Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji masalah perkembangan, proses produksi, dan proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Data yang sudah diperoleh dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian data, dan verivikasi. Hasil penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, perkeramikan pada Sanggar Mustika Klampok mengalami perkembangan yang signifikan dari jenis hingga motif hiasnya. Kedua, proses produksi keramik pada Sanggar Mustika terdiri dari tujuh tahapanyakni tahapan pencarian bahan baku, tahapan penyaringan tanah, tahapan pembentukan, tahapan penjemuran, tahapan pengamplasan, tahapan pembakaran, dan tahapan pewarnaan. Ketiga, proses enkulturasi pada Sanggar Keramik Mustika berlangsung terhadap generasi kedua keluarga Soeparyo dengan melalui pendidikan informal dalam keluarga menggunakan pelaziman (conditioning), imitasi atau peniruan (modelling), dan internalisai (internalization/learning to cope) yang dimulai sejak mereka kecil hingga dewasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Pertama, bagi pemerintah Kabupaten Banjarnegara disarankan untuk menjadikan keramik sebagai materi muatan lokal di sekolah-sekolah formal sehingga para kaum muda memperoleh pengetahuan mengenai dunia perkeramikan. Kedua, untuk Sanggar Keramik Mustika untuk lebih menjaga dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan sejarah sanggar. Ketiga, bagi masyarakat Desa Klampok untuk lebih peduli dengan kelestarian Keramik Klampok dengan membelajarkan kepada generasi muda agar Keramik Klampok tidak punah.