MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PASCAERUPSI GUNUNG MERAPI DI JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA

Masrukin -(1), Toto Sugito(2), Bambang Suswanto(3), Ahmad Sabiq(4),


(1) FISIP Universitas Jenderal Soedirman Jalan Kampus Grendeng Purwokerto, 53122
(2) FISIP Universitas Jenderal Soedirman Jalan Kampus Grendeng Purwokerto, 53122
(3) FISIP Universitas Jenderal Soedirman Jalan Kampus Grendeng Purwokerto, 53122
(4) FISIP Universitas Jenderal Soedirman Jalan Kampus Grendeng Purwokerto, 53122

Abstract

Abstrak
Penelitian ini bertujuan membuat model pemberdayaan masyarakat pascaerupsi Gunung Merapi di lokasi yang terkena dampak paling parah yaitu: di Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Desa Jumuyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang dan Desa Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah serta Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta. Menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk melakukan pengkajian keadaan desa secara partisipatif melalui wawancara mendalam, observasi dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukan dari keempat lokasi, memiliki kesamaan dalam model pemberdayaan yaitu: (1) Masyarakat  membutuhkan serangkaian kegiatan pemberdayaan secara menyeluruh, antara kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Karena selama ini, masyarakat telah mendapat penyuluhan, pelatihan dan bantuan, akan tetapi untuk program pendampingan yang dibutuhkan tidak diberikan. Akibatnya kurang mendukung pada keberlanjutan, peningkatan produktivitas dan pemasaran.  (2) Masyarakat membutuhkan lembaga koperasi yang memiliki badan hukum sebagai pusat usaha perekonomian untuk memenuhi kebutuhan permodalan, bahan baku, dan akses jaringan pemasaran. (3) Masyarakat membutuhkan pelatihan secara periodik dan penguatan kembali kelompok siaga bencana di tingkat desa. 

Abstract
This research aims to create empowerment model after the eruption of Mount Merapi in locations most severely affected: Tlogolele Village of Selo District in Boyolali Regency, Jumoyo Village of Salam District in Magelang Regency and  Balerante Village in Kemalang District of Klaten Regency in Central Java Province and Kepuharjo Village of Cangkringan District in Sleman Regency in Yogyakarta Province. The research used Participatory Rural Appraisal (PRA) method for assessing participatory village situation through in-depth interviews, observation and focus group discussion (FGD). The results showed that the four villages, had similarities in the empowerment model: (1) Community requires a series and comprehensive of empowerment activities between extension, training and mentoring. (2) Community requires cooperative institution as a business center to obtain capital, raw materials and network marketing access. (3) Finally the community should receive periodic training and transformed to be a disaster task force at the village level.
© 2013 Universitas Negeri Semarang

Keywords

empowerment; extension; training; mentoring

Full Text:

PDF

References

Andrayani, T.T. 2011. Dana Sumbangan Masyarakat Untuk Pembangunan Ekonomi Pascabencana Merapi. Jurnal Penanggulangan Bencana. 2(1): 41-49

Ife, J. 2002. Community development: Community-based alternatives in an age of globalisation. Pearson Education Australia (AU): Frenchs Forest

Maarif, S. 2010. Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari Aspek Sosiologis. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. 1(1): 1-7

Mardikanto, T. 2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat: Acuan Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi dan Minat/Pemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: UNS Press

Milles, M.B., Huberman AM. 2007. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Rohidi TR. Jakarta: UI Press

Nair, K.S., White S.A. 2004. Participatory Development Communication as Cultural Renewal. White SA, Nair KS, Ascroft J, editors. Participatory Communication: Work for Change and Development. New Delhi, Thousand Oaks. London: Sage Publications

Payne, M. 1997. Modern Social Work Theory. Second Edition, London: McMillan Press Ltd

Parsons, R.J, James D.J, Santos H.H. 1994. The Integration of Social Work Practice, California: Brooks/Cole. Payne

Subiyantoro, I. 2010. Upaya Mengantisipasi Bencana Melalui Kekuatan Berbasis Masyarakat. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. 1(2): 9-16

Suharto, E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Syahyuti. 2006. Tiga Puluh Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, Indikator serta Variabel. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara

Sumber lain

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

http://bpbd.jatengprov.go.id, Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, diunduh 4 Mei 2012

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/26/ 058386435/Hujan-7-Sungai-di-Merapi-Banjir-Lahar-Dingin, dunduh 4 Mei 2012

http://www.merdeka.com/peristiwa/banjir-lahar-dingin-merapi-magelang-yogya-sempat-ditutup.html, diunduh 4 Mei 2012

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.