Evaluasi Simpang Koridor Utama

Untoro Nugroho(1),


(1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstract: Position of Semarang City is evaluated in national and regional scales as a very strategic location. This strategic position generates significant impact to trafic growth, which has local and regional characteristics. Current traffic which is caused by the significant traffic growth must be reviewed continuously in order to avoid negative impacts. Significant current traffics growth without accompanied by appropriate traffic pattern arrangement will cause sufficient delay and long queue. Current traffic pattern of street can be known from the arrangement pattern of an interchange located at that street. Siliwangi interchange have four leg, North leg has degree of saturation 0.371, South leg has degree of saturation 0.467, East leg has degree of saturation 0.445, and West leg has degree of saturation 0.328. Based on these corresponding degrees of saturations at its legs, Siliwangi interchange still has an adequate degree of saturation (below  minimum requirement of 0.75). On the contrary, based on the site view, traffic in those interchange is often chocked up and traffic jam is often happened. The immediate optimalization which is needed is really leading to the existing signs functions and local coordination with other interchange near those interchange.


Abstrak: Posisi Kota Semarang ditinjau dalam skala nasional maupun regional sangat strategis. Posisi strategis tersebut menimbulkan dampak pertumbuhan lalulintas yang bersifat lokal maupun menerus cukup besar. Pertumbuhan lalulintas yang cukup besar menghasilkan arus lalulintas harus dikaji terus menerus sehingga tidak menimbulkan dampak-dampak negatif. Arus lalulintas yang cukup besar tanpa disertai pengaturan pola lalulintas yang sesuai akan menyebabkan tundaan cukup lama dan antrian cukup panjang. Pola arus lalulintas suatu ruas jalan dapat dilihat dari pola pengaturan simpang pada ruas tersebut. Simpang siliwangi memiliki empat lengan pendekat, lengan Utara mempunyai dearajat kejenuhan 0.371, lengan Selatan mempunyai derajat kejenuhan 0.467, lengan Timur mempunyai derajat kejenuhan 0.445, dan lengan Barat mempunyai derajat kejenuhan 0.328. Jika melihat derajat kejenuhan di masing-masing lengan, dapat dilihat bahwa Simpang Siliwangi masih memenuhi syarat yaitu < 0.75 derajat kejenuhannya. Namun, jika dilihat di lapangan, kondisi arus lalu lintas di simpang ini sering tersendat dan beberapa kemacetan sering terjadi. Optimalisasi yang diperlukan adalah penegakan terhadap rambu yang sudah dibuat dan koordinasi dengan simpang yang berdekatan

 

Abstrak:PosisiKotaSemarangditinjau  dalam  skalanasional  maupun  regionalsangat  strategis. Posisistrategistersebutmenimbulkan  dampak  pertumbuhan  lalulintasyangbersifatlokalmaupunmenerus   cukup  besar.  Pertumbuhan  lalulintas  yang  cukup  besar  menghasilkanaruslalulintasharusdikaji  terus  menerussehingga  tidak  menimbulkan  dampak-dampaknegatif.Arus  lalulintas yang  cukup  besartanpa  disertai  pengaturan  pola  lalulintas  yang  sesuai  akan  menyebabkantundaan  cukuplamadanantriancukuppanjang.  Polaaruslalulintassuaturuasjalandapat dilihatdari  pola  pengaturan  simpang  pada  ruas  tersebut.  Simpang  Siliwangi  memiliki  empatlenganpendekat,  lengan  Utaramempunyaiderajat  kejenuhan  0,371.  lenganSelatan  mempunyaiderajat kejenuhan0,467,  lenganTimurmempunyai  derajatkejenuhan0,445,danlenganBaratmempunyaiderajat  kejenuhan  0,328.  Jika  melihatdera

Keywords

evaluation optimalization interchange evaluasi optimalisasi simpang

Full Text:

PDF

References

A Policy on Geometric Design of Highways and Streets. 2001. American Associaton of State Highway and Transportation Officials, Washington DC.

Highway Capacity Manual. 1994. Transportation Research Board Special Report 209, Washington D.C.

Manual Kapasftas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Jakarta: Direktorat Bina Jalan Kota, Direktorat Jendral Bina Marga.

Rencana Umum Tata Ruang Kota 1995-2005. 1994. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.

Standard Specifications for Geometric Design of Urban Roads. 1992. Jakarta: Ministry of Public Work, Directorate General of Highways.

Standard Specifications for Geometric Design of Interurban Roads. 1990. Jakarta: Ministry of Public Work, Directorate General of Highways.

Wright, P.H and Dixon, K.K. 2004. Highway Engineering. USA: John Willey & Son, Inc.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.