Analisis Politik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi

Arif Hidayat(1),


(1) Gedung C.4. Lt. 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Abstract

Pergeseran paradigma anggaran menempatkan partisipasi publik dan transparansi sebagai hal yang sangat penting dalam keseluruhan siklus anggaran. Kenyataannya, mekanisme partisipasi dan transparansi dalam aturan-aturan mengenai penganggaran, khususnya di daerah sangat dangkal dan penuh manipulasi simbolik. Pemerintah lebih dominan daripada masyarakat sehingga masyarakat tidak benar-benar terlibat sampai membuat keputusan. Oleh karena itu, penelitian normatif-yuridis ini dilakukan secara literer-prismatik, bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa potensi masalah yuridis yang timbul berkaitan dengan (1) melemahnya partisipasi dan kontrol rakyat dalam proses kebijakan; (2) kurangnya jaminan hukum yang mengatur posisi masyarakat dalam proses kebijakan daerah; dan (3) mis-orientasi pembentukan kebijakan internal di parlemen dan eksekutif.

Paradigm shift in the budget puts public participation and transparency as crucial in the overall budget cycle. In fact, mechanisms for participation and transparency in the rules regarding budgeting, particularly in the area is very shallow and full of symbolic manipulation. The government is more dominant than the community so that people are not really involved until making a decision. Therefore, the normative-legal research is done in the literary-prismatic, aims to identify some potential legal issues arising in connection with (1) weakening of participation and control of the people in the policy process, (2) lack of legal guarantees that regulate the position of people in the process regional policy, and (3) mis-orientation of the internal policy formation in the parliament and executive.

Keywords

Participation; Transparency; Local Budget.

Full Text:

PDF

References

Abed, G.T., and Gupta, S. 2002. Governance, Corruption & Economic Performance. IMF: Washington, D.C

Akhmadi, dkk. 2002. Good Governance dan Penguatan Institusi Daerah. Jakarta, Masyarakat Transparansi Indonesia

Bailey, S.J.. 1999. Local Government Economics: Principles and Practice. Macmillan Press Ltd., London

Bird, R.M. dan Vaillancourt, F. 2000. Desentralisasi Fiskal di Negara-negara Berkembang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Desta, Y. 2006. Designing Anti-Corruption Strategies for Developing Countries: A Country Study of Eritrea. Journal of Developing Societies, 22(4)

Fahmai, M. 2006. Peran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih. UII Press, Yogyakarta

Hadi, K. 2010. Satu Dasawarsa Relasi Politik Lokal Dan Nasional Dalam Konteks Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Politik, 1(2) (Oktober)

Hardjosoekarto. 2002. Hubungan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jurnal Administrasi Negara, 2(2)

Hidayat, S. 2006. Desentralisasi untuk Pembangunan Daerah. Jurnal Hukum Jentera, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Edisi 14 Tahun IV (Oktober-Desember)

Kurnia, M.P., dkk. 2007. Pedoman Naskah Akademik Perda Partisipatif. Kreasi Total Media, Yogyakarta

Kurniawan, T. 2009. Peranan Akuntabilitas Publik dan Partisipasi Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi di Pemerintahan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, 16(2) (Mei-Agustus)

Mabroor, M. “Corruption in Civil Administration: Causes and Curesâ€, Journal of Humanomics, Vol. 21, No. 3/4, 2005.

Mardismo, “New Public Management (NPM): Pendekatan Baru Manajemen Sektor Publikâ€, Jurnal Sinergi, Vol. 6, No. 1. 2002.

Mark E. Warren, M.E. “What Does Corruption Mean in a Democracyâ€, American Journal of Political Science, Vol. 48, No. 2, 2004.

Moynihan. 2003. Normative and Instrumental Perspektive on Publis Participation. Jurnal American Review of Public Administraton, 33

Muluk, M.R.K. 2006. Menggagas Tangga Partisipasi Baru dalam Pemerintah Daerah di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, 14(4) (Desember)

Ngoedijo, W. 2007. Isu-Isu Utama dan Perspektif Peningkatan Mutu Musrenbang di Masa Depan. Jurnal Local Governance Support Program, II (Juli)

Pambudhi, P.A. 2006. Peraturan Daerah dan Hambatan Investasi. Jurnal Hukum Jentera, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Edisi 14 Tahun IV (Oktober-Desember)

Puspitasari, H., dkk. 2006. Marginalisasi Rakyat dalam Anggaran Publik, Malang: Malang Corruption Watch dan YAPPIKA

Satries, W.I. 2011. Mengukur Tingkat Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi Dalam Penyusunan APBD Melalui Pelaksanaan Musrenbang 2010. Jurnal Kybernan, 2(2) September

Shah, A. and Qureshi, Z. 1994. Intergovernmental Fiscal Relations in Indonesia The World Bank: Washington, D.C

Sirajuddin dkk. 2006. Hak Rakyat Mengontrol Negara, Malang Corruption Watch dan YAPPIKA

Sisk, T. 2002. Demokrasi di Tingkat Lokal: Buku Panduan Internasional IDEA Mengenai Keterlibatan, Keterwakilan, Pengelolaan Konflik, dan Kepemerintahan Seri 4. International IDEA, Jakarta

Smoke, P. 2001. Fiscal Decentralization in Developing Countries: A Review of Current Concepts and Practice, UNRISD: Switzerland

Snape, F.R. 1999. Corruption, Collution and Nepotism in Indonesia. Third World Quarterly, 20(3)

Sopanah. 2004. Memantau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dalam Kerangka Peningkatan Akuntabilitas Publik di Era Otonomi Daerah. Jurnal Manajemen Akuntansi & Bisnis, 1(2) Juni, FE Universitas Merdeka Malang

Sugiarto, B. 2010. Ruang Keterlibatan Warga dalam Penyusunan APBD. Jurnal Hukum & Pembangunan, 23(4)

Syamsu, S. 2010. Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Hukum Praevia FH Unila, 4(1) Januari-Juni

Tanzi, V. 1998. Corruption Around The World: Causes, Consequences, Scope, and Cures. Journal of IMF Staff Papers, 45(4)

Widjajabrata, S. dan Nicholas M Zacchea. 2004. International Corruption: The Republic of Indonesia is Strengthening the Ability of Its Auditors to Battle Corruption. The Journal of Government Financial Management, 53(3)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.