PENDUDUK DAN HUBUNGAN ANTARETNIS DI KOTA SURABAYA PADA MASA KOLONIAL

Purnawan Basundoro(1),


(1) Jurusan Sejarah, Universitas Airlangga, Surabaya

Abstract

Relation among ethnics in Indonesian colonial city, especially relation between European and local citizen are unique. In many causes, their interaction is relation between oppressor and the oppressed. Sometimes, it oppresses the peoples. Nevertheless, in the other time and place, their relation based on spirit and motivation of humanity, that is social relationship without racial and political sentiment. In the relation between European as a chief and the inlanders’ as a subordinate, the relation has not judge by race difference, but evaluate by social stratification. This relation happened in the different context depend on situation and condition. It indicates that relation among peoples always based humanity, that human constantly need the other else.

Key words: ethnics, Surabaya, colonial

 

Hubungan antar etnik di kota-kota kolonial di Indonesia, terutama hubungan antara orang-orang kulit putih Eropa dengan penduduk lokal cukup unik. Dalam banyak kasus hubungan mereka murni dalam kerangka hubungan antara penjajah dan yang terjajah. Hubungan semacam ini kadang-kadang sangat menindas bagi yang terjajah. Pada waktu dan tempat yang berbeda hubungan mereka sering kali juga dilandasai oleh semangat dan motivasi kemanusiaan, yaitu hubungan yang murni berdasarkan status sosial tanpa dilandasi sentimen politik dan rasial. Jika hubungan tersebut terjalin antara majikan yang Eropa dan buruh yang Bumiputera, maka baik-buruknya hubungan tersebut hanya bisa dinilai dari kelas sosial mereka yang berbeda, bukan karena perbedaan ras. Hubungan semacam itu bisa terjalin pada konteks yang berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kondisi.

Kata kunci: etnis, Surabaya, kolonial

 

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.