Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Kunjungan Layanan Care Support And Treatment (CST) pada Pasien Koinfeksi Tb-HIV di Balai Kesehatan Paru Wilayah Semarang

Elinda Rahmatin(1), Muhammad Azinar(2),




(1) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Layanan Care Support and Treatment (CST) adalah layanan perawatan,dukungan dan pengobatan untuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) setelah di diagnosis positif. Diakses setiap satu bulan sekali selama pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi keteraturan kunjungan layanan CST pada pasien koinfeksi TB-HIV. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan  pendekatan cross sectional dengan menambahkan kajian kualiatatif pada pasien yang tidak teratur. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 di BKPM Semarang. Sampel penelitian adalah 44 pasien koinfeksi TB-HIV. Teknik pengambilan sampel secara random sampling. Analisis data dilakukan secara uji chi-square. Hasil penelitian ini faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS menurut uji chi-square adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS (p-value=0,010), akses layanan (p-value=0,002), dan dukungan petugas (p-value=0,033). Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap terhadap layanan CST (p-value=0,127) dan dukungan keluarga (p-value=0,314). Kesimpulan ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap HIV/AIDS dan CST, akses layanan dan dukungan petugas terhadap keteraturan kunjungan layanan CST pada pasien koinfeksi TB-HIV

Care Support and Treatment (CST) is a service of caring, supporting, and medicinal treatment for people who are suffering HIV/AIDS (ODHA) after being diagnosed. Accessed once a month during treatment period. This research is aimed to comprehend what factors which influence regularity of CST service visit to patients who are coinfected TB-HIV. The study was observational analytic using cross sectional approach by adding a qualitative study toward irregular visit. This research took place in BPKM Semarang on August 2015. The sample of this research were 44 TB-HIV coinfected patients. The sampling technique in this research was random sampling. Chi-square was used in analysing the data.The result of the research showed that factors related to behavior HIV/AIDS risk based on Chi-square analysis was the understanding about HIV/AIDS (p-value=0,010), access toward services (p-value=0,002), and officer’s support (p-value=0,033). Indirect factors were attitude toward CST services (p-value=0,127) and family’s support (p-value=0,134).In conclusion, there were relation between understanding of HIV/AIDS and CST, access toward services, and officer’s supports toward the regulatity of CST service visit toward coinfected TB-HIV patients.

Full Text:

PDF

References

Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinkes Provinsi Jateng, Semarang.

Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinkes Provinsi Jateng, Semarang.

Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2014, Buku Saku Kesehatan tahun 2014, Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

Dirjen PP & PL, 2000, Penilaian Eksternal tentang HIV/AIDS, Depkes RI, Jakarta

Dirjen PP & PL, 2011, Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa, Kemenentrian Kesehatan RI, Jakarta.

KPA Jateng, 2014, Kondisi HIV/AIDS di Jawa Tengah tahun 2014, Semarang, KPA Jateng.

Notoatmodjo Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo, 2010, Promosi Kesehatan Terori & Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sukmah dkk. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pada Pasien TB Paru Di RSUD Daya Makassar. Vol. 2 No. 5 Hal 76-84.

Zulkoni Akhsin, 2011, Parasitologi, Nuha Medika, Yogyakarta

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats