Pelestarian Dolanan Bocah sebagai Sarana Konservasi Budaya

Ramadhanti Putri Margayani(1), Siti Aminatun(2), Arifah Nur Fauzi(3), M. Burhan Rubai Wijaya(4),


(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang
(3) Universitas Negeri Semarang
(4) Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak

Arus globalisasi dan modernisasi teknologi sangat cepat merambat ke seluruh penjuru termasuk daerah pedesaan. Hal ini menjadikan iklim desa ikut berubah terutama dengan adanya alat komunikasi yang bernama handphone. Banyak kelebihan dan kekurangan yang didapatkan dengan adanya handphone ini, salah satu kekurangannya yaitu interaksi anak terhadap orang lain mulai berkurang karena berbagai aplikasi yang ditawarkan sangat menarik minat anak-anak seperti game online. Minat anak yang mulai bergeser ke permainan-permainan online menjadikan anak-anak meninggalkan budaya permainan tradisional. Maka dari itu untuk menjaga permainan tradisional, LINCAH (Pelestarian Dolanan Bocah) dijadikan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain untuk melestarikan budaya, LINCAH juga memiliki tujuan mengenalkan kearifan lokal kepada anak-anak. Upaya yang telah dilakukan tersebut menjadikan anak mengalihkan pandangan dari handphone meski beberapa saat. Anak mulai berinteraksi dengan teman-teman melalui permainan tradisional yang mereka mainkan secara bersama-sama seperti permainan congklak, cublak-cublak suweng, jamuran dan permainan tradisional lainnya. Permainan tradisional yang diberikan memiliki ciri khas dan makna masing-masing . Jadi anak tidak hanya bermain saja melainkan juga mendapatkan makna yang terkandung didalam permainan yang dilakukan.

Abstract

The flow of globalization and technological modernization is very fast spreading to all corners, including rural areas. This makes the village climate change, especially with the existence of a communication tool called handphone. Many advantages and disadvantages are obtained with this cellphone, one of the drawbacks is that the interaction of children with other people begins to decrease because the various applications offered are very attractive to children, such as online games. Children's interest that began to shift to online games made children leave the traditional game culture. Therefore, to maintain traditional games, LINCAH (Preservation of Dolanan Bocah) is used as an effort to overcome these problems. In addition to preserving culture, LINCAH also aims to introduce local wisdom to children. The efforts that have been made have made the child look away from the cellphone even for a while. Children begin to interact with friends through traditional games they play together such as congklak, cublak-cublak suweng, mushroom and other traditional games. The traditional games given have their own characteristics and meanings. So children don't just play but also get the meaning contained in the games they play.

Keywords: traditional games; local wisdom; cultural preservation.

Full Text:

PDF

References

Hidayat, D. (2013). Permainan tradisional dan kearifan lokal kampung dukuh garut selatan Jawa Barat. Academica: Majalah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(2).

Porosbumi.com. Pengertian Permainan Tradisional yang Benar Menurut Para Ahli. https://porosbumi.com/pengertian-permainan-tradisional/ (diakses pada 19 Maret 2019 pukul 11:47).

Purwaningsih, Ernita. (2006). Permainan Tradisional Anak: Salah Satu Khasanah Budaya yang Perlu Dilestarikan. Vol. 1 No. 1: 44.

Siagawati, M., & Prastiti, W. D. (2007). Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Tradisional Gobag Sodor.

Suyami. (2006). Kandungan Nilai Dalam Permainan Egtang dan Gobag sodor. Makalah Seminar Tevitalisasi Permainan Tradisional yang diselenggarakan oleh Jarahnitra.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Bina Desa

Jurnal Bina Desa
p-ISSN 2715-6311  e-ISSN 2775-4375

Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Support by Unnes Journals, part of the Universitas Negeri Semarang.

Unnes Logo