Abstract
Dongeng merupakan salah satu bentuk pewarisan nilai dan konsep hidup yang diyakini untuk dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku. Dongeng diciptakan sebagai hiburan namun dongeng dapat menjadi satu alat pendidikan budi pekerti. Minat masyarakat terhadap dongeng mengalami penurunan sehingga memerlukan upaya pelestarian. Batik tidak terbatas hanya sebagai sandang namun dapat sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan estetis dapat dikatakan batik sebagai seni lukis batik. Batik sebagai media seni lukis batik masih jarang diminati. Oleh sebab itu penulis membuat proyek dongeng timun emas sebagai tema peciptaan karya seni lukis batik. Media yang digunakan penulis berupa bahan kain prima, pewarna (indigosol, naptol dan remasol), lilin atau malam dan soda abu. Sedangkan, alat yang digunakan yakni alat tulis, canting, wajan kecil, kompor dan tusuk kayu serta menggunakan proses pembuatan batik tulis. Proses pembuatan karya meliputi konseptualisasi gagasan dan visualisasi gagasan dalam bentuk sket dan desain pada kertas A4 lalu dipindah pada kain dibantu dengan perbandingan sekala, kemudian pecantingan, pewarnaan dan pelorodan. Proyek studi ini menghasilkan sebelas karya dengan menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam dongeng timun emas. Karya tersebut digambarkan dengan gaya dekoratif dengan karakter tokoh mendekati karakter wayang. Kesebelas karya tersebut memiliki nilai-nilai yang positif yakni tentang kesabaran, kerjakeras dan keberanian.