RE-IMAJINASI KE-INDONESIA-AN DALAM KONTEKS ‘NETWORK SOCIETY’

Dwi Wulan Pujiriyani(1),


(1) Jalan Tata Bumi No. 5, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Telp/Fax: (0274) 587239/Fax (0274) 587138

Abstract

Abstrak
Tulisan ini berusaha untuk mengungkap pengalaman keindonesiaan yang dihadapkan pada realitas kehidupan yang mengglobal. Dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih jauh tentang pemaknaan identitas keindonesiaan, tulisan ini akan mengacu pada pemaknaan identitas secara individual yaitu bagaimana individu merumuskan identitas keindonesiaannya, bagaimana identitas tersebut dibangun serta representasi identitas keindonesiaan yang kemudian muncul. Untuk mengaitkan dengan pemaknaan identitas secara global, konteks identitas yang dimunculkan dalam tulisan ini adalah identitas yang dirumuskan oleh subjek penelitian yang memiliki pengalaman tinggal di luar negeri. Hal ini terkait dengan konteks network society yang menandai semakin cairnya batas-batas teritorial. Dalam konteks mobilitas inilah identitas keindonesiaan atau seringkali dilekatkan dengan ‘nasionalisme’ seseorang, seringkali dipertanyakan. Pengalaman tinggal di luar negeri ini dijadikan frame untuk melihat bagaimana identitas keindonesiaan itu menemukan makna yang sebenarnya ketika dihadapkan pada identitas-identitas dalam jaringan masyarakat yang meluas.

Keywords

Indonesian identity; network society; representation

Full Text:

PDF

References

Abdullah, I. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____________. 2006. “Dari Bounded System ke Borderless Society: Krisis Metode Antropologi dalam Memahami Masyarakat Masa Kini. Jurnal Antropologi Indonesia. 30 (2).

Anderson, B. 1983. Imagined Comununities. London: Verso.

Aristiarini, A. 2006. “Membangun Keindonesiaan Baru” Dalam Kompas, Jumat 19 Mei.

Calhoun, C. 2008. “Cosmopolitanism and Nationalism”. Nation and Nationalism. 14 (3).

Castells, M. 2004. The Power of Identity: The Information Age: Economy, Society, Culture. Second Edition. USA: Blackwell Publishing.

Eidse, F. dan Sichel, N. (ed) 2004. Unrooted Childhoods: Memoirs of Growing Up Global. USA: Intercultural Press.

Laksono, P. M. “Peta Jalan Antropologi Indonesia Abad Kedua Puluh Satu: Memahami Invisibilitas (Budaya) di Era Globalisasi Kapital. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 27 Oktober 2009.

Meyer B. dan Geschiere. 2003. Globalization and Identity: Dialectics of Flow and Closure. In B Meyer & P Geschiere (eds). Globalization and Identity: Dialectis of Flow and Closure. Oxford, UK and Malden. USA: Blackwell Publishing.

Panca D., Radhar. 2001. Menjadi Manusia Indonesia. Yogyakarta: LKIS.

Pilliang, Y. A. 2005. “Jika Rakyat Kritis, Ia Sudah Nasionalis”. Dalam Gerbang Edisi 11 Th. IV-2005.

Riawanti, S. “Generasi Muda Indonesia: Siapa dan Bagaimanakah Mereka?”. Dalam BambangWidanto dan Iwan Meulia (ed). 2009. Perspektif Budaya: Kumpulan Tulisan Koentjaraningrat Memorial Lectures I-V/2004-2008. Jakarta: Rajawali Press.

Schele, Judith dan Kutanegara, P. M. 2006. Budaya Barat dalam Kacamata Timur: Pengalaman dan Hasil Penelitian Antropologis di Sebuah Kota di Jerman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sunardi, St. 2006.”Meninjau Ulang Identitas Keagamaan Di Indonesia”. Makalah Seminar “Agama dan Konflik Identitas”. Pusat Studi Asia Pasifik. Universitas Gadjah Mada.

Tanuredjo, B. 2006. “Transisi Demokrasi: Sebuah Maklumat Untuk Bangsa”. Kompas. 6 Juni 2006.

Yuni I. 2006. “Beasiswa dan Kebutuhan Regenerasi”. Dalam Kompas Rabu 3 Mei 2006.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.