RENDAHNYA KOMITMEN DALAM PERKAWINAN SEBAGAI SEBAB PERCERAIAN

Budhy Prianto(1), Nawang Warsi Wulandari(2), Agustin Rahmawati(3),


(1) Jalan Ters. Raya Dieng No. 62-64 Malang, Jawa Timur, Indonesia
(2) Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Malang, Jawa Timur, Indonesia
(3) Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Malang, Jawa Timur, Indonesia

Abstract

Abstrak
Belakangan ini angka perceraian baik tingkat nasional, regional Jawa Timur, maupun lokal Kota Malang sangat tinggi. Di wilayah Kota Malang, angka perceraian tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman akan makna dan tujuan perkawinan, sebab-sebab terjadinya perceraian, dan komitmen pasangan suami istri dalam mencapai tujuan perkawinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik dengan wawancara (depth interview) sebagai metode pengumpulan data. Informan penelitian ditentukan secara snow ball di antara para janda dan duda di wilayah Kecamatan Kedungkandang yang bercerai pada sepanjang tahun 2012. Analisis dan intepretasi data merujuk pada enam langkah analisis sebagaimana dikemukakan Creswell. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan penelitian kurang memahami makna dan tujuan perkawinan. Berbagai hal yang dikemukakan sebagai penyebab perceraian, seperti ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, dan sebagainya, sejatinya hanya merupakan pemicu, namun yang paling mendasar sebagai penyebab perceraian adalah tidak adanya komitmen antar masing-masing pasangan dalam mencapai tujuan perkawinan.

Abstract
Lately, the divorce rates both nationally and regionally continues to increase. This is, what happened in the municipality of Malang, where the highest divorce rate is in the district Kedungkandang. This study aims to describe the causes of divorce, and the couple’s commitment to achieve the goal of marriage. This study uses naturalistic approach with depth interviews as a method of data collection. The research informants were determined through snow ball methods among the widows and widowers in the district Kedungkandang who were divorced in 2012. Analysis and interpretation of data refers to the six-step analysis as presented by Creswell. The findings show that most of the research informants do not understand the meaning and purpose of marriage. Various things are presented as the cause of the divorce, such as economic, domestic violence (KDRT), infidelity, and so on, but the most fundamental cause of divorce is the lack of  marital commitment between each partner in achieving the goal of marriage.
© 2013 Universitas Negeri Semarang

Keywords

marriage; divorce; commitment; marriage couple

Full Text:

PDF

References

Achir, Y.C.A. 1994. Pembangunan keluarga sejahtera sebagai wahana pembangunan bangsa. Prisma. Majalah Kajian Ekonomi dan Sosial:6(23)

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang. 2012, Statistik daerah kecamatan Kedungkandang 2012

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2011. MALANG DALAM ANGKA Malang city in figures 2011

Balitbang Depsos. 2004. Model pemberdayaan keluarga dalam mencegah tindak tuna sosial remaja di perkotaan, http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitbang %20UKS/executive2004.htm

Collin, P.H. 2004. Dictionary of politics and government, Third Edition, London, Bloomsbury Publishing Plc

Creswell, J.W. 2010. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Edisi Ketiga.(terjemahan). Yogyakarta. Penerbit Pustaka Pelajar

Ertanto dan Kiril. 2000. Anak jalanan dan subkultur: sebuah pemikiran awal. Artikel ini dipresentasikan pada Diskusi dan Pemutaran Video “Subkultur Remaja: Underground, Skuter, Play Station”, KUNCI Cultural Studies Center- Lembaga Indonesia Perancis. Yogyakarta. 5 Mei 2000.

Esterlianawati. 2007. Memahami komitmen perkawinan: bersama hingga ujung umur. http://esterlianawati.wordpress.com/2007/07/16/memahami-komitmen-perkawinan-bersama-hingga-ujung-umur/

Goode, W. J. 1983. Sosiologi keluarga. Terjemahan. Jakarta. Penerbit. PT Bina Aksara.

Hidir, A. 2003. Bias jender dalam infertilitas. Kompas. Senin, 03 Maret

__________, Anak jalanan, siapa mereka? Kontras, Edisi 149, 1-6 Agustus 2001

Hornby, A.S. 1985, Oxford advanced learner’s dictionary of current english. Oxford. Oxford University Press

Jawa Pos Radar Bromo.20/02/2007

Johnson, M.P. 2006. A “general” theory of intimate partner violence: a working paper. Sociology and Women’s Studies. Penn State. [email protected], www.personal.psu.edu/mpj

__________, 1992, Ensiklopedia indonesia. Jakarta. Penerbit PT Ichtiar Baru-Van Hoeve

Johnson, M.P., Caughlin, J.P. and Huston, T.L. 1999. The Tripartite Nature of Marital Commitment: Personal, Moral, and Structural Reasons to Stay Married. Journal of Marriage and Family. 61 (1): 160-177

Kamus Bahasa Indonesia. 2008

Karnaji, dkk. 2001. Studi tentang penyusunan model pembinaan dan pemberdayaan anak jalanan. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial: 2(3)

Kompas Jawa Timur (17 Juli, 2007)

Kustiariyah. 2007. Mengantisipasi bencana rumah tangga, www.republika.co.id Published on 17 Januari 2007, 10:15

Malang Post ,11 November 2011

Nuryati, S. 2007. Selingkuh tahta, harta, wanita. Sinar Harapan. 23 Januari

Plamenatz, J. 1978. Man and society. Volume Two. London, Longman Group Limited

Republika On line. Senin.15 Agustus 2005. http://www.republika.co.id

Soekanto, S. 1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Penerbit CV Rajawali

Stanley, S.M. 2005a. Myths about divorce, www.boundless.org/2005/articles/ a0001126.cfm

Stanley, S.M., Rhoades, G.K. and Whitton, S.W. 2010. Commitment: Functions, Formation, and the Securing of Romantic Attachment. Journal Family Theory and Review. 2(4): 243-257

Suhadi. 2013. Pernikahan Dini, Perceraian, dan Pernikahan Ulang: Sebuah Telaah dalam Perspektif Sosiologi. Jurnal Komunitas: Research And Learning In Sociology And Anthropology. 4(2): 168-177

Sunarto, H.M. 2006. Kebijakan pengembangan ketahanan keluarga. Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Beragama. 2001. Pelaksanaan perkawinan dan perceraian di berbagai komunitas wilayah pulau Jawa. Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI. www.depag.web.id/research/kerukunan/6/Republika (7/1/2007) s

Un, S.S. 2007. Kekerasan dan resakralisasi keluarga. Surya Online.Wednesday, 21 November, http://www.surya.co.id/web

Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Warta Supra On-line. 2005. Kepuasan perkawinan. www.unika.ac.id/warta/22082005.htm

WASPADA Online 28 Des 05 02:23 WIB

Wijanarko, J. 2001. Penikahan. Jakarta. Suara Pemulihan

Wirutomo, P. 1994. Sosialisasi dalam keluarga indonesia, suatu perspektif perubahan sosial, Prisma:6(23)

Zaenuddin, HM. 2007, Cerai: tanya, kenapa? Suara Rakyat Merdeka. Selasa, 13 Maret 2007 (Pemred NonStop)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.