjutnya dari survei lalu lintas harian diketahui waktu puncak yaitu puncak pagi (05.45 – 08.45) dan puncak sore (14.30–17.30). Pada masing-masing waktu puncak kemudian dikaji perbandingan perilaku penyeberang melalui jembatan dengan melalui jalan. Khusus untuk perilaku penyeberang melalui jalan akan diteliti pengaruhnya terhadap jumlah lama kendaraan tertahan serta kecepatan mobil penumpang ketika terjadi aktifitas penyeberangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada waktu pagi hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih banyak dari pada melalui jalan. Sedangkan pada waktu sore hari perilaku penyeberang melalui jembatan lebih sedikit dari pada melalui jalan. Pada puncak pagi rata-rata penyeberang jalan menghambat 2 kendaraan selama 1.37 detik sedangkan puncak sore menghambat 1 kendaraan selama 1 detik. Pengaruh terhadap kecepatan mobil penumpang selama 3 jam puncak pagi menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 22.43 km/jam, sesaatkejadian 18.35 km/jam, setelahkejadian 19.1 Km/jam. Sedangkan 3 jam selamapuncak sore menghasilkan temuan kecepatan sebelum kejadian 17.45 km/jam, sesaatkejadian 13.48 km/jam, setelahkejadian 24.07 km/jam. Hal ini menunjukkan penyeberang melalui jalan menjadi penghambat lalulintas di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang, di depan SMPN 2 Semarang, di Jalan Brigjend Katamso.

 


Keywords

Pedestrian; Traffic performance; Pejalan kaki; Kinerja lalu lintas;

Full Text:

PDF

References

Mashuri dan Muh.Ikbal.2011.Studi Karakteristik Pejalan kaki dan Pemilihan Jenis Fasilitas Penyeberangan Pejalan kaki di Kota Palu (StudiKasus: Jl. Emmi Saelan Depan Mal Tatura Kota Palu). Palu :Staf Pengajar pada KK Transportasi Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako.

Nahdalina, Iwan K Hadihardaja dan Vibry Rozeani.2006. Perhitungan Antriandan Tundaan Pada Pintu Tol Grogol Menggunakan Metode Gelombang Kejut. Depok :Jurnal Desain dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Gunadarma.

MKJI.1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta : BinaMarga

UU Nomor 22Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

David O Sears, Jonathan L Freedman, Lawne Peplau, 1985, Psikologi Sosial, Edisi kelima, Jilid 2, Jakarta 13740, Erlangga.

Rahayuningsih, Tri. 2010. Ketidakpatuhan Pejalan Kaki dalam Menggunakan Jembatan Penyeberangan (Studi Fenomenologis pada Siswa SMA di Jalan Teuku Umar Kota Semarang). Semarang :Universitas Negeri Semarang.

Fika Dian Pratiwi. 2011. (Studi Karakteristik Pergerakan Pejalan Kaki Di Pedestrians Road StasiunTugu Yogyakarta), Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

M.Ayu Chandra Kusuma Wardhani. 2010. Studi karakteristik pejalan kaki dengan menggunakan tiga pendekatan (kasus pada fasilitas pejalan kaki Galabo Surakarta), Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.