RELASI JARINGAN ORGANISASI PEMUDA DALAM PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA

Muryanto Amin(1),


(1) Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Medan-20122

Abstract

Penelitian ini dilatari oleh munculnya para ”preman” sebagai aktor lokal di Sumatera Utara yang berperan mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Sumatera Utara tahun 2008. Sebagian aktor lokal itu berasal dari kader Pemuda Pancasila. Mereka mengandalkan kekerasan dan uang yang dimiliki untuk memperoleh serta memaksimalkan akses sumber daya dari pemerintah daerah. Untuk menjelaskan model relasi jaringan yang digunakan Pemuda Pancasila sebagai modal memenangkan calon gubernur yang didukung, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan studi kasus dan analisis tipologi dipilih sebagai sebagai cara untuk menyusun interpretasi atas data tertulis, wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model relasi yang terjalin antara Pemuda Pancasila dengan birokrasi, pengusaha, dan media cetak lokal dilakukan atas dasar hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme. Jalinan relasi jaringan tersebut dilakukan dengan cara yang beragam, saling mengait, dan penuh intrik untuk mempertahankan akses kekuasaan dan memanfaatkan sumber daya yang dikuasai. Pemuda Pancasila tetap ingin memperoleh akses sumber daya yang dikuasai negara di tingkat lokal. Sementara, para pejabat birokrasi, pengusaha, dan pengelola media cetak lokal membutuhkan kekuatan Pemuda Pancasila untuk mempertahankan kekuasaan dan usaha mereka seperti menghindari ancaman dan menjaga keamanan di lokasi-lokasi kekuasaan dan usaha mereka.

 

The background of this study is the emergence of “gangsters”—some of whom were cadres of Pemuda Pancasila—as local actors who played an important role to support Syamsul Arifin as governor candidates in North Sumatera. They rely intimidated with violence and money to gain access resources from the local government and maximize them. This study used qualitative methods that would explain network relation models of Pemuda Pacasila used as capital backed winning candidate for governor. The qualitative analysis with typology technique is chosen as a way to arrange interpretations on data—written materials, in depth interviews, and observations. The findings showed that the network relation models among Pemuda Pancasila, bureaucracy, businessman, and local print media was performed based on mutualistic symbiosis. Interwoven network of relationships is done in stepwise manner, interlocking, full of intrigue, and power to maintain access and utilize resources owned. Pemuda Pancasila still want to gain resources accsess that local state controlled. While bureaucrats, businessman, and local media managers need strength of Pemuda Pancasila to maintain their power and attempt to avoid such threats and security at sites and their efforts.

Keywords

local bosses; local politic; power

Full Text:

PDF

References

Andrain, C.F. 1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Bogdan, R. & Taylor J. Steven. 1993. Metode Kualitatif: Dasar-dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiardjo, M. “Konsep Kekuasaan: Tinjauan Pustaka”. dalam: Budiardjo. 1984. Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Gramedia.

Crook, R.C. and James Manor. 1998. Democracy and Decentralization in South Asia and West Africa: Participation, Accountability and Performance. Cambridge University Press.

Gramsci, A. 1971. Selections from Prison Notebooks. London: Lawrence and Wishart.

Hadiz, V.R. 2005. Dinamika Kekuasaan, Ekonomi Politik Indonesia Pasca-Soeharto. LP3ES. Jakarta.

Hidayat, S. “Desentralisasi dan Otonomi Daerah Masa Orde Baru (1966-1998)”. dalam: Soetandyo Wignosubroto dkk. 2000. Pasang Surut Otonomi Daerah: Sketsa Perjalanan 100 Tahun. Jakarta: Institute for Local Development dan Yayasan Tifa.

Lively, J. 1975. Democracy. Britain: Basil Blackwell.

Masaaki, O. dan Abdur Rozaki. Ed. 2006. Kelompok Kekerasan dan Bos Lokal di Era Reformasi. Yogyakarta: IRE Press.

Prasojo, E., Irfan Maksum, dan Teguh Kurniawan. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah: Antara Model Demokrasi Lokal dan Efisiensi Struktural. 2006. Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.

Rauf, M. 2005. Konsensus Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi.

Scott, J.C. 1972. “Patron-Client Politics and Political Change in Southeast Asia”. dalam: The American Political Science Review. 6(1)

Sidel, J.T. 2005. “Bosisme dan Demokrasi di Filipina, Thailand, dan Indonesia”. dalam: John Harris, Kristian Stokke, dan Olle Tornquist. (Eds.). Politisasi Demokrasi: Politik Lokal Baru. Jakarta: Demos.

Smith, B.C. 1985. Decentralization: The Territorial Dimension of the State. London: Allen & Unwin.

Yin, K. R. 2000. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.