BATA BETON BERLUBANG DARI ABU BATUBARA (FLY ASH DAN BOTTOM ASH) YANG RAMAH LINGKUNGAN

Nurul Aini Sulistyowati(1),


(1) Puslitbang Permukiman Balitbang PU Jalan Panyawungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung

Abstract

Coal ash (fly ash and bottom ash) is the waste produced by industries that use coal as a fuel source energy. Currently, the textile industry in Pekalongan city has been using coal fuel. Coal combustion waste if not dealt with seriously will be caused of environmental problems. These problems can be overcome by utilizing coal combustion waste in the manufacture of hollow block. This research uses experimental methods of making cube mortar 5 cm x 5 cm x 5 cm and hollow block 10 cm x 19 cm x 39 cm. Composition of the mix used to  cube mortar 1 PC : 8 aggregate (sand + coal ash) with aggregate percentage of 4 variations. The aggregate percentages with optimum compressive strength used to manufacture of hollow block. The compressive strength tested on age 7, 14, 21 and 28 days with repetition as much as 5 times. Testing outcomes showed that hollow block manufacture with aggregate percentages in 20 % sand + 60 % bottom ash + 20 % fly ash has compressive strength 24.15 kg/cm2 and included to IV quality and its product may be utilized for non-structural wall. TCLP test showed that hollow block using fly ash and bottom ash are classified as B3 waste has a test value  below the quality standards of established by the government.

Abu batubara (fly ash dan bottom ash) merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri yang menggunakan  bahan bakar batubara sebagai sumber energi. Pada saat ini industri tekstil di Kota Pekalongan telah menggunakan bahan bakar batubara. Limbah pembakaran batubara bila tidak ditangani dengan serius berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah pembakaran batubara dalam pembuatan bata beton berlobang. Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen pembuatan mortar kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm dan bata beton berlobang 10 cm x 19 cm x 39 cm. Komposisi campuran mortar kubus 1 PC : 8 agregat (pasir+abu batubara) dengan persentase agregat sebanyak 4 variasi. Persentase agregat dengan kekuatan tekan tertinggi digunakan dalam pembuatan bata beton berlobang. Pengujian kekuatan tekan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dengan ulangan sebanyak 5 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bata beton berlobang dengan persentase agregat 20 % pasir + 60 % bottom ash + 20 % fly ash mempunyai kekuatan tekan sebesar 24,15 kg/cm2 termasuk kedalam mutu IV dan dapat digunakan untuk dinding non struktural. Uji Total Characteristic Leaching Procedure (TCLP) memperlihatkan bahwa bata beton berlobang yang menggunakan fly ash dan bottom ash yang tergolong limbah B3 mempunyai nilai uji dibawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

 

Keywords

Fly ash; bottom ash; hollow block; TCLP; quality standards; Fly ash; bottom ash; bata beton berlobang; uji TCLP; baku mutu

Full Text:

PDF

References

America Society Testing and Material. 2008. Standard Spesification for Coal Fly Ash and Raw or Calcinated Natural Pozzolan for Use in Concrete. ASTM C618-08a. Amerika Serikat.

Badan Standar Nasional. 1989. Bata Beton untuk Pasangan Dinding. SNI 03-0349-1989. Jakarta.

Badan Standar Nasional. 2002. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A: Bahan Bangunan Bukan Logam. SNI 03-6861.104-1998. Jakarta.

Djumari. 2011. Pemanfaatan Limbah Batubara (Fly ash) sebagai Bahan Campuran Pembuatan Batako Ditinjau dari Segi Kuat Tekan dan Serapan Air. lib.unnes.ac.id/13096/. Oktober 2013.

Khaerunisa, H. “Toksisitas Abu Terbang dan Abu Dasar Limbah PLTU Batubara yang Berada di Sumatera dan Kalimantan Secara Biologi”. http://www.tekmira.esdm.go.id/kp/Batubara/toksisitas.asp. September 2012.

Loka Teknologi Permukiman Cilacap. 2010. Unit Produksi Bahan Bangunan: laporan Penelitian. Departemen ekerjaan Umum.

Munir, M. 2008. “Pemanfaatan Abu Batubara (Fly Ash) untuk Hollow Block yang Bermutu dan Aman Bagi Lingkungan”, Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Peraturan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Puslitbang Permukiman. 2007. “Pemanfaatan Limbah Abu Batubara Dalam Pembuatan Komponen Bahan Bangunan”, Laporan Akhir. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Siagian, H dan Agus, D. 2011. Pengujian Sifat Mekanik Batako yang Dicampur Abu Terbang (Fly Ash). Jurnal Sains Indonesia, Volume 35, Nomor. 1, Halaman 23- 28. Digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Article-22836-Jurna. Oktober 2013.

Steel, R.G.D dan James H. Torrie.1993. “Prinsip dan Prosedur Statistika”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sudjana. 1985. “Desain dan Analisis Eksperimen”. Tarsito. Bandung.

Sugiarto, A. 2011. Komposisi Campuran Optiumum Bata Beton Berlubang dengan Limbah Batubara dari Industri Tekstil. Jurnal Permukiman, Volume 6, Nomor 1, April 2011, Halaman 47-52.

Tjokrodimuljo, K. 2004. “Teknologi Beton”. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.