Resolusi Konflik Etnis Antara Madura dan Dayak di Sampit Melalui Model Sinergi Integratif

Abdul Basit(1), Bunyamin Maftuh(2), Elly Malihah(3), Nastiti Mufidah(4),


(1) Universitas Panca Marga, Indonesia
(2) Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
(3) Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
(4) IAIN Ponorogo, Indonesia

Abstract

Perbedaan sosial ekonomi dan sosial budaya sangat berpengaruh terhadap konflik manakala faktor stereotipe negatif, kecemburuan sosial dan gesekan SARA kian tak terbendung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah terkait resolusi konflik etnis antara Madura dan Dayak pada kasus Sampit melalui model sinergi integrative. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan (library research). Adapun teknik analisis data menggunakan analisis konten atau isi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perlu adanya resolusi konflik yang melibatkan berbagai unsur mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan perwakilan dari masyarakat. Model sinergi integratif berupa rekonsiliasi, rekonstruksi dan mediasi dengan mengedepankan aspek musyawarah mufakat menunjukkan hasil yang sangat posifit dari kedua belah pihak. Penyelesaian masalah dengan sila keempat Pancasila ini menjadi bukti bahwa persoalan keberagaman masyarakat dapat diatasi dengan model sinergi integratif secara aktif dan bertanggung jawab baik secara horizontal maupun vertikal. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai tindak lanjut resolusi konflik sosial, perlu adanya edukasi berupa sosialisasi kepada masyarakat yang kurang terdidik agar tidak mudah terhasut atau terpengaruh perilaku, sikap dan ucapan orang lain. Selain itu, toleransi, tenggang rasa, saling menghargai juga menjadi penting untuk diimplementasikan secara langsung dan berkelanjutan di tengah masyarakat majemuk.

Socio-economic and socio-cultural differences greatly influence conflict when negative stereotypes, social jealousy and SARA friction are increasingly unstoppable. Based on this background, the purpose of this study is related to ethnic conflict resolution between Madurese and Dayak in the Sampit case through an integrative synergy model. This study used a qualitative approach with library research methods. The data analysis technique uses content or content analysis. Based on the results of the research, it shows that there is a need for conflict resolution involving various elements, starting from the central government, regional governments and representatives from the community. The integrative synergy model in the form of reconciliation, reconstruction and mediation by prioritizing aspects of deliberation for consensus showed very positive results from both parties. Solving the problem with the fourth precept of Pancasila is proof that the problem of societal diversity can be overcome by an integrative synergy model that is active and responsible both horizontally and vertically. The conclusions in this study indicate that as a follow-up to social conflict resolution, it is necessary to provide education in the form of outreach to less educated people so that they are not easily incited or influenced by the behavior, attitudes and words of other people. In addition, tolerance, tolerance, mutual respect are important to be implemented directly and sustainably in a pluralistic society.

Keywords

Konflik Etnis; Etnis Madura dan Dayak; Model Sinergi Integratif

Full Text:

PDF

References

Alexandra, F. (2018). Analisis Akar Konflik Sampit Melalui Teori Deprivasi. Global & Policy, 6 (2), 127-140.

Androfo, G. (2021). Komunikasi antar Budaya dalam Konflik antar Suku serta Penyelesaiannya pada Suku Dayak dan Madura di Kota Banjarmasin. (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB).

Aninsi, N. (2021). 10 Daftar Konflik Sosial di Indonesia. https://katadata.co.id/intan/berita/61b8c94075b19/10-daftar-konflik-sosial-di-indonesia diakses pada tanggal 15 Februari 2023.

Atem, A. (2022). Konflik Etnik Madura dan Melayu Sambas: Tinjauan Konflik Kekerasan Johan Galtung. Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan, 11(2), 1-16.

Bashori, K., Madjid, A., Tago, M.Z. (2012). Dinamika Konflik dan Integrasi Antara Etnis Dayak dan Etnis Madura (Studi Kasus di Yogyakarta Malang dan Sampit). Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Afkaruna, 8(1), 60-79.

Danandjaja, J. (1997). Metode penelitian kepustakaan. Jurnal Antropologi Indonesia, 52, 82–92.

David, J. & Julia. (1991). Collins Dictionary of Sociology. Glasgow: Harper Collins.

Denny, E. K., & Walter, B. F. (2014). Ethnicity and Civil War. Journal of Peace Research, 51(2), 199-212.

Gurr, R.T. (1970). Why Men Rebel. Princeton University Press.

