THE POLITICS OF THE SUNDANESE KINGDOM ADMINISTRATION IN KAWALI-GALUH

Widyonugrahanto Widyonugrahanto(1), Nina Herlina Lubis(2), Mumuh Muhzin Z.(3), Dede Mahzuni(4), Kunto Sofianto(5), R.M. Mulyadi(6), Undang Ahmad Darsa(7),


(1) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(2) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(3) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(4) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(5) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(6) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
(7) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Abstract

The focus of the study is the politics of the Sundanese Kingdom administration during a period when the power was centered in Kawali-Galuh. Astana Gede Kawali is a historical site that used to be the center of the Sundanese kingdom as solidly proven by the existence of a number of remaining historical plaques found in the site.  The study employed a four-step historical method that involved heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The main concept underlying the study is Montesquieu’s Division of Power, also known as the Trias Politica. In general, the politics of the Sundanese kingdom administration remained unchanged despite the shifts of the administrative center to Galuh, Kawali, and Pakuan. The Sundanese kingdoms actually adopted a unique concept called Tri Tangtu di Buana, according to which administrative power was distributed triadically among Prebu, Rama, and Resi. The concept of Tri Tangtu Buana is similar to that of Montesquieu’s Trias Politica, which is commonly adopted by today’s modern states.

 

Penelitian ini adalah tentang politik pemerintahan Kerajaan Sunda ketika kekuasaan berpusat di Kawali-Galuh. Astana Gede Kawali adalah salah satu situs peninggalan bersejarah yang merupakan bekas pusat pemerintahan Kerajaan Sunda Kawali-Galuh. Beberapa prasasti tentang Kerajaan Sunda yang ditemukan disana adalah bukti keras tentang itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah yang didalamnya terdapat empat tahapan yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konsep Pembagian Kekuasaan Montesquieu yang terkenal dengan namaTrias Politica. Politik pemerintahan dalam kerajaan Sunda pada umumnya adalah sama walaupun pusat pemerintahannya berpindah pindah dari Galuh, Kawali dan Pakuan. Pemerintahan Kerajaan Sunda memiliki kekhasannya tersendiri dengan konsepnya Tri Tangtu di Buana yang didalamnya membagi kekuasaan pemerintahan dalam Prebu-Rama-Resi.Tri Tangtu di Buana ini memiliki kemiripan dengan pembagian kekuasaan yang terkenal dengan sebutan Trias Politica dari Montesquieu yang sekarang banyak digunakan dalam negara modern.

 

Keywords

Tri Tangtu di Buana, Kawali-Galuh.

Full Text:

PDF

References

Danasasmita, Saleh et.al. 1987. Sewaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung;Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Herlina, Nina. 2011. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.

Kartakusuma, Richadiana. 2015. “Situs Kawali (Astana Gede), Desa Indrayasa, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis (Jawa Barat); Salah satu Balay Pamujan/ Kabuyutan Kerajaan Galuh-Priangan Timur.” Paper presented in FGD September 29th, 2015, Bandung.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Lubis, Nina Herlina et.al. 2003. Sejarah Tatar Sunda jilid 1. Bandung: Lembaga Penelitian Unpad.

Lubis, Nina Herlina et.al. 2013. Sejarah Kerajaan Sunda. Bandung: YMSI Jawa Barat dan MGM IPS SMP Kabupaten Purwakarta.

Montesquieu. 2004. L’spirit des Lois. Cambridge: Cambridge University Press.

Nastiti, Titi Sruti. 2012. “Kerajaan Sunda.” in Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (Eds).2012. Indonesia dalam Arus Sejarah II. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve in collaboration with the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia.

Noorduyn, J. & A. Teeuw. 2009. Tiga Pesona Sunda Kuno. Translated. Jakarta: Pustaka Jaya.

Permana, Rangga Saptya Mohamad. 2014. “Makna Tri Tangtu di Buana yang Mengandung Aspek Komunikasi Politik dalam Fragmen Carita Parahyangan”. MA Thesis. Bandung: Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

Pires, Tome. 2015. Suma Oriental; Perjalanan dari Laut Merah ke Cina dan Buku Francisco Rodriques. Translated. Yogyakarta: Ombak.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.