Kejadian Autism Spectrum Disorder pada Anak di Kota Semarang
Abstract
Autisme merupakan suatu kelainan perkembangan otak dengan ciri berupa hambatan interaksi sosial baik verbal maupun non-verbal. Provinsi Jawa Tengah diketahui memilki 2.088 siswa SLB laki-laki dan 1.492 siswa SLB perempuan. Data dari BP-DIKSUS menunjukkan Kota Semarang mempunyai jumlah siswa autisme tertinggi ketiga di Jawa Tengah, setelah Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian Autism Spectrum Disorder pada anak di Kota Semarang. Jenis penelitian yaitu survei analitik dengan desain kasus-kontrol. Sampel berjumlah 88 orang dengan 44 kasus dan 44 kontrol yang diambil dengan cara purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR (p=0,015), riwayat perdarahan antepartum (p=0,001), riwayat preeklamsi (p=0,031), riwayat kelahiran prematur (p=0,010), riwayat persalinan tindakan (p=0,000), riwayat stress kehamilan (p=0,001), dan riwayat konsumsi obat antidepresan (p=0,001) berhubungan dengan kejadian Autism Spectrum Disorder pada anak. Sedangkan riwayat asfiksi (p=0,120) dan riwayat partus lama (p=0,121) tidak berhubungan dengan kejadian Autism Spectrum Disorder pada anak. Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko kejadian Autism Spectrum Disorder pada anak di Kota Semarang tahun 2018 yaitu BBLR, riwayat perdarahan antepartum, riwayat preeklamsi, riwayat kelahiran prematur, riwayat persalinan tindakan, riwayat stress kehamilan, dan riwayat konsumsi obat antidepresan.