FORMALISASI SYARI’AT ISLAM DAN DOMINASI NEGARA TERHADAP ELITE AGAMA ISLAM TRADISIONAL DI ACEH

Nirzalin -(1), Fakhrurrazi -(2),


(1) Kampus Utama Cot Tengku Nie Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia
(2) Kampus Utama Cot Tengku Nie Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia

Abstract

Berdasarkan studi kasus di Aceh Utara, tulisan ini hendak menunjukkan realitas kompleks tentang komodifikasi Syari’at Islam oleh elite yang sedang memerintah di Aceh. Realitasnya, birokratisasi Syari’at Islam telah menutup ruang bagi lahirnya wacana tandingan (counter discourse) dari masyarakat terhadap wacana yang dikembangkan oleh negara. Hal itu termanifestasi pada pelbagai Qanun yang telah disahkan. Qanun-qanun tersebut justeru memperlihatkan dominasi kepentingan elite yang sedang memerintah daripada aspirasi yang disuarakan oleh masyarakat. Sementara itu, birokratisasi dayah (pondok pesantren salafi/tradisional) dan penciptaan ketergantungan ekonomi dayah pada negara melalui kegiatan yang mengatasnamakan “pembinaan” dayah ternyata merupakan kedok bagi dominasi negara terhadap teungku dayah (elite agama Islam tradisional). Dominasi ini berhasil memposisikan teungku dayah sebagai jastifikator pelbagai kebijakan pemerintah. Akibatnya, peran teungku dayah di Aceh yang pada awalnya adalah aktor sosial yang secara vis a vis sanggup berhadapan dengan pemerintah dalam mengkritisi pelbagai kebijakan berdasarkan aspirasi yang berkembang di masyarakat menjadi pudar.

 

Based on a case study in North Aceh district, this paper wants to demonstrate the complex reality of current commoditization of Syari’ah committed by political elites in Aceh. In fact, the bureaucratization of Syari’ah has closed democratic spaces which enable civil society including local religious elite to counter state’s discourses and policies. Such bureaucratization was manifested in the enactment of several Qanuns which unveil the domination of ruling elites’ interests over society’s interests and aspiration. On the other hand, the bureaucratization of dayah (traditional or salafi pesantren) and the formation of its economic dependence on state’s budgets through what called as “dayah guidance/direction programs” became a powerful means for the state apparatus to co-opt teungku dayah as Islamic local religious elites. Such cooptation has successfully positioned teungku dayah to act as justificatory actor toward various government policies. As the result, the historical role of teungku dayah in Aceh as the main political actor, which able to criticize government policies based on people aspiration, is fading away in the aftermath of conflict in Aceh.

Keywords

Formalization of Islamic Syari’ah; Political Role of Teungku Dayah; Aceh

Full Text:

PDF

References

Atkinson, P.(eds). 2001. Handbook of Ethnography, London: Sage Publication

Alfian. 1975. The Ulama In Achehnese Society : A Preliminary Observation. Bangkok: Friedriech Ebert Stiftung

Abdullah, T.. & Sharon S.(eds). 1998. Islam and Society in Southeast Asia. Singapore; Institute of South East Asian Studies.

----------------------.1987. Islam dan Masyarakat, Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES

Abdullah, H.W. Shaghir. 1983. Sheikh Daud bin Abdullah al-Fatani: Ulama dan Pengarang Terulung Asia Tenggara. Kuala Lumpur; Hizbi.

AW. B. 1999. “Senyum Seorang Teungku”, Banda Aceh: Jurnal Nanggroe

Ali, F. et.al. 2008. Kalla & Perdamaian Aceh. Jakarta; LSPEU.

Abu Bakar, Alyasa’, 2002. Syari’at di Wilayah Syari’at, Pernik-Pernik Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

---------. 2005. Bunga Rampai Pelaksanaan Syari’at Islam, Pendukung Qanun Pelaksanaan Syari’at Islam. Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

---------. 1992. “Manuskrip Dayah Tanoh Abee Kajian Keislaman di Aceh Pada Masa Kesultanan”, Jurnal Kajian Islam, 2

Amal, T.A dan Samsul Rizal Panggabean. 2004. Politik Syari’at Islam Dari Indonesia Hingga Nigeria. Jakarta; Pustaka Alvabet.

