MASJID JAMI’ PITI MUHAMMAD CHENG HOO PURBALINGGA: REFLEKSI AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT PURBALINGGA

  • Risca Damayanti Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
  • Triyanto Triyanto Prodi Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
  • Muh. Ibnan Syarif Prodi Pendidikan IPS Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Abstract

Masjid Cheng Hoo Purbalingga memiliki bentuk yang unik dan menarik, serta berada di tengah-tengah muslim Jawa yang secara umum memiliki kepercayaan/keyakinan dan budaya berbeda dengan muslim Cina Purbalingga. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini: (1) bagaimana perwujudan akulturasi pada bentuk masjid; (2) bagaimana pola-pola hubungan dan keterlibatan muslim Jawa dan Cina; dan (3) bagaimana fungsi Masjid Cheng Hoo Purbalingga. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan interdisiplin (sosial, budaya, dan seni). Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Pemeriksaan data dengan triangulasi, member checking, dan rich and thick description. Prosedur analisis data dengan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Cheng Hoo Purbalingga merefleksikan akulturasi budaya pada masyarakat Purbalingga. Refleksi tampak pada hal-hal sebagai berikut. Pertama, Masjid Cheng Hoo Purbalingga benar-benar hasil akulturasi budaya, yaitu antara nilai-nilai Islam, unsur budaya Arab, Jawa, Cina, dan Hindu. Kedua, terdapat pola-pola hubungan dan keterlibatan muslim Jawa dan Cina dalam memunculkan gagasan tentang Masjid Cheng Hoo Purbalingga berkaitan dengan pengembangan ide/gagasan, pendirian, dan pemilihan nama masjid, baik yang berada di dalam maupun luar Purbalingga. Ketiga, Masjid Cheng Hoo Purbalingga memiliki fungsi berkaitan dengan ekspresi, fungsi individu, sosial, dan budaya.

Published
2017-02-28
Section
Articles