The Role of Social Cohesion to Reduce Social Conflict in Tourist Destination Area
(1) Architecture Department, Diponegoro University, Semarang
(2) Architecture Department, Gadjah Mada University, Yogyakarta
(3) Architecture Department, Gadjah Mada University, Yogyakarta
(4) Architecture Department, Gadjah Mada University, Yogyakarta
Abstract
Ada beberapa kekhawatiran bahwa pengembangan pariwisata dapat menyebabkan daerah tujuan wisata kehilangan identitas budaya mereka termasuk kohesi sosial masyarakat. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat Borobudur sangat peduli terhadap nilai-nilai tradisional untuk mengatasi masalah yang dimunculkan pariwisata. Melalui interaksi langsung antara wisatawan dan masyarakat sebagai host tujuan wisata, banyak nilai-nilai tradisional termasuk guyub sebagai kohesi sosial masyarakat yang terkikis. Hal ini menjadi fakta bahwa setiap orang memikirkan diri sendiri mencoba untuk mengumpulkan dollar dari wisatawan sebanyak mungkin dengan mengabaikan kebersamaan/guyub sebagai prinsip dalam hubungan sosial mereka. Hal ini dapat membuat ketidakharmonisan di antara masyarakat. Untuk menghilangkan kesenjangan ini, orang mencoba mempererat tali silaturahmi dengan memberdayakan kembali kohesi sosial yang disebut “guyub” dan “gotong-royong”. Diharapkan integritas dan kekompakan dalam struktur sosial dapat selalu dipertahankan. Seiring dengan ini, mempertahankan peran kohesi sosial tradisional dari masyarakat di daerah tujuan wisata sangat penting untuk mengurangi konflik sosial.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bintarto, R. 1980. Gotong-Royong : Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Surabaya : PT. Bina Ilmu
Council of Europe. 2008. Report of the High Level Task Force on Social Cohesion in the 21st century.
Coser, L. 1964. The Functions of Social Conflict: An Examination of the Concept of Social Conflict and Its Use in Empirical Sociological Research, New York: The Free Press
Diekmann A, Preisendörfer P. Green and greenback 2003. The behavioral effects of environmental attitudes in low-cost and high-cost situations. Rationality and Society.
Fitriyani, R. 2012. Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga Dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Mehperanan Paguyuban Tionghoa Purbalingga Dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh, Jurnal Komunitas, 4(2)
House of Commons. 2004. available at: http://www.publications.parliament.uk/pa/cm200304/cmselect/cmodpm/45/45.pdf
IABD. 2006. Social cohesion in Latin America and the Caribbean - Analysis, action and coordination. Washington D.C.
Karamoy, A, Gillan D and Attashendartini H. 1983. Community Based Delivery of Social Services in Indonesia: Case Study in Kampung Kebon Kosong. Jakarta: International Development Research Centre in Cooperativeeration with The Institute for Social and Economic Research, Education and Information.
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan.Jakarta: Gramedia.
Maxwell, J. 1996. Social dimensions of economic growth. Eric John Hanson Memorial Lecture Series. University of Alberta.
Putnam, R. 1993. Making Democracy Work: Civic Institutions in Modern Italy. Princeton University Press:Princeton.
Ritzen. 2000. “Social Cohesion, Public Policy, and Economic Growth: Implications for OECD countries“, available at:http://www.oecd.org/dataoecd/25/2/1825690.pdf
Soekanto, S. 1982. Teori Sosiologi. Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tonnies, F. 1887. Gemeinschaft and Gesellschaft: A sociological view of the decay of modern society. Leipzig: Fues‘s Verlag
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.