Amiruddin, M.H. 2005. The Response ot the Ulama Dayah to the Modernization of Islamic Law in Aceh. Malaysia; UKM.

T.B. Bottomore,T.B. 2006. Elite dan Masyarakat. Jakarta: Akbar Tanjung Institute

Benda. J. H. 1985. Bulan Sabit dan Matahari Terbit, Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Jaya

Dhofier, Z. 1982. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.

Denzin. K.N. & Yvonna S. Lincoln (eds), 1994. Hanbook of Qualitative Research, London: SAGE Publication

Dinas Syari’at Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2006. Himpunan Undang-Undang, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah/Qanun, Instruksi Gubernur dan Edaran Gubernur Berkaitan dengan Pelaksanaan Syari’at Islam. Banda Aceh.

Faucault, M. 2002. Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan. Yogyakarta: Bentang.

Giddens. A. 1984. The Constitution of Society, Outline of The Theory of Structuration. Cambridge UK: Polity Press.

---------. 1976. New Rules of Sociological Method. London: Hutchinson

Iskandar, E.(ed). 2003. Namaku Ibrahim Hasan, Menebah Tantangan Zaman. Jakarta: Yayasan Malem Putra.

Komisi Independen Pemilu. 2006. Nanggroe Aceh Darussalam.

Konrad Kebung. 2002. “Kembalinya Moral Melalui Seks”. Basis. 51(1)

Nirzalin, 2012, Ulama dan Politik di Aceh, Menelaah Hubungan Kekuasaan Teungku Dayah dan Negara. Yogyakarta: Maghza Pustaka

----------, 2003. Pergeseran Legitimasi Kekuasaan Ulama Dalam Masyarakat Aceh. Yogyakarta: Tesis S2 Sosiologi Universitas Gadjah Mada.

------------, 2004. Relasi Kekuasaan Teungku-Murid, Studi di Dayah Tanoh Abeu Kabupaten Aceh Besar. Lhokseumawe: LPPM Universitas Malikussaleh, Penelitian Hibah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Nashier, H. 2006. Gerakan Islam Syari’at, Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia. Jakarta: PSAP.

Priyono, H.B. 2000. “Sebuah Terobosan Teoritis”. Basis, 49(1)

Jenkis, R. 2004. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu, Yogyakarta: Kreasi Wacana

Siegel, J.T. 2003. The Rope of God. USA: The University of Michigan Press

Syamsuddin, N. 1990. Pemberontakan Kaum Republik, Kasus Darul Islam Aceh. Jakarta: Grafiti.

Sufi, R. dkk, 2003. Peranan Tokoh Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekaan 1945-1950 di Aceh. Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh.

---------, 2006. Tgk. Hasan Krueng Kalee dan Teuku Nyak Arief, Profil Ulama dan Umara Aceh, Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Saby, Y. 2000. “A Profile of The Ulama in Achehnese Sociey”. Jurnal Al Jami’ah. 38(2)

Tocqville, A. 1956. Democracy in America, New York: Vintage Books

Turmudi, E. 2003. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKiS.

Tim Penulis IAIN Ar-Raniry. 2004. Ensiklopedi Pemikiran Ulama Aceh. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Weber, M. 1947. The Theory of Social and Economic Organization. New York: Oxford University Press.

---------. 1964. Economy And Society, An Outline of Interpretive Sociology. USA: University of California Free Press

Daftar Wawancara

Nasir simpatisan GAM Aceh Utara, 17 Nopember 2008

Hasbi Amiruddin, Guru Besar IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 14 Januari 2010

Anonim (35 tahun) simpatisan Partai Aceh, warga Aceh Utara 28 Juli 2013

Teungku Malem (nama samaran) warga Aceh Barat, 25 Juni 2013

Nasrullah, Muzakir, Nurdin dan Badruzzaman, warga Simpang Keuramat Aceh Utara, 20, 21 dan 22 Nopember 2008.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.