LOCAL ISLAMIC RELIGIOUS LEADERS IN ISLAMIZATION IN BANYUMAS

Sugeng Priyadi(1),


(1) Department of History Education, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Abstract

In the writing of Islamic-history-themed local history, especially for the Islamic missionary, there is only a small number found, including in Banyumas. Oral tradition and historical sources in the folklore form are found abundantly in the Banyumas Residency in the form of local chronicles. Sheikh Jambu Karang and Prince Mahdum Husen were the oldest Islamic religious leaders who lived in the pre-Demak period or Sundanese kingdom, while PrinceWali Prakosa, Prince Mahdum Cahyana, Prince Mahdum Wali, Prince Senapati Mangkubumi I, and Wirakencana played their roles in Islamizing people in Demak era. Meanwhile, Ki Ageng Gumelem was the Islamic religious leader in the Mataram era. Local legitimacy stated that Sheikh Jambu Karang embraced Islam by a friend of the Prophet Muhammad (peace be upon him), named Prince Attasangin. Prince Wali Prakosa was legitimized as a local Islamic religious leader who participated in building the Great Mosque of Demak, even he was the maker of the Saka tatal. Prince Senapati Mangkubumi, according to the text of Babad Pasir, also helped in building the Great Mosque of Demak and Islamized residents in the inland of East Java and West Java.

Keywords: Islamic history, oral tradition, folklore, local Islamic religious leaders, legitimacy

  

Dalam penulisan sejarah lokal bertema sejarah Islam, khususnya bagi misionaris Islam, hanya ada sejumlah kecil yang ditemukan, termasuk di Banyumas. Tradisi lisan dan sumber sejarah dalam bentuk cerita rakyat banyak ditemukan di Kediaman Banyumas dalam bentuk kronik lokal. Sheikh Jambu Karang dan Pangeran Mahdum Husen adalah pemimpin agama Islam tertua yang hidup di masa pra-Demak atau kerajaan Sunda, sementara Pangeran Wali Prakosa, Pangeran Mahdum Cahyana, Pangeran Mahdum Wali, Pangeran Senapati Mangkubumi I, dan Wirakencana memainkan peran mereka dalam mengislamkan orang-orang di era Demak. Sementara itu, Ki Ageng Gumelem adalah pemimpin agama Islam di era Mataram. Legitimasi lokal menyatakan bahwa Syekh Jambu Karang memeluk Islam oleh seorang teman Nabi Muhammad SAW, bernama Pangeran Attasangin. Pangeran Wali Prakosa dilegitimasi sebagai pemimpin agama Islam setempat yang berpartisipasi dalam membangun Masjid Agung Demak, bahkan ia adalah pembuat Saka tatal. Pangeran Senapati Mangkubumi, menurut teks Babad Pasir, juga membantu membangun Masjid Agung Demak dan penduduk yang terislamisasi di pedalaman Jawa Timur dan Jawa Barat.

Kata kunci: Sejarah Islam, tradisi lisan, cerita rakyat, tokoh agama Islam setempat, legitimasi

 

Keywords

Islamic history, oral tradition, folklore, local Islamic religious leaders, legitimacy

Full Text:

PDF

References

Abdullah, T. (1985). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Atmo, T. (1984). Babad dan Sejarah Purbalingga. Purbalingga: Pemda Tingkat II Purbalingga.

Atmo, T. & Sasono. (1993). Mengenal Purbalingga. Jakarta: Paguyuban Arsakusuma.

Behrend, T.E. (1990). Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, Jilid 1, Museum Sono Budoyo Yogyakarta. Jakarta: Djambatan.

Behrend, T.E. & T. Pudjiastuti. (1997a). Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, Jilid 3-A, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-EFEO.

Behrend, T.E. & T. Pudjiastuti. (1997b). Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, Jilid 3-B, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-EFEO.

Carey, P. (2017). Sisi Lain Prince Diponegoro: Babad Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa. Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia.

Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta : Grafitipers.

Danandjaja, J. (1985). “Kegunaan Folklor sebagai Sumber Sejarah Lokal Desa-desa di Indonesia,†in Sulastin-Sutrisno, Darusuprapta, dan Sudaryanto (Eds.). Bahasa Sastra Budaya: Ratna Manikam Untaian Persembahan Kepada Prof. Dr. P.J. Zoetmulder. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dinas Pariwisata. (1992). Obyek Wisata Purbalingga !an Legendanya. Purbalingga: Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah tingkat II Purbalingga.

de Graaf, H. J. (1985). Awal Kebangkitan Mataram. Jakarta: Grafitipers.

de Graaf, H. J. (1998). Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI: antara Historisitas dan Mitos. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

de Graaf, H. J. & Th. G. Th. Pigeaud. (1974). De Erste Moslimse Vorstendommen op Java, Studien Over de Staatkundige Geschiedenis van de15de en 16de Eeuw. Leiden: KITLV.

de Graaf, H. J. & Th. G. Th. Pigeaud. (1985). Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: Grafitipers.

de Wolff van Westerrode, W. P. D. (1901). “Aantoning van den Toestand van het Grondbezit in de Perdikan-Dessa’s der Afdeeling Poerwokerto,†Tijdschrift voor het Binnenlandsch Bestuur, eenentwintigste, deel 1-6. Batavia: G. Kolff & Co.

