Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan

  • Elisa Diyah Purwaningrum Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Arulita Ika Fibriyana Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Aborsi spontan adalah pelepasan produk konsepsi dengan alasan tertentu pada atau sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram yang terjadi secara tidak sengaja. Kasus abortus spontan yang terjadi di RSUD Kabupaten Temanggung mengalami tren meningkat pada tiga tahun terakhir yaitu 7 abortus spontan per 100 kelahiran hidup pada tahun 2013, 17 abortus spontan per 100 kelahiran hidup pada tahun 2014 dan 20 abortus spontan per 100 kelahiran hidup pada tahun 2015. Abortus spontan merupakan pengeluaran hasil konsepsi oleh akibat tertentu yang berlangsung tanpa disengaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian abortus spontan. Jenis penelitian yaitu survei analitik dengan desain kasus kontrol. Hasil penelitian diketahui bahwa riwayat graviditas (p=0,025), jarak kehamilan (p=0,01), umur ibu (p=0,014), riwayat abortus (p=0,001), riwayat paparan asap rokok (p=0,033) dan usia menikah (p=0,001) berhubungan dengan kejadian abortus spontan. Sedangkan usia menarche (p=0,116), riwayat ibu bekerja (p=0,371), riwayat penyakit (p=0,639), sifat kehamilan (p=0,152) dan riwayat status gizi (p=0,648) tidak berhubungan kejadian abortus spontan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian abortus spontan di RSUD Kabupaten Temanggung tahun 2015-2016 yaitu riwayat graviditas, jarak kehamilan, umur ibu, riwayat abortus, riwayat paparan asap rokok dan usia menikah.

Kata kunci: Aborsi spontan, faktor risiko

Spontaneus abortion is a release of the product of conseption for certain reasons at or before 20 week’s gestation or fetal weight less than 500 grams that happened accidentally. There was an increasing trend of spontaneous abortion’s cases in RSUD Temanggung in last three years, 7 cases per 100 livebirth at 2013, 17 cases per 100 livebirth at 2014 and 20 cases per 100 livebirth at 2015. The purpose of this research was to identify risk factors of sontaneous abortion. Type of this research is analitical survey with case-control design. The result showed that history of gravidity (p=0,05), interpregnancy interval (p=0,01), maternal age (p=0,014), history of abortion (p=0,001), history of smoke exposure in pregnant woman (p=0,033), and marriage age (p=0,001) were associated with spontaneous abortion. But menarcheal age (p=0,116), history of mother’s employment (p=0,371), hospital sheet (p=0,639), nature of pregnancy (p=0,152) and history of nutritional status (p=0,648) were not associated with spontaneous abortion (p>0,05). From this studi we can conclude that risk factors related to spontaneous abortion in regional hospital of Temanggung were history of gravidity, interpregnancy interval, maternal age, history of abortion, history of smoke exposure in pregnant woman and merriage age.

Keywords: Spontaneous abortion, risk factors

Published
2017-08-04
How to Cite
Purwaningrum, E., & Fibriyana, A. (2017). Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(3), 84-94. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/higeia/article/view/15977
Section
Articles