Perlunya Manajemen Pengelolaan Well Being Bagi Pendidik
Abstract
Pendidik merupakan amanah yang amat strategis dalam menunjang proses dan hasil pendidikan secara keseluruhan. Bahkan pendidik sebagai gerbang awal yang representatif dalam kondisi dan kinerja pendidikan. Pengaruh positif pendidik di dalam kelas amat sangat penting untuk menjawab tantangan pendidikan dan memandu pemikiran peserta didik yang masih sangat membutuhkan bimbingan menuju pengembangan potensi dirinya. Pendidik bukan hanya transfer of knowledge akan tetapi juga mendidik terkait dengan nilai-nilai, dimana memberikan, menanamkan, dan menumbuhkan nilai pada peserta didik. Maka dari itu, kinerja pendidik berdasar pada kompetensi dan berlandaskan kualitas kepribadian yang harus dapat terwujudkan secara nyata. Kompetensi pendidik dapat mewujudkan kemampuannya dalam kualitas kepribadian untuk berinteraksi dengan lingkungan pendidikan agar kebutuhan dan tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif. Well-Being pendidik berkaitan dengan bagaimana seorang pendidik mampu berfungsi positif secara psikologis dalam hidupnya, yang diukur dari enam aspek yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan dalam hidup serta pertumbuhan pribadi. Well-Being pendidik dapat meningkatkan kesadaran kinerjanya lebih tinggi dalam kompetensi dan kewajibannya menjadi seorang pendidik. Akan lebih baik jika well-being yang dimiliki pendidik lebih terarah dan terstruktur dengan dikelola sesuai fungsi manajemen. Dengan memiliki well-being seorang pendidik dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya.
The educator is a very strategic mandate to support the process and the result of education as a whole. Even educators as a representative early gate in educational conditions and performance. The positive influence of educators in the classroom is very important to answer the educational challenges and guide the thinking of learners who still desperately need guidance towards the development of his potential. Educators are not only transfer of knowledge but also educate related to values, which give, instill, and grow value to the learners. Therefore, the performance of educators based on competence and based on the quality of personality that must be realized in real. The competence of educators can realize their ability in the quality of personality to interact with the educational environment so that the needs and goals of education can be achieved effectively. Well-Being educators relate to how an educator is able to function psychologically positively in his life, measured from six aspects of self-acceptance, positive relationships with others, autonomy, environmental mastery, goals in life and personal growth. Well-Being educators can raise their awareness of higher performance in competence and their obligation to become an educator. It would be better if the well-being of the educator is more directed and structured with managed according to management functions. By having a well-being an educator can interact and communicate well to learners.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahmadi. (2013). Manajemen Kurikulum: Pendidikan Keca-kapan Hidup. Yogyakarta: Pustaka Ifada.
Compton, W. C. (2005). Introduction to Positive Psycholo-gy. Thomson Wadsworth.
Diener, E. (Ed.). (2009). The science of well-being: The collected works of Ed Diener (Vol. 37). Springer Science & Business Media.
Eid, M., & Larsen, R. J. (Eds.). (2008). The science of sub-jective well-being. Guilford Press.
Hadis, A., & Nurhayati, B. (2010). Manajemen Mutu Pen-didikan. Bandung: Alfabeta.
Joseph, S., & Linley, P. A. (2004). Positive Therapy: A Po-sitive Psychological Theory of Therapeutic Practice. John Wiley & Sons Inc.
Lopez, S. J., & Snyder, C. R. (Eds.). (2003). Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. Washington, DC: American Psycho-logical Association.
Mardalis (2006). Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Bumi Aksara, Jakarta.
Muchtar, H. J. (2017). Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nazir, M. (1988). Research methods. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Rusting & Larsen (1997). Extraversion, neuroticism, and susceptibility to positive and negative affect: A test of two theoretical models. Personality and individual differences, 22(5), 607-612.
Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current directions in psychological science, 4(4), 99-104.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kualitatif & kuantitatif. Penerbit Graha Ilmu, Bandung.
Seifert, T. A. (2005). The Ryff Scales of Psychological Well-Being. Wabash College: Center of Inquiry.
Zuchdi, D. (2008). Humanisasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
View Counter: Abstract - 352 and PDF - 228
Refbacks
- There are currently no refbacks.