Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sendangmulyo Berbasis Edukasi dan Sosialisasi pada Remaja dan Ibu dari Anak Terdampak Stunting

Ayu Wulandari(1), Fauzan Amrulloh(2),


(1) Prodi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
(2) Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak

Permasalahan kesehatan merupakan hal yang perlu diperhatikan secara menyeluruh, karena memegang peranan terpenting dalam kehidupan. Salah permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia yaitu stunting. Stunting merupakan permasalah gizi kronis yang membuat tinggi balita lebih rendah dibandingkan balita pada umumnya. Stunting berdampak buruk pada penyerapan belajar anak sehingga masalah ini cukup serius dan perlu dilakukan tindak lanjut. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, Prevalensi Jawa Tengah berada di angka 27,68 persen, dan data SSGI 2021 turun tajam menjadi 20,9 persen. Penulis melakukan pengabdian di Desa Sendangmulyo, Kabupaten Rembang. Salah tujuannya yaitu mengangkat isu stunting. Menurut data yang diperoleh melalui puskesmas setempat jumlah warga yang menderita stunting sebanyak 22 orang, tergolong cukup tinggi. Oleh karenanya penulis berkerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Bulu untuk melakukan kegiatan sosialisasi mengenai stunting dan anemia karena masih berhubungan. Adanya sosialisasi dan edukasi terhadapat stunting penulis berharap angka stunting di Desa Sendangmulyo dapat menurun.

Abstract

Health problems are things that need to be considered as a whole because they play the most important role in life. One of the health problems in Indonesia is stunting. Stunting is a chronic nutritional problem that makes toddlers' height lower than toddlers in general. Stunting has a negative impact on children's absorption of learning, so this problem is quite serious and needs to be followed up. Based on the 2019 Indonesian Toddler Nutrition Status Survey (SSGBI) data, the Central Java prevalence is at 27.68 percent, and the 2021 SSGI data drops sharply to 20.9 percent. The author performs community service in Sendangmulyo Village, Rembang Regency. One of the goals is to raise the issue of stunting. According to data obtained through the local health center, the number of residents suffering from stunting is 22 people, which is quite high. Therefore, the authors are working with the Bulu sub-district health center to carry out socialization activities regarding stunting and anemia because they are still related. With socialization and education on stunting, the authors hope that the stunting rate in Sendangmulyo Village can decrease.

Keywords: Anemia; Education; Health; PHBS; Stunting

Full Text:

PDF

References

Dispendukcapil. (2018). Jumlah Penduduk Kota Semarang. http://dispendukcapil.semarangkota.go.id/statistik/jumlah-penduduk-kota-semarang/2018-06-04. Diakses pada tanggal 7 Februari 2019.

Fajriyah, N. N., & Fitriyanto, M. L. H. (2016). Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada remaja putri. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 97336.

Ika, L. and Ariati, P. (2019) ‘Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting pada Balita Usia 23-59 Bulan Risk Factors Causes Of Stunting In Toddlers Aged 23-59 Months’, VI(1), pp. 28–37.

Jatengprov.(2022).Langkah Rembang Menuju Zero Stunting. Retrieved November 20, 2022, from Jatengprov.go.id website: https://jatengprov.go.id/beritadaerah/langkah-rembang-menuju-zero-stunting/#:~:text=Disampaikan%2C%20memasuki%20catur%20wulan%20akhir,di%20Rembang%20di%20angka%2018%2C

Julia, M. (2014) ‘Faktor Sosiodemogra Fi dan Tinggi Badan Orang Tua Serta Hubungannya dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-23 Bulan’.

Kesehatan, K. (2011) ‘Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang’.

Laili, U. and Andriani, R. A. D. (2019) ‘Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting’, 5(1), pp. 8–12.

Liem, S., Panggabean, H. and Farady, R. (2019) ‘Persepsi Sosial Tentang Stunting di Kabupaten Tangerang Social Perception on Stunting in Tangerang District’, pp. 37–47.

Muarifuddin, M., Mulyono, S. E., & Malik, A. (2016). Analisis kebutuhan pengembangan desa wisata batik Kecamata Lasem Kabupaten Rembang. Journal of Nonformal Education, 2(1), 57-69.

Ners, J. and Kebidanan, D. A. N. (2018) ‘Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan Di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar 1’, pp. 268–278. doi: 10.26699/jnk.v5i3.ART.p268.

Oehadian, A. (2012). Pendekatan klinis dan diagnosis anemia. Continuing Medical Education, 39(6), 407-412.

Prastia, T. N. and Listyandini, R. (2020) ‘Keragaman Pangan Berhubungan dengan Stunting pada Anak Usia 6-24 Bulan. 8(1), pp. 33–41.

Rahmadhita, K. (2020).Permasalahan Stunting dan Pencegahannya Pendahuluan’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), pp. 225–229. doi: 10.35816/jiskh.v10i2.253.

Ramadhan, R. (2017) ‘Determinasi Penyebab Stunting Di Provinsi Aceh’.

Sampe, S. A., Toban, R. C. and Madi, M. A. (2020).Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita.11(1), pp. 448–455. doi: 10.35816/jiskh.v10i2.314.

Sumartini, E. (2020). ‘Studi Literatur : Dampak Stunting Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Erwina’, pp. 127–134.

UNNES. (2018). Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Edisi XVI. Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

Yanti, N. D. (2020).Faktor Penyebab Stunting Pada Anak: Tinjauan Literatur, 3(1).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Bina Desa

Jurnal Bina Desa
p-ISSN 2715-6311  e-ISSN 2775-4375

Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Support by Unnes Journals, part of the Universitas Negeri Semarang.

Unnes Logo