Kajian Tingkat Kerentanan Bencana Kekeringan Pertanian Di Kabupaten Demak
(1) Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP)
(2) Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP)
Abstract
Demak regency is located in Central Java province is one of the districts affected by drought (BPBDs, 2015). Whereas Demak district was ranked as the fourth as an agricultural producer in Central Java province. In Law No. 26 In 2007, Demak included in the national strategic area (Kedungsepur), so it needs to be handled more in drought-related disaster. To handling disasters, it can be evaluated from the value of disaster vulnerability. The purpose of this study was to conduct an assessment of the level of vulnerability to drought in Demak. This study uses three main variables, exposure, sensitivity and adaptive capacity. Based on the analysis the majority of the area is classified as a less vulnerable area of 57%, and there are only 28% who fall into the category of extremely vulnerable. The number of regions included in the classification are less prone to conclude that Demak less vulnerable to drought.
Kabupaten Demak yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu kabupaten yang terkena dampak bencana kekeringan (BPBD, 2015). Padahal Kabupaten Demak masuk dalam peringkat keempat sebagai penghasil pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, Kabupaten Demak masuk dalam kawasan strategis nasional (Kedungsepur), sehingga perlu adanya penanganan yang lebih terkait kebencanaan khususnya bencana kekeringan. Untuk melakukan penanganan terhadap bencana, dapat dengan melihat nilai dari kerentanan bencana pada wilayah terebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian terhadap tingkat kerentanan bencana kekeringan pada Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan tiga variabel utama yaitu keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa mayoritas wilayah masuk dalam klasifikasi kurang rentan seluas 57%, dan hanya terdapat 28% yang masuk dalam kategori sangat rentan. Banyaknya wilayah yang masuk dalam klasifikasi kurang rentan menyimpulkan bahwa Kabupaten Demak kurang rentan akan bencana kekeringan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. 2014. Kabupaten Demak dalam Angka. Demak: Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2014. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Bungin, B. Metodologi Penelitian Kuantitatif, 2004. Edisi Pertama Kencana Prenada Media Group Jakarta.
Dewanti, R., 1999. Kondisi hutan mangrove di Kalimantan Timur, Sumatera, Jawa, Bali, dan Maluku. Majalah LAPAN Edisi Penginderaan Jauh.
Harmoni, A. (2005, August). Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim. In Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005. Universitas Gunadarma.
Hisdal, H., Tallaksen, L. M., Peters, E., Stahl, K., & Zaidman, M. (2000). Drought event definition. ARIDE Technical Rep, 6.
IPCC, A. (2007). Intergovernmental panel on climate change. Climate change 2007: Synthesis report.
Murthy, C. S., Laxman, B., & Sai, M. S. (2015). Geospatial analysis of agricultural drought vulnerability using a composite index based on exposure, sensitivity and adaptive capacity. International Journal of Disaster Risk Reduction, 12, 163-171.
Panjaitan, D. (2014). Kajian Evapotranspirasi Potensial Standar Pada Daerah Irigasi Muara Jalai Kabupaten Kampar Provinsi RIAU. Jurnal APTEK, 4(1), 49-54.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 115. Sekretarian Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 115. Sekretarian Negara. Jakarta.
Sumanto. (1990). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Andi Offset.
Susenu, Weling. (2008). Pola kekeringan Pertanian di Pulau Jawa. Tugas Akhir pada FMIPA Universitas Indonesia Depok.
Sutarja, I. N., Norken, I. N., Dibia, I. N., & Prama, I. K. Kajian Akademis Master Plan Risiko Bencana Kekeringan.
Tahir, A. (2010). Formulasi indeks kerentanan lingkungan pulau-pulau kecil: kasus pulau Kasu-Kota Batam, Pulau Barrang Lompo-Kota Makasar, dan Pulau Saonek-Kabupaten Raja Ampat.
Wilhite, D. A., & Glantz, M. H. (1985). Understanding: the drought phenomenon: the role of definitions. Water international, 10(3), 111-120.
Refbacks
- There are currently no refbacks.