Abstract
Dewasa ini akibat pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi, nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat khususnya para generasi muda semakin menghilang dikarenakan kurangnya lembaga pendidikan formal yang mengenalkan kearifan lokal dalam muatan pembelajaran kepada peserta didiknya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan selayang pandang wayang suket Purbalingga (2) Mendeskripsikan potensi pemanfaatan wayang suket pada pembelajaran seni rupa dan (3) Mendeskripsikan peluang pemanfaatan wayang suket pada pembelajaran seni rupa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan model penelitian berupa model campuran tidak berimbang (concurrent embedded design) dengan pendekatan kualitatif sebagai metode primer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Wayang suket merupakan karya seni yang terbuat dari rumput kasuran dengan pedoman wayang kulit purwa gagrak Banyumasan karena mengikuti asal daerah yang letaknya adalah di wilayah Purbalingga. (2) Potensi pemanfaatan wayang suket pada pembelajaran seni rupa dihubungkan dengan KD-3 yaitu memahami wayang suket Purbalingga dan KD-4 berupa membuat wayang suket Purbalingga pada kelas VII. (3) Berdasarkan hasil kuesioner terhadap guru seni budaya, peluang pemanfaatan wayang suket pada pembelajaran seni rupa ditinjau dari muatan lokal, kompetensi guru, dan sarana prasarana sekolah menunjukan kualifikasi yang sangat baik. Selanjutnya, ditinjau dari kebijakan pendidikan di Kabupaten Purbalingga, wayang suket memiliki kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 Pasal 12 Ayat 1.