KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH PABRIK GULA SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN PASCA G 30 S TAHUN 1965-1998
(1) SMP Negeri 3 Tirto Pekalongan
Abstract
The presence of labor in the sugar industry was once used as a political tool during the conflict in 1965 and became the party that is often neglected in the subsequent period between the years 1965-1998. On the one hand, sugar factory was one of plantation sectors having crucial position as one of development achievement of the new order government, because it increased income. It is an irony to see that workers having a vital role for the development of the country's economy but rather their fate are often not addressed by the state. Fundamental problems that later emerged in the life of labor is poverty, but the truth of this argument needs to be proved through research in order to obtain accurate answers.
Keywords: Labor, sugar factory, event G 30 S
Â
Â
Keberadaan buruh di pabrik gula menjadi salah satu alat politik pada tahun 1965 dan menjadi tersisih pada masa berikutnya pada tahun 1965-1998. Di satu sisi, pabrik gula menjadi salah satu sektor perkebunan yang memiliki posisi penting sebagai salah satu capaian pembangunan pada masa pemerintahan Orde Baru, karena posisinya penting dalam meningkatkan pemasukan dalam negeri. Hal ini sangat ironi ketika melihat peran pekerja yang memiliki posisi penting dalam pembangunan ekonomi, tetapi sering kali tidak diperhatikan oleh pemerintah. Permasalahan utama yang muncul dalam kehidupan buruh adalah kemiskinan, tetapi permasalahan ini membutuhkan pembuktian melalui penelitian untuk menemukan jawaban yang tepat.
Â
Kata kunci: buruh, pabrik gula, peristiwa G 30 S
Â
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.