KAJIAN STRATEGI ADAPTASI BUDAYA PETANI GARAM

Dhedy Pri Haryatno(1),


(1) Jln. Gajah Mada No 5 Rembang, Jawa Tengah, Indonesia, 51123

Abstract

Bledug Kuwu merupakan fenomena semburan lumpur yang mengandung garam sehingga dimanfaatkan sebagai garam dapur. Profesi sebagai pembuat garam dapur yang dilakukan penduduk sekitar dalam sepuluh tahun terakhir ini telah mengalami penurunan cukup drastis yaitu dari seratus orang pada tahun 2000 menjadi hanya enam orang pada tahun 2010. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan strategi adaptasi budaya petani garam. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif serta teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian adalah di desa Kuwu, Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan adanya permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh petani garam yakni perubahan cuaca yang tidak menentu, kondisi lumpur yang selalu berubah, dan karakteristik air garam. Untuk menghadapi problem lingkungan, petani garam melakukan adaptasi kultural yaitu menghindari bahaya yang ada di lingkungan. Selain itu, petani juga memiliki keterbatasan dalam teknologi pembuatan garam. Juga ditemukan perubahan teknologi yang digunakan dalam pembuatan garam seperti klakah, blonjong, siwur, kepyur, payon, ember, dan kerik juga harus dilakukan. Ada juga upaya lain antara lain melalui perilaku penimbunan garam, membuat peralatan pembuat garam sendiri, dan mencari pekerjaan sambilan lain yang dapat menjadi alternatif pemenuhan ekonomi warga. Sementara itu dukungan secara moral dan material dari pemerintah juga sangat dinantikan.


Bleduk Kuwu is a salt mudflow phenomena in Kuwu Grobogan that can processed into table salt. Profession as salt makers in the last ten years has decreased quite dramatically, from a hundred people in 2000 to just six people in 2010. The objective of this study is to explore the adaptation strategy of the salt peasant in Kuwu Grobogan. In this study, the author uses a qualitative approach to its base, with observation techniques, interviews, and documentation in its data collection. The research found that the challange of salt farmers are environmental problems, which include erratic weather changes, the ever-changing sludge conditions, and characteristics of salt water. To deal with environmental problems, salt farmers adapt culturally to avoid the dangers that exist in the environment. Changes in technology used in the manufacture of salt as klakah, blonjong, siwur, kepyur, payon, buckets, and kerik is also observed. There are also other strategies, which include salt buildup, making their own salt-making equipment, and look for other jobs for economic fulfillment. Meanwhile, the moral and material support from the government is also highly needed.

Keywords

Adaptation; Cultural strategy; Salt farmers.

Full Text:

PDF

References

Elizabeth, R. 2007. Fenomena Sosiologis Metamorphosis Petani: Ke Arah Keberpihakan Pada Masyarakat Petani Di Pedesaan Yang Terpinggirkan Terkait Konsep Ekonomi Kerakyatan. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 25 (1): 29-42.

Haviland, W. A. 1985. Antropologi. Jakarta: Erlangga.

Iskandar, J. 2006. Metodologi Memahami Petani dan Pertanian. Jurnal Analisis Sosial. 11 (1): 25-45.

Kaplan, D. & Manners, R.A. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marzali, A. 2003. Strategi Peisan Cikalong dalam Menghadapi Kemiskinan. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Nasrullah dan Wahyu. 2012. Kearifan Lokal Petani Dayak Bakumpai dalam Pengelolaan Padi di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Komunitas. 4 (1): 31-40.

Nurasa, T. & Iqbal, M. 2009. Adaptasi dan Antisipasi Petani Serta Strategi Penerapan Sistem Usaha Tani Dalam Mengatasi Fenomena Perubahan Iklim Di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Sosio Ekonomika, 15 (2): 75-85.

Putra, H.S.A. 2003. Ekonomi, Moral, Rasional dan Politik Dalam Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009.

Sumarti, T. 2007. Kemiskinan Petani dan Strategi Nafkah Ganda Rumahtangga Pedesaan. Sodality : Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 1 (2): 100-115.

Supadi, & Nurmanaf, A.R. 2006. Pemberdayaan Petani Kelapa Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan. Jurnal Litbang Pertanian, 25 (1): 70-85.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.