REPRESENTASI SEJARAH DAN TRADISI KUNO BANYUMAS: ANTARA PERAN PEREMPUAN DAN PELESTARIAN ADAT OLEH NEGARA

Sofa Marwah(1), Tri Rini Widyastuti(2),


(1) Jurusan Ilmu Politik FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
(2) Jurusan Sosiologi FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Abstract

This research-based paper aims at assessing the existence of female indigenous preservers in the preservation program of custom and culture by the state, and formulating the alternative model of preserving the custom and culture in Banyumas through strengthening the women's participation. This is necessary because the reality in the society shows that both women and men are equal to have the important role. In this case, the existence of women in Pekuncen, Kalisalak, Cikakak, Pasir Wetan and Gerduren is a representation of the synthesis between history, customs and Islamic values that colors the life of the local people. When the state enters the domain of the society and implements the program of preserving traditional villages, the existence of women is marginalized on account of being not directly involved. In fact, the actors of the traditional ceremonies such as unggah-unggahan, jaro rojab, gubrak lesung, rengkong and lengger, as well as the actors of the traditional cloth-making which is so-called lawon, are partly women.

Keywords:  women, preserving the custom, Banyumas

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji eksistensi kaum perempuan pelaku adat di tengah program pelestarian adat istiadat dan budaya oleh negara, serta merumuskan alternatif model pelestarian adat istiadat dan budaya di Banyumas melalui penguatan partisipasi kaum perempuan. Hal ini diperlukan karena realitas di masyarakat menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki adalah pelaku adat yang sama-sama memegang peranan penting. Dalam hal ini, keberadaan kaum perempuan di Pekuncen, Kalisalak, Cikakak, Pasir Wetan dan Gerduren adalah representasi sintesa antara perjalanan sejarah, adat istiadat dan nilai-nilai Islam yang mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakat setempat. Ketika negara masuk dan melakukan program pelestarian desa adat, eksistensi kaum perempuan justru tergeser karena perempuan tidak dilibatkan secara langsung. Padahal pelaku upacara unggah-unggahan, jaro rojab, gubrak lesung, rengkong, lengger, pembuatan kain tradisional lawon, sebagiannya adalah perempuan.

Kata kunci: perempuan, pelestarian adat, Banyumas

 

Keywords

women, preserving the custom, Banyumas

Full Text:

PDF

References

Anderson, Benedict ROG. 1991.“Gagasan tentang Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa,” dalam Miriam Budiardjo (ed.). Aneka Pemikiran Kuasa dan Wibawa. Jakarta : Sinar Harapan.

Islamy, Irfan, 2003. “Rancangan Penelitian Tindakan”, dalam Masykuri Bakri(ed.) Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoretis dan Praksis. Malang : Lemlit Unisma dan Visipress.

Harrison, Lisa. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.

Marwah, Sofa. 2012. “Representasi Politik Perempuan di Banyumas: Antara Kultur dan Realitas Politik.” Disertasi. Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Noerdin, Endriana (ed.). 2003. Representasi Perempuan dalam Kebijakan Publik di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Women Research Institute.

Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Pelestarian Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat Tahun 2012. Jakarta : Kemendagri, 2012.

Petunjuk Teknis Penetapan Desa dan Pokmas Tahun 2012. Jakarta : Kemendagri, 2012.

Priyadi, Sugeng. 2004. “Sejarah Islam Banyumas (Kajian tentang Masuknya Agama Islam di Banyumas, Peran Wali Lokal dalam Islamisasi dan Lembaga Perdikan)”. Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah Purwo-kerto.

Punch, Keith. 2006. Developing Effective Research Proposal. London: Sage Publication.

Silbergh, David M. 2001. Doing Dissertations in Politics: A Student Guide. London : Routledge.

Verayanti, Lena. 2003. Partisipasi Politik Perempuan Minang dalam Sistem Masyarakat Matrilineal. Padang: LP2M Padang.

Vreede-De Stuers, Cora, 2008. Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian. Terjemahan Elvira Rosa dkk, Jakarta : Komunitas Bambu.

Zuhro, Siti R dkk, 2009. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-nilai Budaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan dan Bali. Yogyakarta: Ombak.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.