The Life of Mask Puppet in Jombang: Its Functions and Continuity
(1) Languages and Arts Faculty, UNESA Surabaya Indonesia
Abstract
Wayang Topeng di Jombang merupakan pertunjukan rakyat yang kehadirannya dibutuhkan oleh masyarakat.Seiring dengan perkembangan masyarakat wayang topeng ini mengalami kegoncangan sehingga hilang. Berbagai usaha telah dilakukan oleh seniman-seniman di Jombang hingga saat ini telah muncul kembali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi wayang topeng di masyarakat saat ini dan mengetahui kontinuitas kehidupannya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka, dan analisis interaktif sebagai model analisis datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wayang topeng di Jombang masih memiliki fungsi manifes yaitu fungsi ritual nadzar, sebagai pemberi pengalaman batin, sebagai pencari nafkah dan sebagai hiburan; serta fungsi laten yaitu pembentuk solidaritas sosial. Kehidupan wayang topeng setelah dimunculkan oleh Purwa mendapatkan tanggapan yang baik oleh masyarakat sehingga cukup eksis, namun karena proses regenerasi tidak dilakukan menyebabkan kesenian ini mati suri dan kemerosotan.Kebangkitan kembali telah dialami oleh wayang topeng di Jombang setelah ada seseorang guru SD berusaha untuk melakukan revitalisasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brandon, J.R. 1989. Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. Terj. R.M. Soedarsono. Yogyakarta : ISI.
Darsono, 2007. Budaya Nusantara. Bandung: Rekayasa Sains.
................, 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Hadi, S. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.
Haryati. 1994. “Wayang Topeng Jati Duwur di Desa Jati Duwur Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang (Studi tentang bentuk dan makna pertunjukan)”. Skripsi. IKIP Surabaya.
Herbert, R. 2000. Seni: Arti dan Problematikanya. Terj. Soedarso SP. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Holt, C. 2000.Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Alih bahasa Soedarsono. Bandung: Arti Line.
Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner: Bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Seni, Agama, dan Humaniora. Yogyakarta: Paradigma.
Kaplan, D. and Robert A. M., 2002. Teori Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kayam, U. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta : PT. Sinar Harapan.
................., 2001. Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta: Gama Media,
Koentjaraningrat. 2010. Sejarah Teori Antropologi I.Jakarta: UI Press,
................., 2010. Sejarah Teori Antropologi II.Jakarta: UI Press,
Kuntowidjojo. 1987. .Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana,
Langer, S.K. 2006. Problematika Seni. Terj. FX. Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press dan STSI Bandung Press,
Marinis, M.d. 1993. The Semiotics of Performance. Terj. Aine O’Healy. Bloomington dan Indianapolis: Indoana University Press,
Moleong, L. J. 1988. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
Murgiyanto, S. 1982/1983. Pertunjukan Topeng di Jawa: Analisis Kebudayaan. Depatremen P dan K tahun III no 2,
............., et. All (ed.) 2003. Mencermati Seni Pertunjukan I : Perspektif Kebudayaan, Ritual, Hukum.Surakarta: Program Pasca Sarjana STSI Surakarta.
Pigeaud, Th. G. 1938. Javaanse Volksvertoningen. Batavia : Volkslectuur.
Raffles, T.S. (vol. 2). 1917.The History of Java. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Ratna, N.K. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ritzer, G. 2003. The Posmodern Social Theory. Juxtapose research and Publication Study Club.
Royce, A.P. 2007. .Antropologi Tari. Terj. F.X. Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press STSI Bandung.
Rustopo, ed. 2012. Seni Pewayangan Kita: Dulu Kini dan Esok. Surakarta: ISI Press Solo,
______. 2008. Krisis Kritik: Seperempat Abad Pasca Gendon Humardani. Surakarta: ISI Press Surakarta.
Soedarsono, R.M. 1984. Wayang Wong: Drama Tari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,. Hal. 7-10.
______ and Tati N. 2011. Dramatari di Indonesia, Kontinuitas dan Perubahan. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Soelarto, B. t.th. Topeng Madura (Topong). Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.
Soetarno. 2004.Wayang Kulit: Perubahan Makna Ritual dan Hiburan. Surakarta: STSI Press,
............. 2005. Pertunjukan Wayang dan Makna Simbolis. Surakarta: STSI Solo Press.
.............. 2011. Teater Nusantara. Solo: ISI Surakarta Press.
Soetrisno. R. 1981/1982. Topeng Dalang Madura. Surabaya: Kanwil Dep P dan K Propinsi Jawa Timur.
Spradley, J.P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suanda, E. 2004.Topeng, Jakarta: LPSN.
Supriyanto. 1997. Henry dan M. Soleh Adi Pramono. Drama Tari Wayang Topeng Malang. Malang: Padepokan Seni Mangun Dharma,
Sutrisno, M. and Hendar P. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Timur, S. 1979/1980.Topeng Dhalang di Jawa Timur. Jakarta: Proyek Sasana Budaya Dirjen Bud Dep Dik Nas.
Yanuartuti, S. 2000. ”Studi Komparasi Pertunjukan Sandur Manduro di Jombang dan Sandur Nggondang di Nganjuk”. Laporan penelitian DP3M (Peneliti Muda).
______. 2002. “Perubahan Pertunjukan Topong Dheleng Rukun Perawas Dalam Kehidupan Masyarakat
di Sumenep Madura”. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.