Djajadiningrat, H. (1995). “Tradisi Lokal dan Studi Sejarah Indonesia,†in Soedjatmoko, M. Ali, G.J. Resink, dan G. Mc.T. Kahin (Eds.). Historiografi Indonesia, Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ekadjati, E.S. (1982). Cerita Dipati Ukur Karya Sastra Sejarah Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.

Ekadjati, E.S. dan U.A. Darsa. (1999). Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 5A, Jawa Barat, Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-EFEO.

Hasselman, C.J. (1887). “De Perdikan Dessa’s in Het District Tjahijana, Afdeeling Poerbolinggo Residentie Banjoemas,†Tijdschrift voor het Binnenlandsch Bestuur, deel I.

Hasyim, U. (1974). Sunan Kalijaga. Kudus: Menara.

Hasyim, U. (1977). Sunan Giri dan Pemerintahan Ulama di Giri Kedaton. Kudus: Menara.

Hasyim, U. (1983). Sunan Muria: antara Fakta & Legenda. Kudus: Menara.

Kartodirdjo, S. (1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia.

Kartosoedirdjo, A.M. (1941a). Tjarijos Panembahan Lawet. Yogyakarta: Museum Sana Budaya.

Kartosoedirdjo, A.M. (1941b). Tjarijos Ki Ageng Gumelem. Yogyakarta: Museum Sana Budaya.

Kartosoedirdjo, A.M. (1941c). Babad Noesa Tembini. Yogyakarta: Museum Sana Budaya.

Kartosoedirdjo, A.M. (1967). Diktat Riwajat Purbalingga. Selanegara: Stensil.

Knebel, J. (1900). Babad Pasir, Volgens een Banjoemaasch Handschrift, met Vertalingen. Verhandelingen van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, deel LI, 1-155.

Knebel, J. (1901). Babad Banjoemas, Volgens een Banjoemaasch Handschrift beschreven. Tijdschrift van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, deel XLIII, 397-443.

Oemarmadi & K Poerbosewojo. Babad Banjumas. Jakarta: Amin Sujitno.

Pigeaud, Th. G. Th. (1967). Literature of Java, Volume I. The Hague: Martinus Nijhoff.

Pigeaud, Th. G. Th. (1968). Literature of Java, Volume II. The Hague: Martinus Nijhoff.

Priyadi, Sugeng. (1990). Tinjauan Awal tentang Serat Babad Banyumas sebagai Sumber Sejarah. Seminar Sejarah Nasional V. Semarang: Jarahnitra, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud.

Priyadi, S. (2001). Perdikan Cahyana. Humaniora, VIII (1). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Priyadi, S. (2008). Bibliotheca Banyumasica: Biografi Raden Kamandaka dan Sejarah Banyumas. Yogyakarta: Kaliwangi Offset.

Priyadi, S. (2011). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyadi, S. (2012). Sejarah Lokal: Konsep, Metode, dan Tantangannya. Yogyakarta: Ombak.

Priyadi, S. (2013). Dasar-dasar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyadi, S. (2014). Sejarah Lisan. Yogyakarta: Ombak.

Priyadi, S. (2015a). Menuju Keemasan Banyumas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyadi, S. (2015b). Historiografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Priyadi, S. (2016). Bibliotheça Banyumasiça: Penafsiran Fakta-Fakta Sejarah Banyumas Berdasarkan Manuskrip Kalibening. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyadi, S. (2018). Sejarah Kota Banyumas (1571-Hingga Kini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyadi, S. (2019). Sejarah Kota Purwakerta (Purwokerto) (1832-2018). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Salam, S. (1960). Sekitar Wali Sanga. Kudus: Menara.

Salam, S. (1977). Kudus Purbakala dalam Perjoangan Islam. Kudus: Menara.

Slametmuljana. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Steenbrink, K.A. (1984). Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19. Jakarta: Bulan Bintang.

Sulendraningrat, P.S. (1987). Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayatullah. Cirebon: Toko Buku Kitab Asy-Syarqiyyah.

Supanggih. (1997). Karangmoncol dan Perkembangannya. Jakarta: tanpa penerbit.

Syamlawi, I. (1983). Keistimewaan Masjid Agung Demak. Salatiga: CV Saudara.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.