Halawa, Y. A., Arisanty, D., Setiawan, F. A., Muhaimin, M., & Hastuti, K. P. (2022). Mapping of Potential Social Conflicts in the West Banjarmasin District in 2021. The Innovation of Social Studies Journal, 4(1), 109-119.

Hallam, G. 2018. “Creating a Connected Future Through Information and Digital Literacy: Strategic Directions at The University of Queensland Library*.” Journal of the Australian Library and Information Association 67 (1): 42–54.

Hamdani, R. (2022). Antara Etnosentrisme dan Demokrasi: Konflik Etnis Dayak-Madura. Jurnal Mengkaji Indonesia, 1(2), 100-108.

Hidayat, Y. (2013). Hubungan sosial antara etnis banjar dan etnis madura di kota banjarmasin, Jurnal Komunitas, 5 (1), 87-92.

Ida, R & Dyson, L. (2015). Konflik Sunni-Syiah dan dampaknya terhadap komunikasi intrareligius pada komunitas di Sampang-Madura. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 28, (1), 33-49

Juwanda, J., & Saffanah, W. M. (2019). Kehidupan etnis madura pasca konflik dengan etnis dayak tahun 1997 di desa pahauman kec. sengah temila kabupaten landak kalimantan barat. Maharsi, 1(02), 33-52.

Khadijah, K. (2018). Model Komunikasi Antarbudaya Etnis Madura Dan Etnis Dayak Di Desa Basawang Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Transformatif (Islamic Studies), 2(1), 100-110.

Mumtazinur, M. (2018). Konflik Etnis Dayak dan Madura dalam Masalah Hutan Kalimantan: Perspektif Green Thought. Dusturiyah: Jurnal Hukum Islam, Perundang-undangan dan Pranata Sosial, 7(2).

Nadzifah, S. (2022). Perang Sampit (Konflik Suku Dayak Dengan Suku Madura) Pada Tahun 2001. JURNAL SOSIAL Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 23(2), 14-18.

Ningsih, M.R., Alfirdaus, L.K., Sardini, N.H. (2021). Politik Etnik Pasca Konflik Madura- Dayak Di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Journal of Politic and Government Studies, 11(1), 81-93

Patdji, A. (2003). Tragedi Sampit 2001 dan Imbasnya ke Palangka Raya (Dari Konflik ke (Re)konstruksi). Jurnal Masyarakat dan Budaya, 5 (2), 14-34.

Permana, D & Ahyani, H. (2020). Implementasi Pendidikan Islam dan Pendidikan Multikultural Pada Peserta Didik. Jurnal Tawadhu, 4(1), 995-1006.

Prathama, N. A. (2017). Negosiasi Identitas Dalam Rekonsiliasi Konflik Antaretnis (Kasus: Relasi Etnis Madura dengan Etnis Dayak). Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 110-119.

Riban, S.M dan Masóed, M. (2002). Analisis alternatif kebijakan resolusi konflik antar etnis Dayak-Madura di Sampit, Kalimantan Tengah. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rosyidi, M.I. (2018). Komunikasi kelompok dalam pemberdayaan masyarakat kampung kelbung pasca konflik Madura-Sampit. Komunikasi, 12 (1), 51-62.

Ruslikan. (2001). Konflik Dayak-Madura di Kalimantan Tengah: Melacak Akar Masalah dan Tawaran Solusi. Masyarakat Kebudayaan dan Politik, 14(4), 1-12.

Sayyaf, M.A. (2023). 5 Contoh Konflik Sosial di Indonesia dan Penyebabnya, Materi Sosiologi Kelas 11 SMA. https://www.sonora.id/read/423497459/5-contoh-konflik-sosial-di-indonesia-dan-penyebabnya-materi-sosiologi-kelas-11-sma diakses tanggal 15 Februari 2023.

Sholeh, M. (2022). Konflik Muslim Madura Vs Dayak Di Sampit Serta Diskursus Kaharingan Sebagai Klaim Agama. Nusantara: Indonesian Journal of Islamic Studies, 2(1), 63-74.

Sukaryanto dan Rahayu, S.D.I.S. (2012). Penerimaan Sosial Warga Dayak Terhadap Warga Madura Di Kabupaten Kotawaringin Timur Pasca Konflik Sampit. Surabaya: Universitas Airlangga.

Suprapto, W. (2018). Relokasi Masyarakat Madura Di Singkawang Sebagai Bagian Dari Proses Resolusi Pasca Konflik Etnisitas Di Kabupaten Sambas, Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, 3 (2), 33-40.

Suryani, D. (2016). Konflik dan resolusi konflik perbandingan di Sambas dan Sampit. Jurnal Penelitian Politik, 9(1), 16.

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View Integralistik Stats