PENGARUH JUMLAH OBYEK WISATA, JUMLAH HOTEL, DAN PDRB TERHADAP RETRIBUSI PARIWISATA KABUPATEN / KOTA DI JAWA TENGAH
Abstract
Abstrak
___________________________________________________________________
Sektor industri pariwisata sebagai salah satu sektor yang diandalkan bagi penerimaan daerah maka pemerintah Provinsi Jawa Tengah dituntut untuk dapat menggali dan mengelola potensi pariwisata yang dimiliki. Industri pariwisata dapat dikembangkan sebagai usaha untuk mendapatkan sumber dana melalui terobosan - terobosan baru dalam upaya membiayai pengeluaran daerah melalui retribusi yang didapatkan dari masing-masing obyek pariwisata di tiap daerah.Hasil dari penelitian ini adalah koefisien positif dari jumlah obyek wisata adalah 1043949 yang berarti jika jumlah obyek wisata mengalami peningkatan sebesar 1 obyek wisata maka retribusi naik 1.043.949 rupiah. Koefisien positif dari jumlah hotel sebesar 53776,97 yang berarti apabila jumlah hotel mengalami peningkatan sebesar 1 unit maka retribusi naik sebesar 53.776,97 rupiah. Sedangkan koefisien positif dari PDRB sebesar 0,670079 yang berarti apabila PDRB wilayah mengalami peningkatan sebesar 1 maka retribusi naik sebesar 0,67 rupiah. Ketiga variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan retribusi pariwisata.
Berdasarkan temuan tersebut, saran yang dapat disampaikan untuk meningkatkan retribusi pariwisata di kabupaten/kota adalah pemerintah daerah maupun provinsi harus bersinergi dalam upaya memaksimalkan variabel jumlah obyek wisata, jumlah hotel dan PDRB dalam kondisi selalu terjadi peningkatan agar pendapatan retribusi obyek pariwisata selalu mengalami peningkatan dan akan berimbas pada kondisi perekonomian tiap daerah yang selalu meningkat.
Abstract
______________________________________________________________
Tourism industry as one of the sectors that relied on the government for the reception area of Central Java is required to be able to explore and manage potential owned tourism . Tourism industry can be developed in an effort to obtain funding sources through breakthrough - a breakthrough in efforts to finance spending through local levies obtained from each tourism activity in each region .The results of this study are positive coefficients of the number of tourist attraction is 1043949 which means that if the number of attractions has increased by 1 tourist attraction then levy rose 1,043,949 rupiah. Positive coefficient of hotel amounted to 53776,97 which means that if GDP region increased by 1 unit , the levy increased by 53776,97 rupiah. Positive coefficient of GDP amounted to 0,670079 which means that if GDP region increased by 1, the levy increased by 0,670079 rupiah. These three variabels together did affect the tourism levy revenue.Based on these findings , suggestions can be submitted to increase tourism levy county / city is the provincial local government and must work together in an effort to maximize a variabel number of attractions , hotels and GDP in a number of conditions that is always an increase in revenues of tourism levy and will always increase impact on the economic conditions of each area is increasing .References
Ajija, Shochrul R,dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Austriana, Ida. 2005, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisataâ€, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2012. Jawa Tengah Dalam Angka 2012. Semarang : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
Devas, N., Brian Binder, Anne Booth, Kenneth Davey and Roy Kelly.1989.
Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, (terjemahan oleh Masri Maris), Jakarta : UI- Press.
Dimyati, Adim. 2004. “Mendorong Perekonomian Dengan Pariwisata?“ (skripsi)â€. Semarang : Universitas Diponogoro.
Gafur, Juliafitri. 2005. “ Pengaruh Obyek Wisata, Hotel, Hiburan, dan Restoran terhadap PAD di daerah Kota Bitung†(skripsi)â€. Semarang : Universitas Diponogoro.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York : Mc Graw Hill,.
Harits, Benyamin. 1995. “Peran Administrator Pemerintah Daerah, Efektifitas Penerimaan Retribu si Daerah Pemda Tingkat II Se-Jawa Baratâ€, Prisma No. 4, Tahun XXIV, 81 – 95.
Karisma, Widya. 2012. “ Analisis Peran Industri Daerah terhadap PAD Kabupaten Wonosobo. (skripsi)â€. Semarang : Universitas Diponogoro.
Koho. 2001. “Prospek Otonomi Daerah di Negara RIâ€. Cetakan ke 5 Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
McQueen, Jim. 1998. Development of a Model for User Fees, “A Model on Policy Development in Creating and Maintaining User Fees for Municipalitiesâ€, MPA Research Paper, Submitted to: The Local Government Program, Dept. of Political Science, The Univ. Western Ontario, Aug. 1998, 1-23.
Munawir, S. 1997. Perpajakan, Liberty, Edisi Kelima Cetakan Kedua. Yogyakarta
Qadarrochman, Nasrul. 2010. “Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata Di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (skripsi)â€. Semarang : Universitas Diponogoro.
Pendit, S Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuang Pengantar Perdana. . Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Pendit, S. Nyoman.1990. Inventarisasi Industri Pariwisata Indonesia, Indonesia dalam Era Globalisasi, Jakarta. : Bank Summa.
Soekadijo,R.G., 2000, Anatomi Pariwisata, Jakarta : Gremedia Pustaka Utama
Spillane, James J. DR. 1987. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta,
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Wahab, Salah. 2003. Tourism Management. Jakarta : Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka A.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : PT.Angkasa.